Hopeless Love #27

1.2K 143 7
                                    

Tzuyu tak mengedipkan matanya sekalipun. Dia tak percaya dengan yang baru saja dia dengar. Tak ada lagi hal yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan cinta yang sudah lama ia simpan, kini terbalaskan. Namun Tzuyu tak ingin gegabah. Dia hanya butuh waktu untuk membuktikan apakah Jungkook sungguh-sungguh atau tidak.
***

"Tzuyu." Tzuyu terpaku saat tiba-tiba saja Yerin memeluknya. Biasanya dia selalu mengajak Tzuyu bertengkar. Tapi kali ini lain. "Aku benar-benar minta maaf dengan semua yang telah aku perbuat."

Tzuyu memasang senyumnya. "Aku sudah memaafkanmu eonni."

"Jadi kau ingin aku traktir apa? anggap saja ini adalah penyuapan."

"Penyuapan?" Tanya Tzuyu bingung.

"Iya, karena kau calon adik iparku. Jadi aku harus berbuat baik padamu kan?" Tanyanya. Sikap arogan dan menakutkan dari Yerin saat ini hilang. Bahkan dia tak ragu merangkul pundak Tzuyu. "Bagaimana kalau kita bicarakan itu dikantin?"

Jauh dalam hatinya, Tzuyu meyakinkan dirinya sendiri untuk waspada dan tidak mudah mempercayai Yerin. Itu karena Yerin sudah berkali-kali melakukan hal-hal yang membuat Tzuyu sakit baik fisik maupun mental.

Namun kecurigaannya itu pudar. Bahkan dia tak merasa kalau Yerin mencoba meracuninya. Makanannya biasa saja saat melewati tenggorokannya. Tak terjadi apapun padanya.

"Tzuyu, aku benar-benar mibta maaf. Apa kau masih curiga padaku?" Tanya Yerin. "Wajar saja karena aku berubah begitu cepat. Aku hanya melakukan apa yang membuatku dipandang oleh Taehyung. Tapi dia sama sekali tidak peduli. Aku iri saat untuk pertama kalinya, kau membuatnya tertawa lepas. Selama aku mengenalnya, dia tak tersenyum pada siapapun selain pada Jimin saja."

Bisa Tzuyu akui bahwa yang selama ini Yerin lakukan itu benar-benar ekstrim. Dia melakukan hal-hal yang justru akan membuatnya dikeluarkan dari sekolah dengan cara mem bully setiap siswa yang mencoba melirik ataupun mendelati Taehyung. Berbeda dengan Tzuyu yang menunjukan rasa cintanya secara diam-diam namun pasti.

"Apa kau bisa membantuku dekat dengannya? aku sudah menyukainya sejak pertama kali dia membantuku saat Sekolah Menengah Pertama. Saat itu, aku tak sengaja tertabrak oleh mobil yang dia tumpangi, dan dia langsung menolongku padahal saat itu aku tidak terluka. Aku hanya terkejut." Jelas Yerin. "Saat kau menyukai seseorang, kau pasti sulit untuk mencari jalan keluar. Dan itulah yang selama ini aku rasakan. 3 tahun cintaku tak mendapat balasan sama sekali."

"Bahkan aku menyimpan rasa cintaku sejak Sekolah Dasar. Aku kira itu hanya perasaan main-main seorang anak kecil. Tapi, rasa suka itu kian berkembang hingga akhirnya aku benar-benar mencintainya." Jelas Tzuyu.
~
~
~
Jungkook hari ini tidak masuk sekolah karena mendadak dia demam. Makanya saat ini dia diam dirumah. "Ternyata lebih baik tidak tahu daripada aku harus mengetahui kenyataan itu. Itu hanya membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Satu sisi aku menyayangi imo yang sudah merawatku sejak ibuku tiada. Tapi sisi lain, imo adalah penyebab ibuku tiada." Gumam Jungkook.

Dia memutuskan untuk pergi keluar. Mencari udara segar sepertinya akan baik untuknya. Apalagi saat pikirannya sedang kacau seperti ini. Namun tiba-tiba saja hatinya menariknya untuk masuk kedalam kamar Tzuyu yang saat ini terbuka. Saat dia menbukanya, semuanya seperti sudah berubah padahal baru beberapa hari yang lalu dia masuk kesini.

Jungkook tersenyum saat melihat banyak sekali potret dirinya dan juga Tzuyu berjajar di meja belajarnya. Tangannya perlahan bergerak menuju sebuah laci yang ada di meja belajar Tzuyu itu. "Surat?" Pekik Jungkook saat tangannya merasakan beberapa tumpukan kertas didalam sana.

Dia melihat secara bergantian beberapa amplop berwarna itu. Semuanya tersusun rapi, sangat rapi. "Untuk Kookie?" Gumam Jungkook saat dia melihat namanya terpampang dalam sebuah amplop berwana merah. Dia berniat untuk membuka kemudian membacanya. "Ah, tidak Kookie. Meski kau adalah teman dekatnya, kau tidak boleh seperti ini." Jungkook kembali meletakan beberapa surat itu kedalam laci lagi.

Jungkook segera mengambil langkah untuk keluar dari kamar itu. Namun dia malah kembali lagi ke depan meja belajar itu. Dia benar-benar penasaran dengan apa yang ada dalam amplop merah itu. "Ah, tidak Kookie. Mungkin itu adalah kejutan. Tidak seru jika aku membukanya sekarang." Dia kembali mengambil langkah. Namun lagi-lagi dia kembali ke meja belajar itu. "Aish, aku benar-benar penasaran." Gumam Jungkook geram. Dia menarik napasnya dalam-dalam kemudian membuangnya secara perlahan. Kali ini dia benar-benar mantap melupakan rasa penasaran yang sudah menjalar ke seluruh tubuhnya itu.

Chewy

Bagaimana? apa kau baik-baik saja?

Kau terlalu banyak bertanya

Itu karena aku peduli

Senyum Jungkook mengembang seiring dengan datangnya pesan yang dikirimkan oleh Tzuyu. Dia merasa sangat segar meski hanya mengobrol dengan Tzuyu lewat chat saja. Tadi pagi dia tidak mendengar suara Tzuyu sama sekali. Jungkook hanya berpikiran positif kalau Tzuyu tidak memeriksa dirinya karena dia tidak ingin membangunkannya setelah semalaman mereka bercerita bersama.
~
~
~
Tzuyu saat ini berjalan sendirian menuju rumahnya. Sebelumnya, dia menunggu bus terlebih dahulu karena dia malas berjalan jauh tanpa adanya kehadiran sosok teman.

Lisa tiba duduk disamping Tzuyu dan membuat Tzuyu langsung menoleh ke arahnya. Dia segera melepas earphone yang terpasang di telinganya. "Tzuyu, berjanjilah untuk selalu menjadi sahabatku."

"Tentu saja."

"Aku sebenarnya sudah berjanji pada Jungkook untuk menjadi temannya kembali. Tapi aku butuh waktu untuk menguatkan diriku sendiri." Jelas Lisa.

"Kenapa kalian memilih untuk mengakhiri hubungan kalian?" Tanya Tzuyu. "Aku tahu semuanya dari Kookie."

"Karena tak ada gunanya dalam hubungan tanpa rasa cinta sedikit pun. Itu sama seperti jika kau memasak makanan tapi kau lupa memasukan penyedap rasa kedalamnya." Jelas Lisa. "Dan aku yakin dia akan lebih bahagia jika bersamamu."

"Kau tidak marah padaku?" Tanya Lisa.

"Karena aku tahu, rasa cintamu pada Jungkook lebih besar dariku. Jadi, jaga dia baik-baik. Dia benar-benar pria yang luar biasa Tzuyu."
~
~
~
Tzuyu saat ini baru saja sampai ke rumahnya. Keadaan rumahnya benar-benar sepi. Bahkan ibunya, Taehyung, dan Jungkook tak ada disana.

Tzuyu terkejut saat tiba-tiba saja dia merasakan pelukan hangat seseorang dari belakang tubuhnya. Dari aroma tubuhnya, Tzuyu bisa menebak dengan pasti kalau itu adalah Jungkook. Jungkook kali ini meletakan dagunya di pundak Tzuyu kemudian dia memejamkan matanya mencoba menghirup aroma tubuh Tzuhu yang sudah ia hafal diluar kepala.

"Aku mencintaimu Chewy." Jungkook membisikan kata itu sehingga membuat Tzuyu bergidik geli akibat ulah Jungkook itu. "Apa aku terlalu terlambat? sampai kau tidak mengatakan apapun meski aku dari kemarin mengatakan kalau aku mencintaimu?"Protes Jungkook sambil mencebikkan bibirnya kesal layaknya anak kecil.

"Apa cinta harus dikatakan melalui lisan?" Tanya Tzuyu. "Apa kau tidak bisa merasakannya dengan hatimu?"

"Ya, aku bisa merasakannya. Tapi jika kau tidak mengatakannya. Aku merasa ragu."

"Itulah kenapa aku mengatakan kalau kau masih belum mengenalku sepenuhnya karena kau masih bisa mengetahui satu hal tentangku." Jelas Tzuyu.

Jungkook mengeryitkan dahinya menciba mencerna penjelasan Tzuyu. "Oh, apa ini satu hal yang harus ku ketahui tanpa harus kau beri tahu?" Tanya Jungkook antusias dan dia langsung mendapat anggukan dari Tzuyu.

"Apa selama ini kau menyimpan perasaan itu?" Tanya Jungkook kembali. "Kau menunggu aku menyadarinya?"

"Aku hanya takut kehilangan dirimu Kookie. Jika saat aku mengungkapkan perasaanku, kemudian kita berpacaran dan akhirnya putus. Aku akan kehilangan orang yang ku cintai sekaligus sahabatku." Jelas Tzuyu.

TBC♡

Hopeless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang