"Chewy, kau tidur saja. Biar aku yang mengerjakan tugas dan catatannya." Jungkook saat ini sudah kembali dengan membawa beberapa buku. Sebenarnya tujuan dia keluar bukan hanya untuk mengantar Elkie dan juga Lisa saja, tapi juga dia mengambil beberapa buku dari supir kepercayaan ibunya Tzuyu. Dia tadi sudah menelpon supir itu untuk membawakan buku-buku mereka.
"Biar aku sendiri yang mengerjakannya. Yang terluka bukan tanganku, jadi tidak masalah aku menulis."
"Baiklah. Tapi hanya satu kalimat. Selebihnya, aku yang akan mengerjakannya."
"Kookie, aku sudah bosan berada disini. Kau tidak membiarkanku pulang dan menulis. Sekali ini saja, biarkan aku mengerjakan tugasku sendiri." Kata Tzuyu dengan puppy eyes nya. Salah satu jurus andalannya agar Jungkook mau menurutinya.
"Aish. Baiklah, tidak apa-apa."
"Gomawo." Tzuyu tersenyum saat Jungkook menuruti keinginan kecilnya itu. Dia kemudian mengambil buku miliknya dan mulai mengerjakan tugas. Jungkook hanya bisa memasang senyumnya saat melihat Tzuyu bahagia hanya dengan hal yang sangat sederhana. Dia mengagumi kepolosan hati Tzuyu yang tidak berubah sama sekali meski saat ini Tzuyu sudah menginjak usia remaja.
~
~
~
"Aigo, kau terlalu keras belajar." Jungkook mulai membereskan buku yang berserakan diatas ranjang rumah sakit itu. Soal Tzuyu? sepertinya dia mengerjakan tugas-tugasnya itu dalam mimpinya. Ya, dia ketiduran saat sedang menyalin tugas dan juga catatan milik Lisa. Jungkook kemudian membenarkan posisi tidur Tzuyu lalu menyelimutinya. "Jaljja, Chewy."***
"Kookie, aku ingin pulang." Rengek Tzuyu. Ini baru memasuki hari ketiganya dirumah sakit. Pasti sangat membosankan untuk Tzuyu karena biasanya dia menikmati udara luar. Sedangkan sekarang, dia hanya berbaring dirumah sakit. "Aku sudah sembuh Kookie, bilang pada dokternya untuk mengizinkanku pulang."
"Tidak chewy. Kau harus tetap disini. Mengerti?"
"Ayolah kookie, dokter itu hanya sedikit berlebihan. Aku ingin pulang saja." Kata Tzuyu yang saat ini merajuk. "Kalau tidak pulang, ajak aku jalan-jalan. Aku ingin bertemu sinar matahari."
Jungkook hanya menggelengkan kepalanya tak setuju. "Sekarang, kau harus istirahat total agar kau cepat pulang."
"Kau menyebalkan." Tzuyu mencebikkan bibirnya kesal. Dia langsung mengambil ponselnya yang ada dinakas dengan kasar. Saat ini dia ingin pura-pura marah agar Jungkook menuruti keinginannya.
'Kau berubah ya? dulu kau selalu berusaha mewujudkan setiap keinginanku meski itu mustahil. Tapi sekarang? ayolah, untuk kali ini saja. Kembalilah menjadi kookie ku yang biasa.' Ucap Tzuyu dalam hatinya sambil diam-diam memperhatikan Jungkook yang saat ini sepertinya sedang berpikir.
"Baiklah, kita akan jalan-jalan. Tapi hanya ke taman yang ada disini." Kata Jungkook. "Naiklah ke punggungku seperti biasa. Aku tahu kau pasti akan mengomel jika aku memintamu naik kursi roda."
Jungkook kali ini merendahkan tubuhnya agar Tzuyu bisa dengan mudah naik ke punggungnya. Senyum Tzuyu mengembang. Meski dia tak bisa memiliki Jungkook, setidaknya seluruh perhatian dan pikiran Jungkook selalu untuknya. Namun, dia mengurungkan niatnya untuk naik ke punggung Jungkook. Detak jantungnya pasti tidak akan beraturan nanti. Dia berpikir, kalau kali ini bukan saatnya Jungkook mengetahui perasaannya itu.
"Aku naik kursi roda saja." Kata Tzuyu dengan penyesalan yang besar karena melewatkan kesempatan yang bagus itu. Kapan lagi dia akan digendong oleh Jungkook? Namun untuk sementara, Tzuyu menyingkirkan keinginannya itu. Dia tak ingin perasaannya terus bertambah. Dia tidak akan menghilangkannya, tapi dia ingin berusaha agar perasaannya itu tidak bertambah ataupun berkurang. Itu saja.
Tzuyu tersenyum miris. Dia benar-benar benci pada dirinya sendiri. Kenapa semua ini harus terjadi?
"Oh, chusungheyo." Seseorang tak sengaja menabrak kursi roda yang dinaiki Tzuyu. Orang itu membungkukan tubuhnya untuk meminta maaf. Namun saat orang itu menegakkan kembali tubuhnya, Tzuyu seperti mengenalnya.
"Oppa? kenapa kau ada disini?" Ingat Taehyung? pria yang pernah Tzuyu tabrak saat dia berusaha melupakan semua kekesalan dalam hatinya saat itu.
"Aku sedang check-up. Aku dengar, Yerin yang melakukan ini. Maafkan dia, dia memang selalu seperti itu. Aku sudah melarangnya, tapi tetap saja dia keras kepala."
"Tidak apa-apa. Aku sudah baik-baik saja sekarang." Kata Tzuyu sambil tersenyum.
"Kau mau melaporkannya? aku rasa kali ini dia sudah keterlaluan." Kata Taehyung. "Nanti aku akan membantumu. Kau jangan takut untuk melaporkannya."
"Aku tidak berniat untuk melaporkannya. Aku tahu alasan dibalik eonni melakukan ini padaku." Tzuyu kembali tersenyum mencoba tegar. "Cinta, satu kata yang membuat seseorang berbuat banyak hal untuk membahagiakan orang yang dicintainya. Eonni melakukannya karena dia benar-benar ingin kau membalas perasaannya. Cobalah untuk membuka hatimu untuknya agar tak ada yang terluka lagi." Jelas Tzuyu yang dengan refleks memegang tangan Taehyung. "Oh iya, aku harus pergi sebelum mataharinya semakin panas. Semoga harimu menyenangkan oppa, aku permisi."
Jungkook melempar tatapan tajam pada Taehyung. Kenapa Jungkook harus marah? bukankah dia tidak memiliki perasaan apapun pada Tzuyu. Sepertinya bukan tidak ada. Hanya saja perasaan Jungkook masih tertutupi. Entah oleh apa.
"Kau dekat dengannya?" Tanya Jungkook sambil mendorong kursi roda Tzuyu. "Aku rasa kalian cukup akrab."
"Aku tak sengaja menabraknya saat itu. Itulah kenapa aku bisa seakrab itu." Jelas Tzuyu. "Kookie!" Panggil Tzuyu tapi Jungkook sama sekali tidak mendengarnya. "Kookie!"
"Oh." Jungkook langsung menghentikan kursi roda itu. Tinggal beberapa centi lagi Tzuyu pasti menabrak tiang yang ada dilorong itu.
"Kau memikirkan apa? untung saja aku tidak menabraknya."
"Untung saja. Kau tidak kenapa-kenapa kan?" Jungkook memeriksa setiap inchi wajah Tzuyu.
"Yak! singkirkan tanganmu." Omel Tzuyu karena Jungkook meletakan kedua tangannya dipipi Tzuyu dan mulai membuat wajah Tzuyu menjadi aneh.
"Dengarkan ya. Jangan dekati dia." Jelas Jungkook. "Aku tidak suka padanya."
"Eh?"
"Pokoknya jangan dekati dia." Jungkook kali ini menatap mata Tzuyu. Dia berkata dengan sangat halus dan mengelus pipi Tzuyu dengan halus.
Seketika Tzuyu merasa kalau waktu berhenti dihadapannya. Dia tidak ingin semuanya cepat berakhir dengan cepat. Tatapan teduh Jungkook benar-benar menghentikan waktunya. "Kumohon." Suara itu langsung membuat Tzuyu kembali tersadar pada dunia nyatanya.
"Dia pria yang baik. Tenang saja, kau kan bersamaku." Kata Tzuyu sambil mengusap rambut Jungkook sambil tersenyum. "Kau yang akan membantuku jika ternyata Taehyung oppa memang bukan orang yang baik. Aku tidak pernah khawatir selama kau ada disampingku."
'Kau merasa cemburu atau kau hanya mengkhawatirkanku? tatapanmu juga membuatku semakin bingung tentang perasaanmu padaku. Tatapanmu berbicara kalau kau cemburu padaku. Ku yakin, jauh dalam hatimu yang terdalam, kau menyimpan perasaanmu padaku meski hanya setitik. Aku akan menunggu sampai kau mengungkapkannya.' Batin Tzuyu.
Sementara saat ini, Taehyung sedang meremas kertas hasil check-up miliknya. Dia berkaca-kaca melihat hasilnya. Dia memilih untuk membuang hasil itu. Sebenarnya apa yang coba dia sembunyikan?
TBC♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Love
Fanfiction"Hatiku sangat sakit saat mendengar kau bilang kita hanya teman." Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama yaitu Hopeless Love yang dibawakan oleh Jimin Jamie. Cerita ini mungkin memiliki genre yang lumayan mainstream yaitu sahabat jadi cinta a...