Selamat siang semua🤗 maaf karena membuat kalian lama menunggu🙂 hari ini aku kombek🤗😊
Selamat membaca,,,
Acara kembali berlanjut, para tamu undangan tengah menikmati jalannya acara. Tidak sedikit dari mereka yang membahas perdebatan kecil Riry sebelumnya, dan ada juga yang memilih menyibukkan diri dengan kue-kue yang disajikan.
Berbeda dengan Rafa yang hanya duduk menyendiri di kursi taman, entah mengapa perasaannya mengatakan jika ia kurang setuju dengan hubungan Arka dan Areva. Rafa mulai bingung, apakah ia menyukai Areva? Namun jujur dari lubuk hati terdalamnya, Rafa memang menyukai gadis itu sejak pertemuan pertama mereka.
Secara tidak sengaja, ingatan dimasa lalu terulang di kepalanya, mengingatkannya pada sebuah kejadian yang nyaris memutuskan tali persaudaraannya dengan Arka. Semua itu karena seorang perempuan.
Saat itu, mereka masih menduduki bangku SMP, Rafa bertemu dengan seorang gadis bernama Lissa. Semakin hari keduanya semakin dekat sampai akhirnya menjalin kasih. Rafa tidak tahu jika Lissa adalah teman sekelas Arka dan Lissa juga perempuan yang disukai Arka.
Suatu hari, Arka mengetahui hubungan Rafa dan Lissa. Hal itu jelas membuat Arka kecewa dan membenci Rafa karena menurutnya, Rafa sudah merebut Lissa darinya. Padahal Rafa tahu jika Arka sangat menyukai Lissa.
Rafa merutuki kebodohannya, ia melupakan perasaan Arka. Ia tidak tahu jika Lissa adalah perempuan yang Arka sukai, seseorang yang membuat Arka semangat menjalani hari di sekolahnya.
Semenjak saat itu, Arka menjauhi Rafa, Arka tidak ingin satu sekolah dengan Rafa, ia bahkan jarang pulang ke rumah karena ada Rafa.
Dan sekarang, Rafa tidak boleh mengulangi kebodohannya, ia harus melupakan perasaannya kepada Areva. Ia tidak ingin keluarganya kembali pecah hanya karena cinta. Rafa menengadahkan wajahnya menatap taburan bintang di langit malam yang indah, ditambah kehadiran bulan yang menjadi pelengkapnya.
Tiba-tiba Rafa merasa jika seseorang telah duduk di sampingnya, ia lantas menoleh dan mendapati Riry.
"Gue tau, gimana rasanya harus ngerelain orang yang kita suka sama orang lain," ucap Riry kemudian menoleh menatap Rafa. "Lo suka sama Areva 'kan?"
Rafa menatap datar Riry. "Lo ngomong apa sih?"
Riry terkekeh mendengar elakan Rafa, padahal sudah jelas jika Rafa menyukai Areva, terlihat dari pandangan Rafa yang berbeda ketika melihat Areva. "Gue bisa bantu lo buat dapetin Areva, tapi lo harus bantu gue buat dapetin Arka."
Rafa bangkit dari duduknya. "Gue bukan tipe orang yang menghalalkan segala cara buat nurutin keegoisan gue. Gue bukan pengemis cinta kayak lo," tegasnya.
Rafa berlalu pergi, namun sebelum itu ia kembali menoleh ke belakang menatap Riry. "Oh iya, lo salah mempengaruhi orang. Gue, bukan orang yang lo cari." Kemudian berlalu pergi.
Riry mengembuskan napas kasar, ia melihat punggung Rafa yang sudah menjauh, ia beralih menatap Arka dan Areva yang duduk berdampingan di bangku taman yang tidak jauh dari tempatnya.
Riry menatap Areva tajam. "Kalau gue ngga bisa dapetin Arka, lo juga ngga bisa, dunia ini harus adil. Siap-siap dapet undangan dari kematian ... Areva," gumam Riry.
◇◇◇
Angin malam menerbangkan beberapa helai rambut Areva yang tergerai. Arka sedari tadi memperhatikan wajah gadisnya, menurut Arka tidak ada yang bisa merebut perhatiannya selain Areva.
"Sayang," panggil Arka sambil tersenyum jahil.
Areva berusaha tidak menghiraukan Arka, ia memilih fokus meminum jus yang ada di tangannya.
Arka mengembuskan napas pelan kemudian berdecak. "Areva!" serunya.
Areva membalasnya dengan deheman, ia menatap Arka singkat dan beralih menatap ke depan.
"Dipanggil Sayang ngga nyaut," ucap Arka kesal, meskipun hubungan mereka sepasang kekasih, Areva masih tidak menghiraukannya, apa salahnya? Arka takut jika sifat dingin Areva sudah mendarah daging.
"Malu diliatin orang," cicit Areva tanpa menoleh menatap lawan bicaranya.
Arka tertawa mendengar alasan Areva, tetapi Arka memakluminya. Arka meraih tangan Areva dan mengusapnya lembut. "Mulai sekarang, panggil aku-kamu. Oke," ucap Arka. "Jangan punya pemikiran kalau aku ngga bisa."
Areva terkekeh pelan. "Ngga juga."
"Bagus deh, sedikit informasi kalau aku biasa pake aku-kamu tiap punya pacar," jelas Arka kemudian tertawa kencang, sedangkan Areva menatapnya datar.
"Oh iya, bukannya kamu ada pertemuan antar CEO?"
"Aku sama Kak Arvin minta tolong sama paman Riko buat gantiin," jelas Areva.
Arka mengangguk mengerti, ia tidak menyangka jika Areva mendahulukan dirinya ketimbang pekerjaannya, hatinya benar-benar tersentuh. "Kamu mentingin aku dari pada pekerjaan kamu?" tanya Arka dengan ekspresi terharu.
Areva memutar bola matanya malas.
"Hari Senin aku jemput, kita berangkat ke sekolah bareng," ucap Arka.
Areva mengangguk sebagai jawaban, tidak ada alasan untuknya menolak, toh sekarang ia kekasih Arka. Jujur Areva masih tidak percaya dengan hubungannya dengan Arka yang terikat menjadi sepasang kekasih, semuanya terlalu cepat dan diluar dugaannya.
Areva kembali memikirkan Riry, bagaimana dengan gadis itu? Sejujurnya Areva takut terjadi sesuatu yang dapat memisahkannya dengan Arka. Tidak, Areva harus mengikhlaskan apapun yang akan terjadi.
Comment sebanyak-banyaknya, aku bakal sering up😂😉🤗😁😏🤗
VOTE AND COMMENT!!!🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Cold Girl
Teen Fiction(SUDAH END) [CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD] ARKANA RADEYASA~ Seorang most wanted boy yang bergelimang mantan di sekolah, memiliki sifat petakilan dan rasa ingin tahu yang tinggi, ia dianugrahi paras tampan, namun ia justru menyalahgunakan ketampan...