Part 20.

51.1K 2.6K 28
                                    

Happy reading,,,

Flashback on.

Pada tanggal 17 Agustus 2008. Seorang ilmuan bernama Arvino Raffles akan segera meresmikan perpustakaannya, hampir tiap negara mengenal sosok Arvino karena kejeniusannya.
Perusahaannya selalu menduduki peringkat pertama dari semua perusahaan yang ada di dunia, wajar saja jika namanya sering menjadi sorotan publik.

Nama Arvino kembali mengguncang media saat mengumumkan peresmian perpustakaannya yang ada di pusat kota New York. Tidak hanya itu, Arvino juga mengundang beberapa orang penting seperti Wakil Presiden dan beberapa Menteri.

Acara berlangsung lancar. Namun saat penutupan, tiba-tiba sekumpulan asap berwarna kelabu keluar dari arah gudang, banyak orang panik, mereka berlari kesana-kemari untuk menyelamatkan diri.

Saat Arvino hendak menyelamatkan diri, ia melihat orang lain selain dirinya yang masih berada di dalam. Dia adalah Wakil Presiden.

Arvino segera menghampiri Wakil Presiden yang bernama Fedrick. "Biar saya bantu Pak."

"Tidak, lebih baik kau selamatkan dirimu, saya sudah tidak mampu berjalan."

Arvino tersentak saat merasakan sesuatu menempel di tangannya, ternyata punggung Fedrick terluka dan mengeluarkan banyak darah.

Arvino mulai panik.

"Selamatkan dirimu!" seru Fedrick.

"Tidak Pak! Kita akan keluar dari sini bersama-sama." Arvino lantas memapah tubuh Fedrick yang sudah tidak berdaya untuk keluar dari gedung perpustakaan.

Riko segera menghampiri Arvino yang baru saja keluar dari gedung itu, ia segera menghubungi ambulans.

Ambulans datang dengan beberapa perawat. Mereka segera membawa Fedrick dengan Arvino dan Riko di dalamnya.

Di dalam ambulans, kondisi Fedrick semakin lemah.

"Siapa yang sudah melakukan ini Pak?"

"Saya tidak tahu, mereka memakai topeng," ucap Fedrick dengan suara tertahan.

"Saya tidak bisa bertahan lebih lama." Tepat di kalimat terakhirnya, Fedrick memejamkan matanya dan tidak terdengar suara deru napasnya.

Semua yang dikatakan wakil presiden sudah terekam oleh Riko, ini bisa menjadi barang bukti jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan.

◇◇◇

Alicia menghampiri suaminya yang berlumuran banyak darah di kemejanya.

"Apa yang terjadi?" Alicia panik.

"Perpustakaan kita terbakar dan ada yang mencoba membunuh Wakil Presiden," jawab Arvino sambil menunduk lesu.

"Pak Fedrick, tewas diperjalanan menuju rumah sakit, karena luka tembak di punggungnya," lanjutnya.

Alicia terkejut dan takut, ia takut jika suaminya dituduh sebagai pelaku pembunuhan Wakil Presiden, karena bagaimanapun, Arvino lah yang sudah mengundang Wakil Presiden untuk datang ke peresmian perpustakaannya. Namun Alicia berfikir dua kali, ini semua adalah kecelakaan.

Alicia langsung memeluk Arvino dan menangis di sana.

Anne ikut terkejut mendengarnya.

Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari arah pintu utama, pintu terbuka menampilkan beberapa anggota kepolisian dan agen CIA.

Seorang pria terlihat berdiri paling depan dengan wajah garang dan tangan yang dilipat di depan dada.

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang