Stories 101: Sarah

2.4K 291 13
                                    

Sarah adalah gadis paling menawan yang pernah kulihat, dia pindah ke kota ini sekitar seminggu yang lalu.

Kurasa siapapun yang melihat Sarah, akan langsung jatuh cinta padanya di pandangan pertama, karena aku juga begitu. Mata hijaunya yang menyejukkan, rambut pirangnya yang selalu terkucir, betul-betul suatu pemandangan yang indah. Aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku pada Sarah, tapi aku terlalu pemalu. Bagiku, melihat senyum ceria Sarah sudah cukup untuk saat ini.

Ketika pulang sekolah, Sarah duduk sendirian di bangku taman. Wajah cantiknya terlihat bosan, sesekali ia menendang kerikil yang berada dekat dengan sepatunya. Kupikir inilah kesempatanku untuk berada lebih dekat lagi dengan Sarah. Aku mendekatinya, namun sepertinya Sarah merasa tidak nyaman dengan kehadiranku.

"Siapa kau?" tanya Sarah. Aku berusaha menjaga jarak darinya agar dia mengetahui kalau aku tidak berniat untuk mengganggunya. "Ah, maaf jika aku membuatmu tidak nyaman. Aku melihatmu sendirian disini, tanpa teman. Jadi kupikir aku bisa menemanimu" aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat gugup, apalagi di depan gadis pujaanku. "Aku belum lama pindah ke sini, jadi aku masih belum memiliki teman" suara Sarah sangat lirih, hingga aku hampir tidak mendengarnya. "Kalau begitu, maukah kau jadi temanku?" mata Sarah berbinar mendengar ucapanku. Dia mengulurkan tangannya ke arahku dengan bersemangat. "Aku Sarah, dan kau?" aku membalas uluran tangan Sarah, tangannya sehalus yang kubayangkan. "Jim, kau bisa memanggilku Jim"

Sejak saat itu aku menjadi dekat dengan Sarah. Dia selalu menyapaku ketika kami tidak sengaja bertemu. Aku juga selalu menemani Sarah di bangku taman sepulang sekolah, menunggu orangtuanya datang menjemputnya. Apakah Sarah merasakan hal yang aku rasakan?

Aku harus memastikannya. Jika Sarah mencintaiku, dia akan melakukan segala hal untukku bukan? Seperti aku melakukan segala hal untuknya. Hari ini, aku mengajak Sarah untuk pulang bersamaku. Sarah mengiyakan hal itu dan ikut bersamaku ke dalam mobilku. Dalam perjalanan, Sarah menceritakan betapa baiknya guru di sekolah memberikan dia bintang emas karena telah menciptakan puisi yang indah. Lalu sarah menyadari sesuatu, kami telah melewati jalan rumahnya. Meski Sarah sudah berulang kali mengatakan kalau kami melewati jalan yang seharusnya kami lalui, aku tidak begitu mempedulikannya. "Kita akan pergi ke mana, Mr. Jim?" gadis berusia 9 tahun itu mulai ketakutan, mata hijaunya berkaca. Aku tersenyum dan mengusap kepalanya meskipun, ia sedikit menjauh. "Kita pergi ke tempat dimana kita akan bersama selamanya... Sarahku...."

Creepy HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang