11

827 78 2
                                    

BUGH!!!

BUGH!!

BUGH!!

suara pukulan itu menggema nyaring terdengar di dalam ruangan yang cukup luas dan sedikit gelap. Hanya sebagian tempat saja lampu di sana hidup karena di perlukan. Seperti saat ini terlihat, ketika lampu putih menyala hanya pada ruangan yang di jadikan sandera dan saksi bisu di mana seorang pria berparas tampan dengan masih menggunakan setelan jas yang terbilang mahal tapi suduh lusuh akibat kotoran debu dan jejakan dari sepatu para preman di sana yang memukulinya hingga babak belur. Bahkan wajahnya pun sudah banyak yang terluka dan mengeluarkan darah akibat pukulan.

Ada lebih dari 10 orang pria bertubuh kekar di sana. Di sebut preman pun tak mencerminkan preman, karena sekelompok pria di sana juga menggunakan jas yang tak kalah rapi dengan pria yang sudah terkapar di lantai meski masih berusaha untuk bangkit melawan.

Seorang pria yang di yakini sebagai pemimpin memberi perintah untuk berhenti. Hingga beberapa pria yang menyerang itu pun patuh dan segera memberi jalan bagi bos nya.

"Masih tidak tahu apa kesalahanmu ?" Pria itu menyeringai seolah mengejek.

"KIM SUHO !!!"teriaknya marah akibat ejekan yang sengaja di tunjukkan Suho dari wajahnya.

"Aku tidak melakukan kesalahan apapun asal kau tahu." Suho berusaha bangkit berdiri meski tubuh dan kakinya sangat terasa sakit hampir patah akibat pengroyokan secara brutal. Jika Suho mampu melawan akan di pastikan semua orang di sana mati di tangan pria itu, tapi sayang tubuhnya tak memiliki cukup daya lagi untuk sekedar melawan. Yang pria itu harapkan hanya berdoa pada Tuhan agar hari ini bukanlah hari terakhir dirinya bernafas.

"Ternyata kau tidak takut padaku."

"Aku tak pernah takut padamu Johnny" sinis Suho.

Johnny hanya menatap Suho nyalang, pria itu sangat benci jika ada korban darinya yang justru masih berani melawannya meski korban itu telah terluka parah. Tantangan yang menarik bagi Johnny, jadi yang pria itu lakukan hanya menyeringai sinis dan menyuruh kembali anak buahnya untuk menyerang Suho kembali.

Tak sampai 1 detik tubuh Suho yang semula tertatih berdiri kini kembali terjatuh kembali akibat penyerangan yang terjadi. Erangan kesakitan yang keluar dari mulut Suho menambah gema semakin terdengar di antara gema pukulan tak manusiawi dari para pria di sana.

Hingga deringan ponsel Johnny berdering membuat pria itu lebih memilih menjauh dari arena penyerangan agar dapat terdengar jelas.

"Kau sudah mengurusnya ? "

"Komisaris tak perlu khawatir , aku pastikan dia mendapatkan hukumannya."

"Jangan sampai dia mati, aku hanya memintamu menghukumnya tidak dengan membunuhnya . Kau mengerti" tegasnya.

"Nde"

"Pastikan kau tetap melapor padaku." Tutupnya sebagai kalimat terakhir sebelum telepon itu diakhiri.

Johnny tersenyum sinis.

Ini akan sangat menarik, batinnya .



⚘⚘⚘



1 Minggu setelahnya..

Lagi-lagi Hera mengabaikan jam makannya dan juga obatnya, Lay bahkan tidak lagi segan-segan berteriak marah pada gadis yang baru beberapa minggu terakhir ini di kenalnya setelah gadis bermarga Shin itu tersadar dari komanya. Ceramahnya bahkan sudah kebal di telinga Hera, ini sudah hampir seminggu setelah kejadian di mana gadis itu teraniaya menjadi korban lagi setelah 1 tahun berlalu. Lay pikir gadis bernama Hera mungkin hanya akan diam dan melamun seperti sifat awalnya setelah terbangun dari koma , tapi dugaan dokter cina itu berbeda kini Hera bahkan seperti gadis yang urakan dan bar-bar. Sulit diatur dan jangan lupakan keras kepalanya. Lay bahkan sering mengerang frustasi jika sudah ada perawat yang masuk ke ruang kerjanya hanya untuk melapor tentang kelakuan Hera.

Breathin [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang