12:[Prosesi Siraman]

2.3K 118 0
                                    

Pagi-pagi buta Raida terbangun, gadis itu memakai kerudung instannya dan berjalan keluar kamar. Betapa tersentaknya ia melihat suasana rumah yang mulai ramai oleh keluarga besar Raida yang kemarin malam baru datang dari Bandung, kota asalnya.

Raida menghela nafas, dan tersenyum. Ini adalah hari terakhir masa lajangnya, dan besok ia akan berganti status. Rasanya begitu berdebar bila memikirkan hal itu bagi Raida.

"Adek, ngapain bengong di tangga?" Lamunan Raida buyar oleh kedatangan Faiz, kakak sepupunya.

"Euh, nggak ko. Hmm Bunda di mana ya?"

Faiz mengedikan bahunya, "tidak tahu. Mungkin di kamar mandi sedang ambil air wudhu."

"Oh, yaudah aku juga mau siap-siap buat sholat subuh dulu." Raida berlalu, sedangkan Faiz menggelengkan kepala melihat tingkah adik sepupunya itu.

Tak lama azan berkumandang begitu syahdu, melerai kedinginan dini hari ini, menggetarkan jiwa-jiwa yang penuh ampunan. Orang-orang yang ada di rumah bersiap-siap melaksanakan sholat secara berjamaah di musholah pribadi, kecuali lelaki yang berbondong ke masjid kompleks.

Ingin sekali Raida menangis di setiap sujud sholat, namun seperti tertahan. Tak lupa setelah sholat diadakan doa bersama, meminta kelancaran acara siraman kali ini dan juga diberi kesehatan untuk semuanya.

Sholat berjamaah pun selesai, para sanak keluarga memakan sarapan yang sudah dibuat bersama tadi sebelum sholat dilaksanakan. Begitu harmonisnya, tawa serta godaan untuk Raida selalu saja terlontar. Biasalah namanya juga calon pengantin.

Sekitar pukul tujuh, acara siraman dimulai. Ada beberapa tahap yang harus dilewati. Prosesi pertama ialah ngecagkeun aisan, yaitu di mana Raida akan digendong oleh sang ayah dari kamar, sementara sang bunda berjalan di depan seraya membawa lilin.

Dilanjut dengan prosesi ngaras, di mana Raida membasuh kaki kedua orang tuanya seraya sungkeman dan di situ terjadilah haru tangis.

"Bun, Yah, Raida mohon maaf. Terimaksih sudah mengurus Raida dari lahir hingga sekarang, tanpa kalian mungkin Raida tidak akan lahir di dunia ini," tuturnya dengan segukan. "Berikan restu serta ridho kalian terhadap rumah tangga yang akan di jalani oleh, Raida dan bimbing Raida ketika salah dalam melaksanakan tugas sebagai seorang istri."

Usai itu, prosesi inti yaitu siraman dimulai. Awalnya air itu dicampur dengan air basuh kaki serata kembang tujuh rupa dan lain-lain, lalu diguyur oleh kedua orang tua serta para keluarga lain. Menurut orang jaman dulu ini merupakan perumpamaan bahwa sang calon mempelai wanita akan suci lahir dan batin setelah melakukan siraman.

Lanjutan acara dilaksanakan setelah gadis itu mengganti pakaian, pertama Raida akan disuapi makanan oleh kedua orang tuanya, ini bagai arti suapan terakhir untuk Raida. Air matanya terus menderai disetiap prosesi.

Terakhir, adalah memotong sehelai rambut Raida dan menguburnya, yang biasa di sebut tanah rambut. Penguburan rambut ini bermakna sebagai membuang masa lalu mempelai yang dirasa kurang baik.

Sudah selesai pun acara itu, Raida dan keluarga besar berkumpul saling mengobrol dengan penuh canda tawa. Namun, Raida asik dengan sepupu kecilnya yang masih bayi, yaitu Rahel anak dari Tantenya.

"Gemes banget ih, dasar bakpao!" Begitulah, Raida memanggil Rahel. Pipinya yang berisi selalu saja menjadi sasaran empuk Raida untuk memainkannya bagai squesi.

"Nanti juga kamu bakal punya ko, Dek," celukutuk Faiz. Lelaki itu memang kadang nyebelin, terlebih umur mereka tidak lah jauh.

"Apaan sih, Mas. Sah aja belum, udah mikirin kaya gitu." Raida beralih lagi ke pipi Rahel dan memainkanya, Rahel tampak diam tak melawan ketika mendapat perlakuan Raida, malah sebuah tawa kecil terlontar.

"Calon suamimu tentara ya?" Raida mengangguk, tanpa menoleh, "harus kuat LDR nya tuh." Kata Faiz yang membuat Raida lantas menoleh.

Benar apa katanya, ini lah resiko yang harus diambil oleh Raida ketika memutuskan menerima pinangan seorang tentara. Harus tercipta jarak, tetapi dekat oleh sebuah doa.

"Adek, itu loh Rahel nya nangis masa dibiarin," teguran Faiz membuat Raida tersadar. Lantas Raida menggendong Rahel.

"Jangan nangis dong cantik, kita keluar ya lihat burung." Raida melangkah keluar seraya terus mengeluarkan celotehan agar Rahel berhenti menangis.

"Raida sudah pinter jaga bayi ya, gak kaya yang bujang itu pinternya jagain jodoh orang," sindir Rita yang tak lain ialah ibu dari Faiz. Sontak para keluarga yang ada disitu tertawa, dan Faiz seolah tak peduli.

"Masa mau ditikung adik sepupunya mulu sih," sindir Rita lagi yang kali ini membuat Faiz malu. Memang adik sepupu yang seumuran dengannya sudah menikah semua, termasuk Raidan tinggal dirinya lah yang masih bujang sekarang.

Sungguh malang hidup Faiz, tidak ada teman lagi jika di buli seperti oleh keluarga.

~•°•~

Langit sudah tenggelam dalam kegelapan, bahkan suasana rumah sudah sepi. Namun hanya gadis itu lah yang sendari tadi uring-uringan karena tidak bisa tidur. Tak bisanya Raida seperti ini, jikapun pernah pasti sesudah minum susu akan tidur, tapi ini sangat sulit. Mungkin ini yang dialami oleh calon pengantin lain ketika menjelang akad, selalu terbayang-bayang dan alhasil tidak bisa tidur.

"Arrggh!" Gadis itu mengacak-ngacak rambutnya.

Dertt

Raida menoleh ketika handphonenya bergetar, tanganya lalu meraih benda itu. Dan di sana terpampang nama Arvan, ya lelaki itu mengirim sebuah pesan.

Arvan: kamu sudah tidur Raida?
Aku gk bisa tidur nih:(
Kebayang mulu gimana besok.

Raida tersenyum, sepertinya Arvan mengalami apa yang dialami Raida. Kalo begitu ini adil.

Me: sama, gak bisa tidur:(

Arvan: gini banget ternyata efek mau nikah.
Aku gak sabar buat nunggu besok.

Me: awas lo jangan sampe salah ucap pas ijab qobul!

Arvan: siap bu negara!
Udah deh sekarang kita tidur.
Good night.

Raida tak menjawab, hanya di baca saja. Menurutnya akan ada suatu saat nanti untuk mambalas ucapan selamat malam darinya.

Badannya berbalik menghadap tembok dan mematikan lampu tidurnya. Mungkin mencoba untuk terlelap akan membawa Raida ke dalam mimpi, tempat menunggu esok hari.


~•°•~

Pendek ya? Mohon maaf aja lah, soalnya part ini khusus untuk keluarga Raida, ya walaupun ada dikit sih Arvan nya.

Oh ya, mohon koreksi bila ada kesalahan tahap prosesi siraman. Maklum lah, saya hanya melihat dari google:v
Besok Raida nikah guys!

Salam.

Dear My Army(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang