Aku tinggal di sebuah perumahan kecil. Banyak tetangga yang datang dan pergi. Seperti itulah kehidupan di sini.
Pasangan baru pindah ke rumah sebelah rumahku. Mereka membawa dua anak yang masih kecil. Terlihat jelas bahwa sang suami adalah tipe pendominasi. Namun, tak lama kemudian, tampak jelas bahwa terjadi kekerasan rumah tangga di rumah itu. Jelas, sang istri takkan berteriak, “TOLONG AKU! TOLONG JANGAN SAKITI AKU!” jika tak ada sesuatu yang terjadi.
Itu adalah malam pertama polisi dipanggil.
Namun sayangnya, kejadian itu tak hanya terjadi satu atau dua kali, bahkan menjadi semacam kebiasaan. Aku pulang dari tempat kerja dan sebuah mobil polisi biasanya akan terparkir depan rumahku. Suatu hari aku pulang dan ada tiga mobil polisi berhenti di depan rumahku. Pintu depan rumah mereka terbuka lebar.
“Akhirnya dia membunuhnya.” Pikirku, mencoba mengintip ke rumah itu.
Namun ternyata aku salah. Hanya pertengkaran biasa, walaupun sempat terjadi kekerasan. Tapi tetap saja, polisi tak bisa banyak bertindak. Toh, mereka tak bisa serta-merta ikut campur urusan rumah tangga mereka. Huh, gara-gara mbil cruiser polisi itu, aku tak memarkir mobilku di tempat biasa.
Suatu hari, saat aku pulang belanja dari supermarket, jantungku terasa berhenti ketika aku melihat ambulans dan truk pemadam kebakaran menutup jalan depan rumahku. Aku langsung melompat keluar dari mobilku dan bertanya pada polisi yang bertugas.
“Apa yang terjadi? Apa rumahku baik-baik saja? Apa aku bisa masuk ke rumahku???”
Ternyata ada laporan kebocoran gas di rumah tetangga kami. Aku harus menunggu hingga pemadam kebakaran memeriksa seluruh rumah di perumahan untuk memastikan tak ada kebocoran.
Satu-persatu mobil-mobil itu meninggalkan perumahanku dan segalanya kembali seperti biasa, lengkap dengan pertengkaran rumah tangga di sebelah rumah.
Malam itu, sang istri akhirnya membawa anak-anak mereka pergi ke suatu tempat. Aku menduga ke rumah nenek mereka.
Keputusan terbaik yang ia ambil. Aku pikir laporan kebocoran gas itu hanya akal-akalan sang istri saja, supaya polisi datang ke rumah mereka. Atau mungkin tifak, mungkin benar-benar ada kebocoran gas, sebab sang suami ditemukan tewas keesokan hari. Sesak napas, kata mereka.
Bukannya aku memang berniat membunuh dia. Kesempatan datang hari itu juga dan tak boleh kusia-siakan. Ayolah, jujur saja, siapa yang akan merindukan keparat itu? Pria itu hanyalah sampah masyarakat. Lagipula, aku tak bisa membiarkan polisi terus saja berdatangan setiap hari di sekitar rumah.
Mereka tidak boleh tahu apa yang kusembunyikan di basement-ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Horror
TerrorCerita-cerita yang dibagikan disini merupakan cerita horor yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Namun, apakah kau cukup berani untuk membacanya? Satu hal pasti yang perlu kau ingat adalah you are not alone... Attention! Saya bukan pengarang dari...