Tzuyu POV
"Untukmu." Jungkook tiba-tiba saja
menyodorkan sebatang cokelat padaku. Hari ini memang aku menunggu dia memberikanku sesuatu karena biasanya dia selalu menyiapkan hadiah untukku. Selain sebatang cokelat itu, Jungkook juga memberikanku kotak kecil.Aku terlebih dahulu membuka cokelat tersebut. "Lisa tidak menerimanya. Makanya aku memberikannya padamu. Kau pasti selalu menerima apapun hadiah yang ku berikan."
Deg
Apa aku tidak salah dengar? Cokelat yang ku pegang saat ini merupakan hasil penolakan dari orang lain? aku ingin mengembalikannya kembali pada Jungkook, tapi aku tidak tega melakukan itu padanya. Baiklah Tzuyu, jangan menganggap ini barang buangan. Anggap saja ini hadiah dari Jungkook hanya itu."Gomawo Kookie." Aku berusaha untuk merasa senang dengan memeluk Jungkook. Meski jauh dalam hatiku, aku merasa benar-benar hancur. "Aaa, kau juga harus memakannya."
Wajahnya yang tadinya murung, kini mulai dihiasi senyuman. Aku tahu apa yang Jungkook rasakan saat ini. Dia pasti merasa hancur ketika hadiahnya ditolak. Ego pria benar-benar tinggi, makanya jika menerima penolakan seperti itu, mungkin dia tidak akan memberikan hadiah lagi. Aku tekankan hanya mungkin.
"Kau tidak marah kan?" Tanya Jungkook. "Aku takut kau marah karena aku memberikan hadiah yang sudah ditolak oleh Lisa."
"Tidak apa-apa. Lagipula Lisa juga temanku. Jangan menyerah untuk mendapatkan Lisa. Aku mendukungmu."
"Gomawo Chewy." Dia memasang senyumnya. Kenapa hatiku malah semakin merasa hancur sekarang? kata-kata semangat itu hanya sebagai satu hal yang bisa meyakinkan diriku untuk sadar dimana posisiku. Ya, aku yang hanya bisa menyimpan perasaanku karena aku takut itu hanya akan membuatku kehilangan sahabat dan juga orang yang benar-benar ku sayangi.
Drrt
Aku langsung memeriksa pesan apa yang masuk kedalam ponselku. Nomor tidak dikenal? setahuku aku tidak pernah memberikan nomorku kepada orang lain."Siapa?" Tanya Jungkook padaku.
"Entahlah, nomor tidak dikenal." Sebenarnya itu pesan dari Taehyung oppa. Aku hanya tak ingin mendengar ocehan Jungkook mengenai dia. Mungkin alasan utama Jungkook tidak mengizinkanku dekat dengannya adalah karena philopobhia yang dideritanya. Aku juga tidak tahu darimana Jungkook mengetahui penyakit yang dialami Taehyung oppa itu. Tapi hal yang aku bingungkan adalah, apa hatiku urusan Jungkook? dia kan selama ini hanya memikirkan keselamatanku. Lalu kenapa saat ini dia juga memikirkan hatiku? memangnya jika aku merasa sakit hati itu menjadi urusan dia? Jungkook, kumohon. Jangan buat hatiku menganggap kalau dirimu memang menyayangiku lebih dari seorang teman.
"Chewy, kenapa kau melamun?" Aku kembali tersadar saat Jungkook melambaikan tangannya didepan wajahku. "Kau memikirkan apa?"
"Tidak ada." Jawabku singkat. "Sepertinya aku mengantuk." Aku sebenarnya berpura-pura menguap agar dia pergi dari kamarku.
"Baiklah, kau tidur." Seperti biasa, dia selalu memastikan diriku sudah tidur sebelum dia meninggalkan kamarku. Dia mengusap rambutku. Ah, hanya ini yang terus meyakinkan diriku kalau Jungkook tidak akan berubah meski dia menyukai orang lain.
"Tzuyu, mianhae. Aku melarangmu dekat dengannya bukan tanpa alasan. Aku tidak ingin pada akhirnya kau tersakiti karena sepertinya Taehyung tidak akan menyukaimu. Ada sebuah penghalang yang membuatnya sulit untuk jatuh cinta. Makanya aku takut kau jatuh cinta secara sepihak." Aku sebenarnya belum tertidur. Jadi aku bisa mendengar jelas apa yang Jungkook katakan. Lalu jika aku hanya jatuh cinta sendirian, apa itu merupakan urusanmu juga? bahkan saat ini secara tidak sengaja aku sudah jatuh cinta secara sepihak padamu.
"Kau selalu menangis bahkan saat kau tertidur." Aku bisa merasakan tangannya mulai menghapus air mataku. Aku hanya bisa menangis sebelum aku pergi tidur. Ya, setidaknya luka yang terus menerus bertambah disetiap harinya, bisa hilang bersama jatuhnya air mataku. Makanya keesokan harinya aku bisa bersikap seperti tak ada yang terjadi padaku.
***
"Eh, Tzuyu. Jangan pergi sendiri. Kau harus bersama kami." Aku benar-benar mengutuk diriku. Kenapa aku harus pergi kekantin sekarang. Ya, Jungkook tidak mengizinkanku sendirian kemana pun selama disekolah karena kejadian akhir-akhir ini yang terjadi padaku.
"Aku, aku. Ah iya, aku akan bersama Taehyung oppa." Aku mengedipkan mataku padanya berharap dia mengerti kode yang kuberikan. Lebih baik aku bersama orang lain daripada harus melihat Lisa dan Jungkook berduaan.
"Ada apa?" Tanya Taehyung oppa bingung karena tiba-tiba saja aku menghampirinya.
"Bantu aku. Kumohon." Kataku tanpa suara. Dia langsung tersenyum dan mengerti kode yang kuberikan itu.
Author POV
Jungkook mengepalkan tangannya melihat Tzuyu menghampiri Taehyung. Namun Lisa langsung menggenggam tangannya. "Biarkan dia bahagia. Jika kau terus mengekangnya, itu tidak baik." Kata Lisa."Tapi hatiku merasa hancur melihat Tzuyu bersamanya."
"Jangan mengkhawatirkan Tzuyu. Aku yakin dia wanita yang kuat." Kata Lisa. "Lebih baik kita makan."
Sebenarnya alasan utama Lisa tak langsung menjawab perasaan Jungkook adalah karena dia bisa merasakan perasaan Tzuyu pada Jungkook. Dan ditambah lagi dengan Jungkook yang mengatakn padanya jika Jungkook menyayanginya tapi sisi lain, prioritas Jungkook tetap saja Tzuyu. Untung saja perasaan Lisa baru sekedar menyukai Jungkook. Bukan menyayangi atau mencintai Jungkook. Dia cukup sadar dengan posisinya yang baru di kehidupan Jungkook. Sedangkan Tzuyu, dia sudah lama berada dikehidupan Jungkook. Makanya, sebisa mungkin Lisa akan membantu Jungkook untuk menyadari perasaan Tzuyu.
"Tzuyu, kenapa kau tiba-tiba saja menghampiriku?" Tanya Taehyung disela-sela kegiatan makan nya.
"Ish, kau tidak peka." Keluh Tzuyu. "Apa tadi kau tidak lihat? aku memang sahabat mereka berdua. Tapi melihat mereka bersama rasanya sangat menyakitkan untukku." Tzuyu tersenyum miris melihat Lisa dan juga Jungkook yang duduk diseberang bangku yang saat ini dia duduki.
"Ohh, sepertinya perasaanmu itu benar-benar mendalam. Aku jadi ingin merasakan cinta."
"Cinta? didunia ini tidak lepas dari kata itu. Bisa cinta seorang ibu pada anaknya, bisa cinta seorang pada anak kepada kedua orang tuanya, bisa cinta seorang kakak terhadap adiknya, bisa cinta seorang adik terhadap kakaknya, dan masih banyak lagi." Jelas Tzuyu.
"Satu lagi yang tertinggal." Tzuyu mengerutkan dahinya bingung. Dia merasa kalau penjelasannya itu sudah sangat jelas.
"Apa?"
"Cinta seorang sahabat pada sahabatnya sendiri." Taehyung langsung tertawa begitu menyelesaikan kalimatnya itu.
"Yak! kau menyebalkan."
"Akh, kenapa kau memukulku? sakit." Keluh Taehyung saat Tzuyu memukulnya. Pukulan Tzuyu bukan pukulan biasanya. Dia biasanya bisa mengalahkan seorang pria.
"Taehyung tertawa? ini hal langka."
"Apa dia punya semacam sihir yang membuat Taehyung tersenyum."
"Yang kutahu dia pria dingin. Tapi kali ini untuk pertama kalinya aku melihat senyuman darinya."
"Aku sempat mengira dia mengalami alextymia."
Banyak siswa yang saling berbisik karena perubahan drastis. Taehyung memang dingin karena dia sebisa mungkin menghindari kontak fisik yang akan memungkinkan tumbuhnya cinta. Makanya sebanyak apapun wanita yang mengejarnya, dia tetap tidak memiliki kekasih.
'Gomawo Tzuyu' ~Taehyung.
TBC♡
Maaf klo part ini sedikit mengecewakan. Aku lagi susah ngefill, jadi mungkin part ini jauh dari ekspektasi.
Kritik dan sarannya aku tunggu🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Love
Fanfiction"Hatiku sangat sakit saat mendengar kau bilang kita hanya teman." Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama yaitu Hopeless Love yang dibawakan oleh Jimin Jamie. Cerita ini mungkin memiliki genre yang lumayan mainstream yaitu sahabat jadi cinta a...