Hopeless Love #26

1.3K 152 3
                                    

Saat ini Taehyung dan juga ayahnya datang ke rumah Tzuyu. Mereka punya tujuan penting untuk datang kesana. "Rumahnya masih sama."Gumam ayahnya.

Dengan mantap Taehyung menarik tangan ayahnya itu masuk kerumah yang sudah lama tidak mereka datangi. Saat ini Taehyung menekan bel rumah itu dengan ragu.

Pintu rumah langsung terbuka tak lama setelah Taehyung menekan belnya. "Taehyung?" Sesuai harapannya, ibunya itu ada dirumah.

"Eomma, ada seseorang yang ingin menemui eomma." Ibunya itu langsung memalingkan wajahnya saat sosok pria masa lalunya itu berdiri dihadapannya.

"Annyeong."Sapa pria paruh baya itu. Suara beratnya langsung mengingatkan pada kejadian yang terjadi di masa lalu itu. Dimana pertengkaran pertama sekaligus terakhir itu terjadi. Ditempat yang sama pula.

"Kalian bisa bicara berdua. Aku yang akan membuatkan minuman untuk kalian." Taehyung langsung berjalan meninggalkan ayah dan juga ibunya berdua.

Suasana canggung membuat keduanya sama-sama diam meski duduk bersebelahan. "Mianhae."

"Tidak perlu mrminta maaf. Aku sudah memaafkanmu sejak awal."

"Jinjja?"

"Setelah beberapa tahun berlalu, aku tak sengaja bertemu dengan sahabat wanitamu itu. Dan anaknya menjadi temannya. Kalau saja aku dulu tak gegabah dengan berlari saat melihatnya, mungkin dia tidak akan tertabrak oleh mobil itu dan sampai saat ini Jungkook bisa merasakan kasih sayang dari ibunya karena meskipun aku menjaganya layaknya ibunya, tetap saja kasih sayangku tidak akan sama." Jelas ibunya Tzuyu.

Jungkook yang kebetulan ada disana, langsung membatu. Ini adalah kisah sebenarnya kenapa dia ada disini. Dari awal dia hanya tahu kalau ibunya itu tiada karena sakit. Dan dengan senang hati ibunya Tzuyu merawatnya. Tapi nyatanya, ibunya Tzuyu merawat dirinya karena rasa bersalahnya di masa lalu.

"Kookie." Panggil Tzuyu saat Jungkook tiba-tiba saja berjalan menuju kamarnya tanpa mengatakan apapun.

Ibu serta ayah Tzuyu itu langsung menoleh kearah Tzuyu yang saat ini sedang mengejar Jungkook. Jungkook langsung mengeluarkan koper miliknya kemudian memasukan hampir semua pakaian yang ada dilemarinya. Hatinya benar-benar kalut saat ini. Dia benar-benar marah. Sangat marah.

Tangan Tzuyu menghentikan aktivitas Jungkook itu. "Kookie, sebenarnya ada apa?" Tanya Tzuyu.

"Jangan campuri urusanku." Jungkook kembali memasukan pakaiannya tanpa memperdulikan Tzuyu.

"Kumohon Kookie, jangan seperti ini." Kata Tzuyu lirih. Dia menggenggam tangan Jungkook. Kemudian dia menggelengkan kepalanya lemah saat Jungkook memandangnya. Namun bukannya menghentikan semua aktivitasnya itu, Jungkook malah melanjutkanya meski sebelah tangannya saat ini digenggam oleh Tzuyu. "Aku mohon bicaralah Kookie."

Jungkook masih saja tak menggubris Tzuyu. Sampai pada akhirnya, Tzuyu langsung mendekap Jungkook. Jungkook memang marah, tapi melihat Tzuyu menangis seperti ini, dia merasa sangat tidak tega. "Bicaralah Kookie."

Jungkook mengusap halus rambut Tzuyu. Dia menutup matanya sambil merasakan kehangatan yang Tzuyu berikan padanya. Perlahan air matanya mulai jatuh. Jungkook bingung harus melanjutkan perasaannya pada Tzuyu atau tidak. Dia tak sanggup pergi tapi kenyataan bahwa ibunya tiada karena ibunya Tzuyu membuatnya benar-benar harus pergi.

"Berjanjilah untuk tidak menangis seperti ini saat aku pergi." Kata Jungkook sambil menghapus air mata Tzuyu kemudian tersenyum.

"Kau juga harus berjanji jangan pergi."

"Aku harus pergi Chewy."

"Tapi aku tidak ingin kau pergi secara mendadak seperti ini Kookie. Katakan alasannya."

"Aku tidak bisa tinggal bersama seseorang yang membuat ibuku tiada. Tenang saja, kau adalah pengecualian Chewy. Sebesar apapun aku berusaha. Aku tidak akan pernah bisa membencimu Chewy. Karena aku mencintaimu." Jelas Jungkook.

"Eomma melakukannya dengan tidak sengaja Kookie. Kumohon jangan pergi."

"Tetap tidak bisa Chewy. Aku akan pergi dengan beberapa uang yang ku punya. Kita masih bisa bertemu disekolah kan?" Tanya Jungkook.

"Apa dengan hal ini kau membenci eomma ku? pikirkan seberapa banyak waktu, kasih sayang, dan juga uang yang dia berikan padamu Kookie. Kumohon maafkan eomma."

Kemarahan Jungkook seperti sirna begitu saja. Kata demi kata yang keluar dari mulut Tzuyu seolah menghipnotis dirinya untuk mendengarkan. "Kumohon." Kata Tzuyu lirih.
*
*
*
"Chewy. Setelah lulus kau harus ke Taiwan." Jelas ibunya itu. "Appa mu akan menyekolahkanmu di sekolah kecantikan yang bagus disana."

"Bagaimana dengan Kookie?"

"Dia akan tetap disini. Eomma akan mengajarkan dia mengurus peruasahaan eomma."

Tzuyu menggigit bibir bagian dalamnya memikirkan keputusan apa yang harus dia ambil. "Bisakah aku juga tetap disini?"

"Kau bilang, kau ingin jadi seperti eomma. Jika kau sudah lulus, kau juga akan kembali kesini."

"Kalau begitu Kookie saja yang ikut denganku ke Taiwan."

"Kau sudah ketergantungan dengannya Chewy. Cobalah untuk hidup tanpanya. Kau sudah dewasa." Jelas ibunya itu. "Apa kau masih menyimpan perasaan padanya?"

"Bisa iya bisa juga tidak."

"Jika kau ingin mengetahui perasaan Kookie yang sebenarnya, setidaknya kau harus pergi jauh darinya sementara waktu. Jika dia merindukanmu, bisa dipastikan dia mencintaimu." Jelas ibunya. Taehyung saat ini tiba-tiba duduk dihadapan Tzuyu dan menganggukan kepalanya seolah dia menyetujui saran ibunya itu.

"Tidak perlu seperti itu eomma. Dia sudah mengakuinya." Jelas Tzuyu. Sebenarnya yang dia khawatirkan bukanlah Jungkook. Tapi dirinya sendiri. Dia tidak bisa bayangkan hidup selama beberapa tahun tanpa bertemu dengan Jungkook. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Jungkook. Makanya yang saat ini sedih adalah Tzuyu.

"Aku kan sudah pernah bilang cinta itu bukan tentang lisan yang berucap saja. Tapi disertai dengan perbuatan." Jelas Taehyung. Tzuyu hanya bisa mendelik kearah kakaknya itu. Kata-kata itu hanya mengingatkannya pada setiap kenangan indah yang dilalui olehnya dan juga Taehyung. Miris memang jika mengingat semua itu.

"Eomma. Kookie tadi tak sengaja mendengar pembicaraan eomma dengan appa. Dia merasa sangat sedih saat mendengar kebenaran itu." Jelas Tzuyu.

"Sebenarnya alasan eomma tidak pernah mengatakan hal yang sebenarnya adalah, karena eomma tidak ingin kehilangan Jungkook. Eomma benar-benar menyayanginya."

"Eomma tidak menyayangiku?" Tanya Taehyung. "Hanya Jungkook?"

"Kau terlalu aneh untuk disayangi oppa." Jawaban Tzuyu ini langsung membuat ibunya tertawa. Apalagi melihat wajah Taehyung yang sangat kesal.
*
*
*
Tzuyu saat ini masuk ke kamar Jungkook. Kamarnya benar-benar sudah sangat berantakan. Apalagi saat ini Jungkook sedang tidur nyenyak dengan keadaan ranjangnya yang penuh dengan pakaian. Dengan hati-hati, Tzuyu membereskan kamar Jungkook itu. Dia tak ingin membuat Jungkook terbangun.

"Semoga mimpi indah Kookie." Kata Tzuyu sambil mengusap halus kepala Jungkook. Namun ternyata, Jungkook dari tadi belum tidur. Dia bangun kemudian memberikan kecupan hangat di pipi kanan Tzuyu.

"Gomawo Chewy. Jika kau tidak menghalangiku tadi, aku pasti tidak akan tahu kebenaran lain. Karena tadi kau menghalangiku, aku juga akan menghalangimu untuk tidak pergi ke Taiwan." Jelas Jungkook. "Tanpa kau pergi juga aku akan tetap mencintaimu Chewy. Jangan menyiksaku dengan rindu yang pasti akan datang jika kau pergi."

Tzuyu membatu. Ini pertama kalinya dia mendengar Jungkook mengatakan cintanya. Bukan pertama, Ini yang kedua kalinya mungkin. Dan itu hanya membuat Tzuyu tak bisa mengatakan apapun.

TBC♡

Hopeless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang