satu kalimat yang bisa membuat bahagia.
"Satu kalimat ya? Hm... Katanya, aku adalah semesta."
"Apa? Satu kalimat? Semua kalimat yang keluar dari mulut Saluna selalu membuat saya bahagia."
— L A N G I T B I R U —
"Luna..."
"Iya?"
"Tapi saya memiliki janji untuk melihat senja bersamamu sore ini."Aku terkekeh sambil memperhatikan pria di hadapanku yang sedang menunduk-kan kepalanya. "Next time bisa kok. Gak harus hari ini."
Dia menatap mataku dalam, tapi aku mengangguk untuk meyakinkan bahwa aku baik-baik saja. Tenang saja, ini sebagian dari rencanaku untuk terlihat baik-baik saja di hadapan-nya.
Kata orang, setegar-tegarnya perempuan kalau melihat pria yang ia cintai dekat dengan perempuan lain pasti akan rapuh juga.
Kalau kataku, sekuat apapun mencoba untuk tegar aku tidak akan pernah bisa. Semesta, aku tidak suka kalau Langitku pergi begitu saja dari hidupku.
Kalau Langitku hilang, lalu yang menyinari duniaku siapa?
"Saluna."
"Ya?" jawabku sambil tersenyum. Dengan caranya memanggil namaku saja ia memiliki ciri tersendiri."Boleh minta tolong?"
"Apa?"
"Tolong percaya sama saya."
"Sekalipun kamu berbohong?"Ia diam. Skak. Aku memperhatikan wajahnya yang lelah. Langit, pasti kamu bolak-balik ke rumahmu dan kak Bintang terus menerus ya? Pasti tidurmu juga terganggu ya?
Maaf ya selama ini aku tidak menyadari kalau ternyata kamu memang memiliki kesibukan yang lain selain menjagaku dan mengerjakan tugasmu.
Ingatkan aku, kalau mulai sekarang aku tidak akan lagi membuat khawatir atau merepotkanmu lagi.
"Langit..."
"Iya, Luna?"Semesta, kenapa suaranya lembut sekali?
Langit adalah orang paling tau bagaimana aku menyukai seseorang memperlakukanku. Lembut sikap, bahasa dan kalimatnya. Aku ini gadis yang lemah, tidak suka dikasari.
Bahkan dulu pernah, Mas Bulan tidak marah tapi ia mengambil gelang dari tanganku yang aku temukan kemarin sore di mejanya secara paksa. Katanya itu gelang dari orang yang special, jadi tidak pantas untuk orang sepertiku.
Besoknya aku menangis, bertanya pada Ibu. Apa aku setidak penting itu di hidup Mas Bulan? Tapi kata Ibu, Mas Bulan hanya emosi sesaat saja.
Benar. Sorenya pria manis itu langsung meminta maaf kepadaku. Hahaha, lucu memang.
"Boleh minta tolong?"
Langit mengambil tanganku untuk memainkan jariku. "Minta tolong apa?"
"Untuk tidak jatuh cinta sama perempuan lain selain aku."
"Terlambat."Aku mengerinyit bingung. Apa katanya tadi? Terlambat? Lalu maksudnya ia sudah mencintai perempun lain selain aku lebih dulu, begitu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru, KDY.
FanfictionNCT DOYOUNG SEMESTA Langit, kalau aku mencintaimu itu artinya aku sudah paham konsekuensi tentang rasamu kepadaku. Aku juga sudah siap patah untuk yang pertama kalinya. written by: buminyakala. start: 8 September 2019. end: -