NCT DOYOUNG
SEMESTA
Langit, kalau aku mencintaimu itu artinya aku sudah paham konsekuensi tentang rasamu kepadaku. Aku juga sudah siap patah untuk yang pertama kalinya.
written by: buminyakala.
start: 8 September 2019.
end: -
"Iya, aku sama Langit beda banget. Aku bahkan sempat berpikir kalau aku tidak cocok dengan-nya."
"Sebenernya perbedaan hadir bukan karena tidak cocok, itu karena ditakdirkan untuk saling melengkapi."
- L A N G I T B I R U - Tentang Langit dan Kalimatnya.
Aku menutup mata, menikmati angin yang berhembus lembut di sekitar wajahku. Di sini dingin, tapi aku harus menahan-nya untuk Langit. Seperti janjiku kemarin, aku akan pergi menemaninya untuk melihat matahari terbenam di Tebing Keraton.
Sebenarnya aku dan Langit sudah hampir satu jam di tempat ini untuk menikmati pemandangan alamnya, tapi Langit belum juga mau pulang kalau mataharinya belum benar-benar tenggelam.
"Luna, kenapa tidak suka senja? Padahal senja itu indah dan membawa ketenangan."
"Tapi kamu lebih indah." Aku menatap wajahnya dari samping. Kira-kira apa yang sedang tuhan pikirkan ketika menciptakan pria hampir sempurna seperti Langit?
"Luna kamu baru saja menggoda saya, ya?"
Aku menggeleng, "tidak, aku sedang berbicara jujur."
Setelah itu kami sama-sama terdiam. Langit menikmati pemandangan matahari yang hampir tenggelam di hadapan kami sedangkan aku menikmati indah wajah pria itu jika ditatap dari samping.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Langit, kamu suka bintang atau bulan?" "Bintang."
Aku diam untuk beberapa detik, kembali memperhatikan wajah Langit yang benar-benar damai. "Padahal aku lebih suka bulan. Kenapa kita selalu berbeda, ya? Apa kita tidak cocok?"
Langit mengalihkan pandangannya kearah-ku, "Berbeda bukan berarti tidak cocok."
"Lalu artinya apa?" "Artinya tuhan mentakdirkan kita untuk saling melengkapi, Luna."
Bohong kalau aku tidak bahagia setiap mendengar kalimat nya. Diam-diam aku tersenyum kecil, sedikit mengungkapkan rasa bahagiaku karena nya. Kalau dihitung-hitung sudah berapa ratus kali Langit membuatku bahagia?
Tidak perlu dihitung. Karena ia tetap di sini bersamaku saja sudah lebih dari cukup.
"Saluna, setelah ini mau kemana?" "Terserah kamu saja. Aku ikut ke manapun mau kamu."
Aku dengar Langit menghela napasnya sedikit kasar, tapi ia tetap tersenyum kecil. "Hari ini kamu sudah menuruti kemauan saya untuk melihat senja padahal kamu tidak suka. Sekarang ayo gantian, saya yang akan mengikuti kemauanmu."
