Tzuyu kali ini mengganti posisi duduknya dikelas. Dia memilih untuk bertukar tempat duduk kembali dengan Lisa. Dia melakukan ini karena dia merasa kalau dia harus mulai terbiasa dengan kedekatan mereka berdua.
"Tzuyu, mau ikut ke cafe belajar? Aku dan Jungkook akan kesana." Tanya Lisa sepulang sekolah pada Tzuyu.
"Tidak, aku sedang tidak enak badan. Kalian berdua saja." Jawab Tzuyu sambil membereskan buku-bukunya kedalam tas. "Aku duluan." Tzuyu berusaha memasang senyumnya.
"Chewy, kalau kau tidak ikut, aku juga tidak ikut." Tiba-tiba saja Jungkook berbicara seperti itu.
"Aku bisa pulang sendiri. Kau harus mulai memperhatikan kekasihmu. Aku pamit." Kata Tzuyu yang kali ini benar-benar berlalu.
"Kekasih?" Tanya Lisa dan Jungkook dengan kompak. Sebenarnya apa yang terjadi?
Flashback on
"Aku menyukaimu." Ucap Jungkook pada Lisa. Lisa langsung terpaku ketika mendengar apa yang Jungkook ucapkan."Aku butuh waktu untuk memikirkannya. Mianhae." Jawab Lisa. "Lagipula kita baru saja kenal bukan? akan sangat canggung jika kita merubah semuanya dengan cepat."
"Kau menolakku?"
"Aku tidak menolakmu. Aku hanya butuh waktu karena untuk saat ini aku belum memiliki perasaan apapun padamu."
Jungkook bangkit dari duduknya dan melihat Tzuyu serta Taehyung dihadapannya sedang berpelukan. Jungkook hanya menatap 2 orang itu dengan tatapan yang mematikan. Dengan cepat Jungkook menarik Tzuyu dari dekapan Taehyung.
"Aku kan sudah bilang jangan dekati dia lagi. Dia bukan orang yang baik untukmu." Jelas Jungkook saat mereka sampai disudut kantin.
"Lalu apa masalahmu? kau dengan mudah bisa memilih wanita mana yang mau kau sukai. Tapi aku? kau selalu melarangku dekat dengan siapapun." Bela Tzuyu.
"Jangan keras kepala Tzuyu. Semua yang kulakukan juga demi kebaikanmu."
"Kebaikanku? aku rasa tidak." Jawab Tzuyu yang langsung meninggalkan Jungkook disana. Tzuyu berusaha keras menghapus semua air matanya sambil berjalan menuju kelasnya. Dia langsung bertukar tempat duduk dengan Lisa dengan memindahkan tasnya.
Flashback off"Permisi." Panggil seorang pria yang membuat Tzuyu langsung menoleh. "Boleh aku bicara padamu?" Tanya Jimin.
"Tentu saja." Tzuyu langsung mengikuti Jimin ke arah taman sekolah. Dia sebenarnya bingung kenapa secara tiba-tiba Jimin ingin bicara padanya.
"Bisa kau membantuku?" Tanya Jimin. Pertanyaan ini sebenarnya sudah membuat Tzuyu muak. Dia merasa kalau setiap orang yang bertemu dengannya pasti mengatakan hal seperti itu.
"Bantuan?"
"Bisa membantuku untuk membuat Taehyung keluar dari masalahnya?" Tanya Jimin. "Kau tahu istilah Philopobhia? sebuah penyakit yang membuat seseorang takut untuk jatuh cinta." Jelasnya. "Taehyung sudah menderita penyakit itu sejak dulu. Sepertinya pernah terjadi sesuatu padanya."
"Kenapa harus aku?" Tzuyu benar-benar bingung dengan yang dibicarakan Jimin. Kenapa harus dia yang Jimin minta bantuannya? bukan orang lain?
"Karena untuk pertama kalinya, aku melihat dia memeluk seseorang seperti yang dia lakukan padamu tadi. Biasanya dia bahkan selalu mengalami serangan keresahan yang amat dahsyat jika banyak wanita yang mendekatinya. Tapi saat tadi, dia memelukmu bahkan dalam waktu yang cukup lama." Jelas Jimin. "Kau mau membantuku kan?"
"Tapi aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Bagaimana jika pada akhirnya dia menyukaiku? aku tidak ingin menyakiti siapapun." Tzuyu benar-benar tak ingin ada orang yang tersakiti seperti dirinya karena harus menyimpan perasaan pada satu pihak. Sedangkan pihak lainnya merasa acuh.
"Aku yakin, perlahan perasaanmu padanya akan tumbuh. Aku mohon, dia sudah sangat menderita dengan apa yang dia rasakan saat ini." Pinta Jimin. "Kumohon. Jika bukan karena Taehyung, lakukan saja demi dirimu sendiri."
"Aku akan memikirkannya nanti."
"Nanti?"
"Mungkin besok aku akan memberitahukan keputusanku." Tzuyu langsung meninggalkan Jimin yang masih berdiri disana. Kenyataan bahwa Philopobhia itu sulit disembuhkan dengan medis, membuat Jimin melakukan hal seperti ini. Ia tak peduli meski harus memohon-mohon pada Tzuyu seperti tadi agar Tzuyu mau membantunya.
'Mungkin ini kesempatanku untuk melupakan perasaanku pada Jungkook. Aku tak mungkin merebutnya dari Lisa, jadi mungkin dengan membuka hatiku untuk yang lain, aku akan bisa dengan mudah melupakan perasaanku itu. Tapi aku tidak bisa egois, Taehyung oppa bisa saja tersakiti jika pada akhirnya perasaanku tetap tidak berubah.' Batin Tzuyu. Dia melamun sepanjang jalan memikirkan keputusan apa yang harus dia ambil. Satu sisi dia tidak ingin Taehyung terluka, tapi sisi lain dia juga ingin mencoba membuka hatinya untuk yang lain.
Tzuyu tidak menelpon supirnya dan memilih untuk berjalan kaki saja. Dia selalu melakukan hal ini jika dia sedang sedih dan banyak pikiran. Bahkan sampai detik ini juga Jungkook tak mengirimkan pesan padanya. Biasanya dia sangat mengkhawatirkan Tzuyu meski hanya 1 detik dia tidak melihatnya.
"Semuanya berubah hanya dalam hitungan jam. Apa hatiku juga bisa berubah secepat itu?" Gumam Tzuyu sambil menatap langit yang saat ini benar-benar cerah. Dia tersenyum pertanda dia benar-benar tegar kali ini.
"Eomma." Tzuyu berlari begitu dia menemukan sosok yang benar-benar ia sayangi itu.
"Ada apa? tumben sekali kau memeluk eomma."
"Kau darimana saja?" Tzuyu tak mengira kalau Jungkook ternyata sudah lebih dulu sampai dirumah. Mungkin itu karena Tzuyu berjalan kaki.
"Bukan urusanmu." Jawab Tzuyu ketus.
"Kalian selalu saja bertengkar eomma pusing mendengarnya. Tzuyu, kau sebaiknya ganti baju dulu kemudian makan. Eomma sudah memasakkan makanan kesukaanmu."
"Jinjja? Aaa, gomawo eomma." Tzuyu mencium pipi kanan ibunya itu kemudian bergegas menuju kamarnya. Tentu saja dengan diikuti oleh Jungkook.
"Ada apa?" Tanya Tzuyu.
"Tzuyu, dengarkan aku. Aku melarangmu karena aku tahu Taehyung itu seperti apa."
"Aku juga tahu."
"Kenapa tidak menjauhinya saja?" Tanya Jungkook. "Pada akhirnya, kau akan tersakiti karena Taehyung tidak bisa mencintai siapapun."
"Lebih baik aku bersama Taehyung oppa daripada aku bersama orang yang normal." Jawab Tzuyu. "Taehyung oppa tidak bisa mencintai siapapun, makanya aku bisa memakluminya. Sedangkan kau, kau bisa mencintai seseorang tapi kenapa tidak bisa mencintaiku?"
Jungkook mencoba mencerna penjelasan dari Tzuyu. "Aku?" Hanya satu kata yang keluar dari mulut Jungkook.
"Lupakan saja. Aku hanya membuat contoh." Jawab Tzuyu. Sebenarnya dia mengungkapkan perasaanya tapi benar dugaan Tzuyu. Jungkook tidak mudah peka. Bahkan penjelasan Tzuyu tadi merupakan penjelasan jujurnya. "Kau bisa keluar. Aku harus ganti baju. Dan satu lagi panggil Taehyung oppa dengan sebutan hyung. Dia lebih tua darimu."
Tzuyu menutup pintu kamarnya begitu Jungkook keluar dari kamarnya. Perasaannya benar-benar campur aduk. Apa hati Jungkook benar-benar tertutup untuk dirinya?
Setelah dia selesai ganti baju, dia langsung membuka laptopnya. Menulis perkembangan perasaannya memang sudah menjadi hobi barunya semenjak perasaan itu muncul. Perasaannya selalu lega setelah dia menuangkan isi pikiran dan juga hatinya disana. Alasan utama dia melakukan ini karena dia ingin membacanya kembali suatu hari nanti. Entah dengan Jungkook atau pria yang lain. Yang jelas, dia ingin tulisannya itu membuat orang lain tidak terjebak dalam perasaan serba salah sama sepertinya.
Tzuyu, kau tidak marah kan?
Pesan dari Lisa membuatnya tersenyum meski perasaannya benar-benar sakit ketika melihat atau mendengar namanya. Tapi mau bagaimana lagi? Lisa juga sahabatnya. Yang terpenting bagi Tzuyu sekarang adalah, dia harus bahagia sama seperti Lisa dan juga Jungkook meski dirinya perlahan hancur melihat interaksi Lisa dan Jungkook yang semakin intens nantinya.
"Sepertinya aku harus mencoba melupakan perasaanku sendiri." Gumam Tzuyu
TBC♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Love
Fanfiction"Hatiku sangat sakit saat mendengar kau bilang kita hanya teman." Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama yaitu Hopeless Love yang dibawakan oleh Jimin Jamie. Cerita ini mungkin memiliki genre yang lumayan mainstream yaitu sahabat jadi cinta a...