Langit malam ini sepertinya ingin menghibur Tzuyu. Tidak seperti kemarin, malam ini langit benar-benar bertabur bintang. Dia menatap setiap bintang yang berkedip malam itu. "Gomawo." Senyum Tzuyu mengembang. Bintang malam itu benar-benar berhasil menghiburnya.
Seseorang memeluknya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Jungkook? dia saat ini meletakan dagunya dipundak Tzuyu. "Tetaplah seperti ini." Tzuyu tak berusaha melepaskan pelukan itu. Dia benar-benar merindukan Jungkook semenjak siang tadi.
Perlahan dia melepaskan pelukan hangat dari Jungkook itu. Meski dirinya ingin pelukan itu berangsur lama, tetap saja hatinya membuat Tzuyu melepaskan pelukan itu. Hatinya sakit, benar-benar sakit saat kenyataan bahwa Jungkook sudah menjadi milik Lisa terus terngiang dalam pikirannya.
"Ada apa?" Tanya Jungkook yang hanya mendapat gelengan disertai senyuman dari Tzuyu.
"Lisa akan sangat marah jika kau melakukan hal seperti tadi. Jangan pernah melakukannya lagi." Jelas Tzuyu. Namun Jungkook kali ini malah menarik Tzuyu kedalam dekapannya.
"Aku dengar, kau menangis tadi siang." Kata Jungkook. "Ada apa? biasanya kau menceritakan segalanya padaku." Jungkook kali ini melepaskan pelukannya itu.
"Tidak semua hal bisa ku ceritakan padamu. Lebih baik kau pergi ke kamarmu saja, aku harus tidur." Kata Tzuyu.
"Aku tidak akan pergi sebelum kau tidur. Kau kan tidak bisa tidur jika aku tidak mengusap rambutmu sebelum tidur."
"Mulai saat ini semuanya harus berubah. Kau dan Lisa sudah berpacaran. Jadi aku tidak ingin kalau aku jadi orang yang berada diantara hubungan kalian."
"Kau sahabatku Chewy. Bahkan sejak kecil juga kita selalu bersama. Kenapa kau berpikir kalau kau akan jadi seseorang yang berada diantara hubunganku dengan Lisa? itu sudah beda urusan Chewy."
"Kau dan aku sudah bukan anak umur 7 tahun lagi Jungkook. Bisa saja tiba-tiba aku menyukaimu. Aku tidak ingin jadi penghalang diantara kalian berdua. Mulai detik ini, kita harus merubah semuanya, jangan bangunkan aku seperti biasa karena aku punya ponsel yang bisa kuaktifkan alarmnya. Lalu saat disekolah, usahakan jangan merangkulku seperti biasanya. Dan terakhir, prioritaskan Lisa sebelum aku. Mudahkan?"
"Tapi-"
"Persahabatan juga punya batasan Kookie. Jika kau terus memprioritaskan aku dibanding Lisa, hatiku bisa saja menyukaimu. Jangan buat aku jadi orang jahat."
"Aku percaya padamu Chewy, kau bukan orang seperti itu."
"Tapi urusan hati berbeda Kookie. Aku kan sudah bilang, kita berdua bukan anak 7 tahun lagi. Kita sudah menginjak masa dimana segalanya selalu berurusan dengan hati. Sudah ya, aku mengantuk." Tzuyu langsung menutup pintu kamarnya dan bersandar dipintu itu. Perlahan dirinya terduduk disana. Air matanya mulai mengalir. Dia mengedarkan pandangannya keseluruh kamar miliknya itu. Ruangan itu benar-benar punya banyak kenangan bersama Jungkook.
"Saat ini aku sudah terbiasa dengan kehadiranmu. Apa aku akan bisa melewati hari-hari berikutnya? untuk saat ini saja aku belum merelakan dirimu." Gumam Tzuyu.
***
"Chewy." Suara lembut milik Jungkook itu mulai terdengar. Dia menyingkirkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah Tzuyu. Senyumnya kemudian mengembang melihat gadis itu tertidur dengan pulas. "Chewy." Panggilnya lagi. Kali ini Tzuyu membuka matanya. Dia lantas melihat ponselnya. Alarmnya terlewat.
"Kenapa alarmnya tidak terdengar." Keluh Tzuyu. "Padahal aku sudah mengaktifkannya." Jungkook hanya tersenyum kemudian mengacak rambut Tzuyu.
"Kau sudah terbiasa dengan suaraku Chewy. Sebanyak apapun kau menggunakan alarm, pada akhirnya hanya suaraku yang bisa membangunkanku. Sekarang kau harus bangun dan mandi. Imo sudah menunggumu." Jungkook beranjak meninggalkan Tzuyu yang masih terduduk diatas kasurnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Love
Fanfiction"Hatiku sangat sakit saat mendengar kau bilang kita hanya teman." Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama yaitu Hopeless Love yang dibawakan oleh Jimin Jamie. Cerita ini mungkin memiliki genre yang lumayan mainstream yaitu sahabat jadi cinta a...