30

676 49 3
                                    

"Makanlah selagi hangat, aku akan meninggalkan kalian berdua." Ramahnya setelah menghilang di balik pintu meninggalkan ruangan.

"Kenapa kau bisa berada di Busan ? Dimana Baekhyun ?" Tanya Lay mulai berbicara.

"Dia mengusirku."

"Apa ?!! Bagaimana bisa dia mengusirmu ? Kau yakin Baekhyun yang mengusirmu ? Bukan komisaris ?"

Hera menghela nafas sejenak , menegak 1 gelas soju dalam sekali tegak. "Bahkan komisaris jauh lebih baik dalam mengusirku." Terkekeh geli pada dirinya sendiri.

Lay masih tidak mengerti dengan situasi yang baru saja terjadi, mendengar gadis sebaik dan sepolos Hera harus kembali terkena masalah yang teramat berat dalam hidupnya, terlebih lagi yang Lay tau Baekhyun adalah satu-satunya pria yang menjadi sandarannya selama ini.

"Apa Hyujin tahu ?"

"Kenapa kau justru bertanya tentang Hyujin ?"

"Dia sahabatmu kan ? Akan jauh lebih baik dia tahu kau di sini.. jika kau hanya sendiri aku mengkhawatirkanmu." Hera terkekeh.,

"tenang saja. Ini bukan pertama kalinya aku di usir"

"Ya memang, tapi kau justru berakhir koma di rumah sakit waktu itu" Lay benar-benar menyindir Hera mencoba mengingat tentang kejadian yang pernah menimpanya.

"Maafkan aku." Lirihnya seraya menunduk. Semua memang salahnya sampai saat inipun mungkin memang masih menjadi kesalahannya. Tapi dirinya tidak terlalu paham di mana letak kesalahan itu.

Bagi Hera mencintai Baekhyun juga adalah kesalahan. Sejak awal seharusnya memang dirinya tidak perlu menerima cinta pria itu jika pada akhirnya dirinya pula yang tersakiti seperti saat ini.

⚘⚘⚘

Hyujin mengeratkan coat yang di pakainya lebih erat lagi demi menangkis rasa dingin yang langsung menyerangnya kala dirinya keluar dari gedung apartementnya.

Ini masih terlalu pagi untuk ukuran seseorang pergi bekerja, terlebih lagi matahari belum sepenuhnya muncul. Hyujin terpaksa harus bangun lebih pagi karena pesan masuk yang tiba-tiba menghubunginya dari seseorang untuk memintanya bertemu di taman kota tak jauh dari sana.

Bahkan sang suami, Park Chanyeol masih betah bergelung selimut tebal di atas ranjangnya meski sang istri Hyujin sudah tidak ada lagi di sampingnya. Tidak perlu membangunkan Chanyeol jika hanya akan pergi sebentar , toh dirinya tidak akan pergi jauh dari apartementnya jadi hanya mengecup kening Chanyeol sebagai bentuk pamitnya adalah hal yang di lakukan Hyujin beberapa menit lalu.

Sepi dan sunyi. Tentu saja, ini masih pukul 5 pagi, orang-orang akan berolahraga minimal di jam pukul 6 pagi, dan ini masih terlalu dini hari.

"Kau datang ?" Sapanya membuat Hyujin menolehkan kepalanya.

"Ada apa kau memintaku bertemu ?" Hyujin tidak suka berbasa basi jadi dirinya langsung menanyakan apa yang menjadi tujuannya agar bisa lebih cepat kembali sebelum Chanyeol menyadari tidak adanya dirinya di samping ranjangnya.

"Aku juga harus pergi ke bandara setelah ini." Ucapnya.

Keduanya terdiam bersama, sebelum gadis itu kembali menghela nafas dan melanjutkan apa yang menjadi tujuannya.

"Aku akan melakukan perjalanan bisnis setelah ini. Aku tidak tau kapan akan kembali ke korea setelah menyelesaikan pekerjaanku. Jadi sebelum itu aku hanya ingin mengatakan terima kasih dan tolong maafkan aku." Jelasnya seraya membungkuk, membuat Hyujin sontak menahan tubuh gadis itu untuk tidak memberi hormat semacam itu padanya.

Breathin [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang