Hopeless Love #9

1.2K 157 10
                                    

"Baiklah, aku akan membantumu." Kata Tzuyu pada Jimin. Memang mereka sudah membuat janji untuk bertemu sebelum bel masuk berbunyi.

"Gomawo Tzuyu. Aku percayakan Taehyung padamu. Kau bisa melakukan apapun untuk membantunya terbebas dari penderitaannya selama ini." Jelas Jimin yang langsung meninggalkan Tzuyu.

"Sepertinya lebih menyenangkan jika philopobia itu diderita olehku. Mungkin aku tidak akan menderita karena cinta dalam diamku." Gumam Tzuyu.

Tzuyu berjalan menuju kelasnya saat ini. Banyak siswa yang melihat Tzuyu dengan tatapan aneh. Mungkin karena jarang sekali Tzuyu terlihat berjalan sendiri seperti saat ini. Ternyata bukan itu yang membuat siswa itu melihat Tzuyu, tapi karena Yerin yang memasang wajahnya di mading sekolah.

Dengan marah, Tzuyu merobek beberapa kertas miliknya itu. "Siapa pelakunya?" Tak ada siswa yang menjawabnya. Sampai pada akhirnya, Yerin berjalan dengan sombong ke arahnya.

"Aku." Jawab Yerin. "Jika aku yang melakukannya, apa yang akan kau lakukan? kau mau melaporkanku? laporkan saja karena bukan aku yang akan dikeluarkan dari sekolah, tapi kau."

"Eonni, kau selalu menggangguku. Sebenarnya apa masalahmu?" Tanya Tzuyu. Dia tak gentar sama sekali dengan ancaman Yerin.

"Karena kau mengganggu hidupku. Kalau saja kau tak pernah hadir, mungkin Taehyung akan melirikku." Kata Yerin. Beberapa siswa langsung saling berbisik karena pernyataan yang Yerin keluarkan. Bahkan banyak yang membenci Tzuyu karena menganggap Tzuyu sudah merebut pangeran pujaan mereka.

Lisa dan Jungkook yang baru saja sampai, langsung berusaha menerobos siswa-siswa yang sedang mengerumuni Tzuyu dan Yerin. "Ikut aku." Jungkook menarik tangan Tzuyu namun Tzuyu langsung menepisnya.

"Tak ada gunanya kau menarikku." Kata Tzuyu. "Dan satu lagi, ancaman apapun tidak akan membuatku jatuh. Ingat itu baik-baik."
~
~
~

"Tzuyu, kau bisa ikut dengan kami kan? kemarin kau tidak bisa." Ajak Lisa. "Aku ingin kita bertiga belajar bersama."

"Sepertinya hari ini juga aku tidak bisa. Aku harus pergi ke akademi seni." Sebenarnya ini hanya alasan yang Tzuyu keluarkan. Dia tidak ingin melihat kedekatan Lisa dan Jungkook itu sebabnya dia tidak ingin ikut. "Kau pergi bersama Jungkook saja. Kau akan sedikit terbantu jika dia ikut denganmu."

"Tzuyu, aku ingin kau juga ikut. Kita kan teman."

"Tetap tidak bisa. Aku harus pergi ke akademi seni." Tzuyu langsung membereskan buku-bukunya kedalam tas. Saat dia ingin melangkahkan kakinya, Jungkook tiba-tiba saja menggenggam tangannya.

"Lisa sudah mengajakmu. Tidak baik menolaknya. Yang ku tahu, kau tidak ikut akademi seni." Tzuyu merutuki dirinya karena salah mencari alasan. Seberapa besar Tzuyu berbohong, tetap saja Jungkook akan mengetahuinya.

"Aku baru mulai hari ini. Kalian berdua saja." Kali ini Tzuyu benar-benar pergi. Rasanya memang berat meninggalkan mereka berdua. Tapi mau bagaimana lagi? dia tidak ingin menjadi orang yang menghalangi kisah cinta mereka.

"Tzuyu, kau pulang sendiri? tumben sekali." Ucap Elkie sambil merangkul pundak sahabatnya itu. "Ada apa? kenapa kau tiba-tiba saja menangis?"

"Tidak. Aku sama sekali tidak menangis."

"Aku benar-benar mengenalmu. Ah, bahkan saat ini, aku juga merasa kalau hatiku sedang sedih. Bagaimana kalau kita bermain-main seharian? sepertinya akan seru."

"Boleh juga. Aku sedang ingin menenangkan diriku. Mungkin dengan menghabiskan waktu bersamamu, aku jadi bisa melupakan semua kesedihanku." Jawab Tzuyu.

Mereka memilih untuk pergi ke pusat perbelanjaan favorit mereka. Selain karena lokasinya yang dekat dengan sekolah, juga karena disana terdapat banyak diskon. Kalian tahu kan? itu hal yang paling disukai wanita?

Jungkook POV
Akhir-akhir ini sikap Tzuyu berubah. Saat ini dia seperti menyembunyikan sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang dia sembunyikan itu. Aku juga jadi ragu untuk menggoda ataupun menjahilinya. Entahlah, rasanya aku sudah kehilangan sosok Tzuyu yang kukenal sejak kecil.

"Ada apa? kau memikirkan sesuatu?" Tanya Lisa sambil menyimpan segelas kopi untukku. "Apa kau memikirkan Tzuyu?"

"Sikapnya berubah. Kau tahu apa penyebabnya?" Tanyaku.

"Sepertinya kau melakukan kesalahan besar padanya."

"Aku rasa tidak. Dia berubah jadi tertutup sekarang. Biasanya setiap malam, aku mampir kekamarnya. Tapi sekarang, dia bahkan mengunci pintunya." Jelasku. Ya, seingatku aku tidak melakukan kesalahan apapun padanya. Bahkan sebelum dia menjadi tertutup seperti itu, aku tidak melakukan hal yang membuatnya marah.

Untuk beberapa saat Lisa berpikir. "Aku tahu, dia mengira kita berpacaran." Kata Lisa. Memangnya masalahnya apa jika aku berpacaran atau tidak dengan Lisa? bukankah Tzuyu setuju untuk membantuku dekat dengan Lisa? lalu sekarang? "Dia kekasihmu bukan?"

"Kekasih? bukan. Dia hanya temanku, sama sepertimu." Jawabku. Seketika aku melihat seorang wanita berlari. Siapa itu? aku mengejarnya karena rasa penasaranku. Namun pada akhirnya, aku kehilangan jejak wanita itu.

Tzuyu POV
Sebenarnya rencana untuk pergi ke pusat perbelanjaan sudah dibatalkan karena Elkie tiba-tiba saja dia dijemput oleh kekasihnya. Aku tidak enak jika harus ikut dengannya. Makanya aku memutuskan untuk ke cafe belajar saja. Aku sudah menguatkan hatiku, makanya aku punya keberanian untuk datang kesana.

Aku sengaja tidak mengabari Jungkook ataupun Lisa jika aku akan datang kesana. Aku sudah senang saat melihat mereka berdua ada disana. Namun seketika langkahku terhenti.

"Kekasih? bukan. Dia hanya temanku, sama sepertimu." Kata-kata itu seakan membuat sebuah dinding besar didepanku. Aku ingin menghampiri mereka namun kenyataannya, hatiku memang tidak sanggup untuk melihat mereka. Aku melakukan hal seperti biasa, yaitu berlari. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa membuatku tenang. Hanya itu.

Aku langsung bersembunyi saat merasa ada orang yang mengikutiku. Dan benar saja, itu adalah Jungkook.

"Kau lihat apa?" Tanya Lisa.

"Aku merasa kalau tadi aku melihat Tzuyu. Ya, Tzuyu." Jawab Jungkook. Sebenarnya, aku sangat ingin menanyakan posisiku dalam hidupnya. Dia mengatakan kalau aku temannya, tapi dia memperlakukanku layaknya kekasihnya. Hatiku tidak bisa dipermainkan seperti ini.

Tiba-tiba saja ponselku bergetar dan terpampang nama 'Kookie♡' di layar ponselku. Aku sengaja tak menjawabnya. "Kau bisa merasakan kehadiranku. Tapi kau tidak bisa merasakan perasaanku. Kookie-ya aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Tidak bisakah kau membalas perasaanku? apa status pertemanan membuatmu tidak merasakan hal apapun diantara kita?" Gumamku sambil terus berusaha menghapus air mataku. Kenapa aku harus menangis?

"Tuhan, jika Jungkook bukan orang yang ditakdirkan untukku, ku harap bantu aku untuk membuka hatiku untuk yang lain meski itu memang hal yang sulit."Gumamku kembali.

"Sepertinya tadi hanya perasaanku saja." Jungkook kali ini memasukan ponselnya kembali kedalam sakunya. Aku melihat panggilan tak terjawab dari ponselku. 10 kali panggilan tak terjawab. Hatiku kembali goyah yang awalnya ingin melupakan perasaanku padanya menjadi semakin ingin bersamanya. Bisakah aku egois? aku memang tidak ingin merebut kebahagiaan Lisa, tapi dia sendiri yang merebutnya dariku. Bisakah aku merebutnya kembali?

TBC♡

Hopeless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang