sorry for typo(s)
and,
enjoy!
ah, Langit Biru.
senyumnya selalu membuat candu.chapter 21 : saat semuanya hanya mimpi.
"aku juga nggak tau."
Langit tertawa, "lega. Tapi semesta tidak membiarkan kelegaan saya bertahan dalam waktu yang lama."
- L A N G I T B I R U -
"Bulan! Panggil dokter cepat!" itu suara Ibu, tapi aku tidak bisa melihat di mana Ibu berada sekarang. Semuanya terlalu gelap, mataku benar-benar tidak bisa dibuka. Daksaku seperti mati rasa, tidak bisa digerakkan.
Beberapa menit kemudian, ada satu cahaya yang dipaksa masuk ke dalam indera penglihatanku. "Pelan-pelan, Saluna. Ayo coba dibuka matanya..."
Aku mengikuti arahan suara pria itu, tapi benar-benar tidak bisa. Demi apapun, aku takut dan mataku sakit sekali.
"Kalau tidak bisa mata, coba gerakkan tanganmu dulu." lanjut pria tadi masih dengan nada lembutnya.
Masih mengikuti arahan, aku mencoba menggerakan seluruh sendi di tubuhku. Mulai dari jemari, sampai dengan tangan kananku yang perlahan bisa kuangkat sedikit demi sedikit. Rasanya, pegal. Seperti tidak pernah digerakkan dalam waktu yang lama.
"Coba sekarang matanya dibuka, pelan-pelan aja."
Aku kembali mengikuti. Memangnya, apa yang bisa aku lakukan selain mengikuti perintah?
"Luna, Ibu di sini..."
Orang yang pertama aku lihat adalah ibu. Wanita itu tersenyum manis sambil sesekali mengusap air mata yang membasahi setiap sudut matanya. Ibu menangis, begitu juga Mas Bulan. Dan aku butuh penjelasan. Semuanya terlalu abu untuk kuraba. Ada apa sebenarnya?
"Luna, bisa lihat saya?" tanya pria berjas putih yang masih setia berdiri di sampingku.
Aku mengangguk sambil memegang kepalaku yang masih terasa pening.
"Kalau bisa tolong lihat jari telunjuk saya, jangan lepas pandanganmu dari sini." lanjutnya lalu menggerakkan jari telunjuknya ke sana-sini.
Tidak tau kenapa, pria itu menghela napas lalu menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya. Kemudian memeriksa satu monitor di samping kirinya. Lagi, ia menggeleng. Aku makin bingung dibuatnya. Semua orang terlihat aneh hari ini. Dan ya, apalagi ini?
"Luna, ingat Mas?" tanya Mas Bulan yang aku sendiri bingung dibuatnya.
Tentu saja aku mengangguk tapi kutahu kalau dahiku mengerinyit ke dalam, "Mas kenapa nanya seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru, KDY.
Fiksi PenggemarNCT DOYOUNG SEMESTA Langit, kalau aku mencintaimu itu artinya aku sudah paham konsekuensi tentang rasamu kepadaku. Aku juga sudah siap patah untuk yang pertama kalinya. written by: buminyakala. start: 8 September 2019. end: -