Hopeless Love #21

1.2K 150 13
                                    

Ini sudah memasuki hari kedua. Namun Jungkook masih belum mau membuka matanya. Alat deteksi jantung itu masih terus berbunyi seolah hanya tinggal menunggu waktu. Anehnya, setiap Tzuyu masuk keruangan itu, detak jantung Jungkook menjadi normal. Namun setelah dia keluar detak jantungnya malah melemah.

"Tzuyu, kau belum makan. Seharusnya kau makan dulu." Taehyung berniat menyuapi bubur pada Tzuyu. Namun Tzuyu langsung menolaknya.

"Aku tidak akan makan apapun sampai Jungkook sadar."

"Kalau kau tidak mau makan, setidaknya kau harus minum. Kau akan sakit jika tidak makan ataupun minum seperti ini." Bujuk Taehyung. "Kalau kau melakukan hal itu, aku juga akan melakukan hal yang sama."

Tzuyu memandang Taehyung iba. Dia tidak ingin Taehyung jika tidak makan sampai Jungkook sadar. Karena masih belum bisa dipastikan kapan Jungkook akan sadar. "Kau harus makan Tae."

"Mencintai itu bukan hanya dengan ucapan tapi juga dengan perbuatan. Jika kau kelaparan, maka aku juga harus sama." Jelas Taehyung yang membuat Tzuyu terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar itu. "Aku mencintaimu Tzuyu. Kau adalah  orang pertama yang membuat jantungku berdetak tak karuan. Hanya suara dan juga senyummu yang bisa mengembalikan semangatku."

Tzuyu masih membatu mendengar penjelasan Taehyung itu. Ia terus bertanya-tany pada dirinya sendiri. Apakah Taehyung yang ada dihadapannya ini adalah Taehyung yang berjuang melawan philopobhia nya? dan setelah 2 hari dia terbebas dari philopobhia nya itu, kata-kata cinta yang ia ucapkan menunjukan seolah dia adalah orang yang sudah berpengalaman dalam hal cinta.

"Aku tahu ini terlalu cepat. Makanya aku tak terlalu berharap kau akan membalas perasaanku." Taehyung memasang senyumnya. Satu yang membuat hati Tzuyu tersentuh adalah, tatapannya saat mengatakan hal itu adalah tatapan yang benar-benar tulus. Sangat tulus. "Jadi, kau mau makan atau tidak? jika tidak aku yang akan makan."

"Katanya cinta itu soal perbuatan. Lalu kenapa sekarang kau malah ingin makan?" Secara tak sadar Tzuyu memakan suapan yang diberikan Taehyung.

"Aku masih amatir, jadi wajar saja." Taehyung kembali menyendok bubur itu dan memasukannya kedalam mulut Tzuyu. Anehnya, Tzuyu terus membuka mulutnya dan mengunyah bubur itu tanpa sadar.

"Ucapanmu tidak sesuai dengan apa yang kau lakukan."

"Bagaimana? apa rasanya enak?" Tanya Taehyung sambil membersihkan bubur yang ada disudut bibir Tzuyu kemudian tersenyum. "Inilah yang aku maksud kalau cinta itu bukan hanya dengan ucapan. Tapi juga perbuatan. Aku mengajakmu mengobrol sekaligus menyuapimu. Aku sudah melakukan keduanya secara bersamaan.

"Ah, kau membuat puasaku gagal." Keluh Tzuyu.

"Jadi, apakah ini perbuatan yang kau lakukan demi cinta? kau tidak mengatakannya tapi kau menunjukan lewat perbuatanmu." Kata Taehyung. "Kau boleh melakukan apapun demi cintamu selama itu tidak mengganggu kesehatan dan juga kebahagiaanmu."

Kata-kata Taehyung itu benar-benar menyadarkan dirinya. Tidak dapat dipungkiri kalau selama ini semua tindakannya untuk Jungkook benar-benar berlebihan. Dia bahkan rela mempertaruhkan dirinya sendiri untuk Jungkook. Namun Jungkook sama sekali tidak pernah menyadari sedikit pun tentang perasaannya itu.

Secerca harapan. Sebuah harapan baru untuk cinta yang baru. Dunianya benar-benar terbuka lebar. Tzuyu terus bertanya-tanya mengapa baru kali ini dia dipertemukan dengan sosok Taehyung. Mengapa tidak dari dulu sebelum perasaannya mendalam pada Jungkook. Meski dia punya harapan untuk menyambut cinta baru, tetap saja cinta baru itu tidak akan bisa menggantikan posisi cintanya pada Jungkook.

"Gomawo." Hanya kata itulah yang menurut Tzuyu paling tepat untuk dikatakan pada Taehyung. Meski dia belum bisa menghilangkan perasaannya pada Jungkook, tapi setidaknya Taehyung bisa sedikit menariknya dari kubangan hitam cinta dalam diam.

"Tidak perlu berterimakasih padaku. Bukan aku yang membuatmu makan, tapi tanganku." Jelas Taehyung yang membuat Tzuyu langsung tertawa. Bukankah tangannya juga merupakan bagian dari dirinya?

"Kau konyol."

"Setidaknya itu bisa membuatmu tertawa."

Lisa. Dia masih belum terlihat muncul disana. Hanya Tzuyu dan Taehyung yang ada disana. Sesekali juga Elkie atau Jimin juga ada disana. Lisa adalah kekasihnya, tapi sampai detik ini dia belum juga datang. Mungkin dia merasa sangat menyesal, atau dia merasa enggan bertemu dengan Jungkook lagi.
~
~
~
"Tzuyu, untuk pelajaran hari ini aku juga belum menyelesaikannya." Jelas Elkie sambil mengeluarkan bukunya. "Kau tahu? tadi aku mengajak Lisa tapi dia tidak ingin ikut bersamaku. Alasannya tidak masuk akal, katanya dia harus mengurus visa nya."

"Kau harus berpikiran positif, mungkin saja Lisa benar-benar mengurus visa nya."

"Tapi menurutku, dia memang tidak berniat mengunjungi Jungkook." Kata Elkie. "Setelah ini, mungkin kau punya kesempatan."

"Aku rasa merebut kekasih teman sendiri hanya akan membuat persahabatan kami bertiga rusak." Jawab Tzuyu.

Elkie yang tadinya duduk disamping Tzuyu, kini berdiri dan menghadap langsung pada Tzuyu. "Tzuyu, aku akan mengatakan hal penting padamu. Dunia ini keras, jika kau terlalu baik, maka kau akan ditindas. Dialah yang merebutnya duluan darimu. Lalu apa susahnya untuk merebutnya kembali?"

"Tidak baik membalas kejahatan seseorang dengan kejahatan lagi. Aku sebenarnya tidak membenci Lisa ataupun Jungkook. Aku hanya membenci diriku sendiri yang menyimpan perasaan lebih pada Jungkook." Jelas Tzuyu.

"Sangat sulit memang berbicara dengan orang yang sangat polos sepertimu. Oh iya, aku tadi terkejut saat ibumu ada disekolah."

"Dia kan meminta izin untuk diriku dan juga Jungkook."

"Bukan, ibumu melaporkan Yerin eonni."

Tzuyu langsung terperanjat. "Kau serius?"

"Iya, aku dengar dari temanku, ibumu tahu kejadian itu dari seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya. Aku curiga kalau yang jadi informan itu Yerim."

"Yerim? bagaimana bisa?"

"Hanya dia orang yang polos dalam genk Yerin eonni. Aku yakin dia orangnya."
~
~
~
Tzuyu ternyata saat ini ketiduran di kursi yang ada dilorong rumah sakit itu. Taehyung mengembangkan senyumnya kemudian mengusap halus kepala Tzuyu. "Jika caramu mencintai seseorang adalah seperti ini, maka seharusnya Jungkook merasa beruntung memilikimu dirimu disampingnya. Kau rela mengorbankan apapun untuknya meski kau bukan kekasihnya. Sedangkan Lisa, dia bahkan seolah tak peduli dengan keadaan Jungkook saat ini."

Taehyung menggendong Tzuyu ke sebuah kamar yang sebelumnya dipesan oleh ibunya Tzuyu karena ibunya sudah yakin kalau Tzuyu tidak akan mau pulang.

Taehyung menarik selimut sebatas pundak Tzuyu agar dia tidak merasa kedinginan. Sebuah kecupan hangat ia daratkan dipucuk kepala Tzuyu yang saat ini masih tertidur. "Caramu menunjukan cintamu pada orang lain membuatku ingin melakukan hal yang sama padamu. Aku memang mencintaimu Tzuyu, tapi kebahagiaanmu jauh lebih penting dibandingkan apapun. Suatu saat nanti jika kau bahagia bersama Jungkook, aku tidak akan pernah menghalangimu Tzuyu."

TBC♡
Gimana dengan chapter kali ini?

Masih banyak yang harus diperbaiki, jadi bagi yang punya kritik dan juga sarannya boleh coret-coret dikomentar♡

Hopeless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang