19. kalau kamu, tidak perlu dipertimbangkan

989 165 30
                                    

17+
sudah diberi tanda pakai bold, italic, dan underscore. jangan mengaduh yang tidak-tidak. laporan ke saya kalau ada yang dibawah 17 tahun, agar bisa dijajani cilok dan akan saya jadikan adik sama seperti Jisung. kalau mau dijadikan anak juga boleh, tapi nanti dulu, tunggu halal. saya nggak mau jadi janda sebelum menikah.

CANDA SAYANG.

hope you enjoy!

***

Kalau kamu.

"Sebenarnya harus ada banyak pertimbangan dalam menentukan sebuah pilihan dari beberapa opsi yang ditawarkan."

"Tapi kalau ada nama Saluna di opsi yang ditawarkan, maka tidak perlu pertimbangan."

- L A N G I T B I R U -

Hari ini kudengar Kak Bintang meminta Langit untuk mengantarnya beli baju karena akan ada acara pernikahan yang digelar oleh teman seangkatan-nya. Dengar-dengar yang menikah itu meminta yang lain agar membawa pasangan masing-masing. Apa Langit akan mengajak-ku?

Kalau iya, berarti aku harus meminta salah satu baju buatan Ibu.

"Lo nggak akan marah, Lun?"

Dia Lucas, mahasiswa sejurusan denganku yang selalu mengunyah permen karet. Hari ini Lucas memilih warna merah sebagai topinya. Barang kali lupa, mari kuingatkan; Lucas adalah pria berketurunan China yang selalu mencampur bahasanya jika berbicara.

Kadang bahasa Indonesia yang baik dan benar, kadang bahasa Inggris, kadang juga bahasa Sunda, kadang pula bahasa Mandarin yang aku tidak mengerti artinya.

"Marah untuk apa, Lucas?"

Jarinya berhenti menari pada keyboard laptop. Ia sedang menyusun materi persentasi yang akan kami sajikan besok.

"Itu, si Bintang kecil di langit yang biru-- ey! Malah nyanyi gue." katanya menepuk bibirnya sendiri, tapi pelan.

Aku tertawa saja melihatnya. Benar. Lucas itu ajaib.

"Si Bintang minta anter Biru buat beli baju, ceunah."

Sebenarnya kalau kabarnya bukan datang langsung dari Langit aku tidak akan meragukan-nya. Dan kali ini kabarnya dari sahabatku, Lucas. Si pria yang seharusnya menjadi adik tingkatku memang tidak pernah meleset dalam memberikan kabar. Apapun yang dibawa pasti selalu benar, termasuk berita kehilangan.

"Kata siapa lo?"

Dia memutar bolamatanya, "lo kayak nggak tau gue aja."

"Apa? Tukang gosip? Taubat, Cas." kataku.

Tapi dia malah tertawa, lalu lanjut mengetik sambil membolak-balik kertas materi yang sudah kucetak minggu lalu.

Aku yang cari materi, lalu Lucas yang menyusun. Berteman itu saling menguntungkan, jangan maunya untung sendiri.

"Sembarangan banget your mouth!" Nah, kan. Dia mencampur bahasanya lagi. Aku membuka ponsel, menyiapkan aplikasi penerjemah. Antisipasi kalau ia tiba-tiba berbicara bahasa Mandarin.

Langit Biru, KDY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang