Part 28.

44.2K 2.4K 67
                                    

Kalo ada yang typo bilang yaa, ini lagi pusying bgt jdi ngga tau misal ada kata yg keseleo😄🤗

Selamat membaca,,,,

Memasuki jam pelajaran terakhir, Bu Iren selaku guru mata pelajaran berhalangan hadir, ia hanya memberikan tugas untuk kelas yang saat ini mendapat jadwal pelajarannya, termasuk kelas XI IPA 1.

Di kelas XI IPA 1 sendiri, sebagian murid tengah mengerjakan tugas yang Bu Iren berikan, sebagian lainnya mengesampingkan tugas tersebut dengan berbagai kegiatan, misalnya tidur dan lainnya.

Tiba-tiba Rendi berdiri dari duduknya sambil menggebrak meja. "WOY LIAT UDAH JAM BERAPA!" serunya.

Pusat perhatian tertuju pada jam dinding yang ada di dalam kelas, sudah pukul 15.30. Harusnya bel penyelamat sudah terdengar, tetapi mengapa masih senyap?

"INI UDAH WAKTUNYA KITA PULANG GAEES!" seru Rendi lagi, Ragil hanya diam, luka di wajahnya membuatnya malas berseru seperti yang dilakukan Rendi.

Semua murid kelas XI IPA 1 bersorak, mereka segera memasukkan buku dan alat tulis lainnya ke dalam tas.

"Yes! Tugasnya bisa dibawa pulang!" seru Arin dengan semangat diikuti yang lainnya, mereka satu pendapat dengan Arin.

Tiba-tiba terdengar suara mikrofon yang ditepuk, jika ada suara seperti itu, tandanya akan ada pengumuman.

"PERHATIAN! UNTUK KELAS XI IPA 1, JANGAN ADA YANG TIDAK MENGERJAKAN TUGAS FISIKA, POKOKNYA TUGAS HARUS DIKUMPULKAN DI MEJA BU IREN ... SEKARANG!!!"

Aktivitas murid kelas XI IPA 1 terhenti, mereka saling tatap dengan yang lainnya, menyimpan pertanyaan yang sama, sangat jelas suara itu milik Bu Iren.

"Bukannya Bu Iren izin karena anaknya sakit?" tanya Maura dengan wajah bingung.

Arin mengedikkan bahunya tidak tahu. "Ada yang lebih heran ...." Ucapan Arin menggantung, sebagian murid menatap Arin karena ingin mendengar kelanjutannya.

"Kok Bu Iren tau kalau niat kita ngga ngumpulin tugas hari ini?" ujar Arin.

Arka menghela napas panjang. "Kalian lupa? Di kelas ini ada CCTV yang ngawasin kita tiap kali ada tugas," ucapnya dengan wajah santai.

Semua murid saling berbisik mendengar ucapan Arka, tidak sedikit dari mereka mencari keberadaan CCTV yang Arka maksud.

"CCTV? Mata-mata maksud lo?" imbuh Regi, teman sebangku Dodit.

"Tapi, ngga ada CCTV tuh," balas Yogi.

"Tuh ... CCTV nya," ucap Arka sambil menunjuk Dodit dengan dagunya.

"Lo yang ngadu sama Bu Iren kalau tugas ini bakal kita bawa pulang, kan?" tebak Arka sambil menunjuk Dodit.

Dodit menggeleng, ekspresinya seperti maling yang tertangkap basah oleh masa. "Aku cuma bilang kalau tugasnya belum selesai, karena banyak yang belum ngerjain," jelas Dodit dengan suara bergetar.

Mendengar pengakuan dari Dodit, tidak sedikit dari mereka yang menggerutu dan menyupah serapahi siswa berkaca mata tebal tersebut. Mereka menghujani Dodit dengan tatapan penuh ancaman. Berani sekali Dodit mengatakan itu kepada bu Iren, kalau saja Dodit tetap tutup mulut, bu Iren pasti tidak akan membuat pengumuman seperti tadi, terdengar memalukan bukan? Bisa rusak image kelas XI IPA 1 yang terkenal kebanggaan para guru.

"Ini bukan salah Dodit. Dia ngelakuin ini biar kita semua lebih disiplin dan jangan nyepelein tugas dari Guru," tegas Areva.

Semua menatap Areva tidak percaya. Mereka jelas terkejut mendengar ucapan Areva yang terkesan membela ... Dodit.

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang