Part 53.

30.6K 1.5K 103
                                    

Anyeongg yorobuunnn

aku apdet hari ini🤗

Jangan lupa kasih Vote+komen😁

Selamat membaca,,,

Satu tangan Arka memeluk pinggang ramping Riry, sedangkan tangan lainnya menggenggam tangan gadis itu, ia melakukan ini karena terpaksa, sekali lagi karena terpaksa. Tentu saja, ia tidak mungkin menerima permintaan Riry jika bukan karena Areva.

Sebenarnya apa yang Areva rencanakan? Arka tidak ingin memikirkannya, tetapi otaknya menolak untuk mengesampingkan segala pertanyaan yang hadir dalam benaknya dan itu semua karena Areva, gadis itu mempunyai pikiran yang sulit ditebak.

"Arka," panggil Riry. Mereka tengah berdansa di bawah lampu sorot lantai dansa, meskipun salah satu dari mereka melakukannya dengan terpaksa, tetapi Riry tidak peduli dan menikmati waktunya bersama Arka.

Arka tidak menyahut, hanya menatap Riry dengan wajah datar.

"Gue seneng bisa dansa sama lo," ujar Riry dengan senyum merekahnya.

"Sebenarnya apa rencana lo?" tanya Arka dengan volume pelan. Namun, terdengar jelas penekanan ditiap katanya.

"Gue ngga punya rencana apa-apa," jawab Riry dengan wajah polos.

"Lo yang ngasih obat tidur ke gue waktu itu 'kan?!"

Riry menatap Arka tidak percaya, ia berkedip beberapa kali dan membuang muka untuk menghindari kontak mata dengan Arka.

Arka mengangkat satu sudut bibirnya, Riry memang tidak pandai berbohong, ia harus mendesak Riry agar mau membuka mulut. "Mending lo bilang sekarang sama gue, apa yang sebenarnya lo rencanain," desaknya.

"Gue ngga rencanain apa-apa."

Arka berdecak. "Camkan satu hal, sebanyak apapun usaha lo buat misahin gue sama Areva, itu ngga akan mungkin!" bisik Arka. Dia menghentikan dansanya kemudian berlalu pergi meninggalkan Riry.

Riry menghela napas kasar, ia menatap punggung Arka yang pergi meninggalkannya. Laki-laki itu kembali duduk bersama kekasihnya. Riry bahkan tidak sudih menyebut gadis itu sebagai kekasih Arka.

Kalau gue ngga bisa misahin Arka sama Areva. Maka, maut yang bakal misahin mereka berdua. Batin Riry sambil mengepalkan kedua tangannya.

◇◇◇

Areva menatap Arka yang tengah berdansa dengan Riry, tidak ada rasa sakit yang berarti ia rasakan, ia melakukannya dengan ikhlas tanpa adanya emosi atau maksud tertentu. Areva hanya memberikan Riry kesempatan untuk bersama Arka dan ini untuk yang terakhir kalinya. Bukankah tidak ada salahnya jika kita memberikan kesempatan untuk orang lain agar mereka senang?

Tiba-tiba saja Arka menghentikan tarian dansanya dengan Riry, entah topik apa yang membuat mereka menghentikan tarian dansa mereka, yang jelas Areva melihat Arka pergi dan kembali ke arahnya, padahal waktu mereka kurang dari sepuluh menit. Sesuatu pasti terjadi di antara mereka.

"Cepet banget dansanya," kata Areva dengan wajah polos.

Arka tersenyum, dia kembali mengambil tempat di samping Areva. "Aku ngga mau pacar aku lama kebakar sama api cemburu."

Areva tertawa mendengar jawaban Arka, selalu kalimat manis yang keluar dari mulut lelaki ini.

Arka dan Areva kembali membicarakan banyak hal, sampai Arka teringat pembicaraan Areva yang terpotong. "Oh iya, tadi kamu mau ngomong apa?"

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang