Stories 22: Hitch-Hike (part 1)

6.4K 486 3
                                    

Sc: Mengaku Backpacker

Hitch-hike adalah sebuah cerita yang kuadaptasi dari blog okaruto. Cerita seram ini mengisahkan sang narator yang berpergian dengan sahabatnya menggunakan metode hitch-hike, yakni menumpang pada setiap mobil yang mereka temui. Namun suatu malam, mereka menumpang sebuah mobil yang salah, membuat mereka mengalami berbagai peristiwa menakutkan dan tak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Bagian endingnya, seperti biasa, telah aku ubah sehingga agak berbeda dengan yang ada di versi aslinya. Hanya ada 4 part dalam kisah ini. No curse or bad dream in this series what so ever. Selamat menikmati.

****
Kisah ini terjadi sekitar 7 tahun yang lalu. Aku baru saja diwisuda dan belum memiliki pekerjaan tetap. Kurasa aku tipe orang yang tidak begitu peduli dengan “tekanan” harus bekerja lah, harus menikah lah, jadi aku merasa santai dengan kondisiku saat itu.

“Pekerjaan yang lebih bagus nantinya akan muncul kok.” kataku pada diriku sendiri saat sedang bekerja paruh waktu, pekerjaan yang sudah kujalani sejak aku masih kuliah.

Peristiwa itu terjadi pada musim panas. Aku sedang berbincang dengan sahabatku, Kazuya (bukan nama aslinya) ketika entah mengapa topik “hitch-hiking” mengelilingi Jepang tiba-tiba muncul. Kau tahu, seperti backpacker, hanya kau melakukan perjalanan dengan menumpang mobil orang lain yang kebetulan lewat. Aku yang masih sangat muda saat itu langsung terobsesi dengan ide tersebut.

Sebelum aku melanjutkannya lebih jauh, aku akan memperkenalkan siapa Kazuya. Kami kebetulan kuliah di universitas yang sama dan kami pertama berjumpa pada semester awal kuliah kami. Ia adalah seorang playboy sejati, tipe orang yang suka main-main dan jarang berpikir dengan serius. Walaupun hobinya berganti-ganti pacar, namun tetap saja ia mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Aku adalah salah satu yang paling dekat dengannya. Kepribadiannya yang ekstrovert sungguh kontras dengan kepribadianku yang introvert dan apatis.

Kami akhirnya sepakat melakukan hitch-hiking bersama. Sebenarnya tak ada rencana matang yang kami persiapkan. Kami hanya menumpang dan menumpang tanpa rute yang jelas. Pertama, kami akan terbang menuju Hokkaido dan kemudian kembali ke tempat asal kami di Kyushu dengan hitch-hiking.

“Yeah! Jangan panggil aku Kazuya jika aku tak bisa menggaet perempuan dari tiap kota yang kita lewati!” kata Kazuya seolah-olah hanya dia di dunia ini yang bisa melakukannya. Walaupun, secara menyedihkan, sebenarnya aku mengharapkan hal yang sama.

Kazuya memiliki rambut panjang yang ia ikat ke belakang, membuatnya tampak seperti bartender “bad ass” sejati (dia memang bekerja di sebuah diskotik btw). Dan kebetulan juga aku juga berhasil menggaet beberapa kenalan wanita saat sedang nongkrong bersamanya.

Aku akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaan sampinganku dan Kazuya mengajukan cuti selama beberapa pekan. Kami membeli tiket ke Hokkaido dan mengisi tas backpacker oversized kami dengan barang2 yang kira2 kami butuhkan. Tiga minggu setelah merencanakan perjalanan ini, kami akhirnya terbang ke Hokkaido.

Ketika kami mendarat di Sapporo, kami makan siang dan berjalan-jalan melihat-lihat kota. Aku tak tahu apakah ini karena perjalanan kami, namun aku merasa sangat lelah sore itu. Akhirnya aku kembali ke hotel sementara Kazuya pergi untuk menikmati kehidupan malam di sana.

Kazuya tidak kembali malam itu, namun kami bertemu satu sama lain di lobby hotel paginya. Ketika aku melihatnya, ia membuat isyarat OK dengan jari2nya. Aku menduga ia menghabiskan malam dengan seorang gadis yang ia temui.

Hari itu juga, kami memulai hitch-hikingkami. Ini pertama kalinya kami melakukan hal tersebut dan kami berdua sangat excited.

Kami tidak memiliki rencana yang konkrit seperti “harus tiba di sini pada tanggal segini” atau target lainnya. Satu-satunya aturan yang kami miliki adalah “biarlah mereka membawa kita sejauh yang mereka inginkan”.

Creepy HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang