Happy reading...Seorang gadis berseragam SMA tengah terburu-buru menuruni beberapa anak tangga di rumahnya sampai nyaris terjatuh, beruntung tubuhnya bisa menjaga keseimbangan meskipun masih pagi.
Ia segera menghampiri seorang pria paruh baya yang duduk di jok belakang mobil sambil mengintruksikannya agar sedikit lebih cepat.
"Meskipun buru-buru, kamu harus tetap hati-hati, Areva," peringat pria paruh baya itu.
"Iya, Paman." Gadis bernama lengkap Areva Rafflecia itu segera masuk ke mobil.
Setelah beberapa menit di perjalanan, mobil yang ditumpangi Areva sudah memasuki area sekolah.
Saat Areva berjalan menuju kelasnya, beberapa siswa dan siswi menatap Areva, entah apa arti tatapan mereka, yang jelas Areva tidak peduli.Apa mereka ngga pernah lihat cewek cantik kayak aku? Batin Areva menyombongkan kecantikannya. Tentu saja, Areva itu cantik, sangat cantik. Level kecantikannya setara dengan Dasha Taran, seorang youtuber asal Rusia.
Saat di perjalanan menuju kelas XI IPA 1 seseorang menabrak bahu Areva, lumayan kencang sampai membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.
"Kalau jalan pake mata, dong!" seru cowok itu kemudian pergi begitu saja.
Areva menatap tajam kepergian cowok itu. Dia yang salah, dia juga yang marah dan satu lagi, masa iya jalan pakai mata, terus adanya kaki buat apa? Buat melihat? Pikirnya.
Dalam hati Areva sudah mengumpati cowok itu, ia diam bukan berarti takut, hanya saja ia tidak suka berurusan dengan orang yang menurutnya tidak penting.
Areva kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
◇◇◇
Sedari tadi Arka menggerutu tidak jelas, wajahnya terlihat kesal sembari menggebrak meja kantin di depannya. Tidak peduli banyak mata menatap ke arahnya.
"Siapa sih tuh cewek?!" seru Arka dengan rasa kesal.
"Yang mana?" balas Ragil dengan wajah bingung karena sedari tadi Arka berseru menyebut cewek itu.
"Gue lupa, mukanya asing. Baru pertama kali gue lihat itu cewek."
"Murid baru, pindahan kemarin," sahut Rendi dengan wajah santai. Sebelumnya ia sempat melihat Arka yang terlibat tabrak bahu dengan seorang siswi.
Arka mengerutkan keningnya, tanda bingung. "Kok gue ngga tau."
"Kemarin 'kan lo ngga berangkat. Gimana sih, ganteng-ganteng pikun!" ejek Ragil.
Arka mengangguk mengerti. Entah mengapa, perlahan rasa kesal pada diri Arka memudar mengingat wajah gadis yang baru pertama ditemuinya. "Cantik juga," ucapnya sambil tersenyum. Bayangan gadis itu melintas begitu saja dalam kepalanya.
"Arka, Arka. Lo bakal jadiin Areva target lo yang selanjutnya, gitu?" tanya Ragil dengan seringaian kecil.
"Seorang Arkana Radeyasa, apa pun bisa gue dapetin, termasuk cewek." Arka kemudian terkekeh dan kembali berucap, "Eh tunggu, siapa namanya? Areva?"
Ragil mengangguk. "Namanya Areva Rafflecia, kelas sebelas IPA satu pindahan dari Inggris."
"Lo tau dari mana, Bro?" tanya Rendi.
"Bukannya kita berdua sekelas?" balik tanya Ragil dengan wajah bingungnya.
Arka menatap datar kedua temannya. Bagaimana bisa ia berteman dengan dua manusia yang kerap lupa dengan kelasnya sendiri.
"Udah bel nih, kita ngga ada niat buat masuk kelas?" Rendi menambahkan topik pembicaraan, saat mendengar bel tanda pelajaran akan segera dimulai.
"Lo berdua aja. Kalau masuk kelas, mampir ke kelas gue dulu. Izinin gue," ucap Arka seenak jidatnya. Kelas Arka terpisah dari kedua sahabatnya. Rendi dan Ragil bertempat di kelas XI IPA 1, sedangkan Arka di XI IPA 2. Tidak jarang Arka mengeluh akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Cold Girl
Teen Fiction(SUDAH END) [CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD] ARKANA RADEYASA~ Seorang most wanted boy yang bergelimang mantan di sekolah, memiliki sifat petakilan dan rasa ingin tahu yang tinggi, ia dianugrahi paras tampan, namun ia justru menyalahgunakan ketampan...