10

1K 94 1
                                    

Happy Reading..



















Lay membaring Hera perlahan di atas ranjang. Pria itu kini bisa melihat tangisan Hera yang menyedihkan dari matanya, karena selama perjalanan menuju kamarnya , Lay mendengar isak tangis gadis itu di pundaknya. Tapi dirinya tak berani berucap sekedar bertanya, Lay cukup tahu apa yang tengah gadis itu rasakan sekarang.

"Aku akan mengambil peralatanku dulu untuk memeriksamu." Ucap Lay .

Tapi Hera justru menahan tangan dokter cina itu dengan cepat. Dengan gelengan kepala , Lay paham bahwa Hera masih merasa ketakutan, terlebih lagi dirinya tengah sendirian sekarang jika Lay pergi. Baekhyun bahkan tidak menyusulnya meski hanya sekedar memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja atau tidak.

Lay marah , jelas. Tapi sebisa mungkin pria cina itu meredam segala emosinya saat ini. Akan ada waktu yang tepat untuk sekedar memukul Baekhyun jika memang di perlukan meski hanya sebagai pelampiasan kekesalannya yang telah memuncak.

"Apa kau baik-baik saja ? Katakan padaku jika ada yang sakit."

"Aku baik-baik saja." Jawab Hera lirih.

Genggaman di tangannya masih sangat kuat untuk menahan Lay agar tak meninggalkannya.

"Istirahatlah aku akan menemanimu di sini." Dengan memakaikan selimut pada tubuh Hera.

Lama gadis itu melamun dengan tangan yang masih menggenggam kuat Lay, kedua matanya pun memejam dengan perlahan. Tangisan yang sedari tadi masih menghiasi wajah cantik Hera membuat Lay tak kuasa untuk tidak mengusap tangan Hera hangat mencoba menenangkan gadis itu. Lay tahu itu tidak membantu sama sekali tapi setidaknya memberi ketenangan yang hanya sementara mungkin saja masih bisa di terima gadis itu , walau dalam hati Hera, Baekhyun adalah pria yang tepat untuk situasi gelisah Hera saat ini.

Baekhyun melihat semuanya, bagaimana gadisnya terluka dan juga ketakutan. Seharusnya dirinya bisa berada di sana memeluk gadisnya memberi kehangatan dan juga ketenangan tapi hatinya tengah tersakiti saat ini, Baekhyun takut dirinya tak mampu mengendalikan emosi amarahnya yang justru semakin membuat Hera nantinya akan ketakutan. Jadi dirinya hanya mampu menatap keduanya dari balik pintu ruangan Hera.

"Mianhe" gumamnya sebelum dirinya meninggalkan rumah sakit.




⚘⚘⚘




Chanyeol tak henti-hentinya tersenyum kepada siapapun yang menatapnya kagum. Bahkan Hyujin yang berada di sampingnya pun hanya bisa mendengus sebal karena kelakuan mantan kekasihnya itu.

Tebar pesona. Satu kata yang menggambarkan Chanyeol yang tengah tersenyum kepada semua orang. Salahkan Hyujin yang membuat dirinya berubah total seperti saat ini, meski hanya tatanan rambutnya saja yang di rubah, tapi memang dasar Chanyeol pria yang tampan jadi mau di rubah sedikit bagian manapun tetap saja tampan bahkan ketampanannya langsung meningkat akibat perubahan kecilnya itu.

"Bisakah kau berhenti tersenyum seperti itu ?" Lirih Hyujin kesal.

"Apa kau sedang cemburu ?" Goda Chanyeol.

Hyujin langsung menatap tajam Chanyeol dengan wajah yang semakin kesal. Dalam situasi seperti ini bisa-bisanya pria Park itu masih mengejeknya.

"Lupakan.. lagipula untuk apa aku cemburu ? Kau bukan kekasihku lagi tuan."

Chanyeol tersenyum dan mengangguk-anggukan kepala mencoba untuk tidak berdebat lebih jauh lagi dengannya.

Lama mereka menunggu pesanan, pada akhirnya seorang pelayan wanita membawa nampan berisi pesanan Chanyeol dan juga Hyujin. Tapi setelah meletakkan semua pesanan itu di atas meja. Pelayan itu meminta tolong pada Chanyeol untuk menandatangani saputangan miliknya dan meminta foto berdua dengannya.

Breathin [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang