Part 47.

30.7K 1.5K 144
                                    

Hari ini aku apdet, selamat pagi buta hihihi😁

Aku apdet tanpa revisi, jadi kalau ada typo komen segera yaa😉

Selamat membaca,,,

Baru beberapa saat berpisah dengan Areva, Arka sudah merindukan gadisnya. Tanpa sadar ia mengulas sebuah senyuman saat bayangan Areva mengisi pikirannya.

Saat tengah memusatkan perhatiannya ke arah jalanan, secara tidak sengaja, mata Arka menemukan sosok seorang gadis yang berjalan sempoyongan di trotoar pinggir jalan. Arka menghentikan laju kendaraannya, ia memperhatikan perawakan gadis itu yang menurutnya tidak asing. Untuk memastikannya Arka keluar dari mobil dan menghampiri gadis tersebut.

"Tunggu!" cegah Arka saat sudah berdiri tidak jauh dari gadis itu.

Gadis itu berbalik, matanya bertemu dengan mata Arka. Senyum paksa ia tunjukkan kepada Arka. "Arka," lirih gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Arka memperhatikan gadis yang memakai gaun ketat di depannya, dari kepala sampai kaki penampilannya bisa dibilang kacau, belum lagi bau minuman keras yang mengelilingi tubuh gadis itu.

"Riry, lo ngapain di jalanan kayak gini? Mau jadi gembel?" tanya Arka dengan sarkas.

Air mata Riry terjatuh seketika. "Arka, tolongin gue," lirihnya.

Arka mengerutkan keningnya, apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis ini? Mungkin nanti Arka akan mendapatkan jawabannya, untuk sekarang ia harus mengantar Riry pulang, ia tidak ingin banyak orang menganggapnya sebagai penyebab gadis ini menangis.

"Gue anterin lo pulang." Arka melepas hoodie hitam yang dipakainya, kemudian memberikannya kepada Riry.

"Cepet pake, pakaian lo kurang bahan!" cibir Arka kemudian berlalu pergi memasuki mobilnya.

Riry tidak mengindahkan cibiran pedas Arka, ia langsung memakai hoodie pemberian mantan kekasihnya. Setelah itu, ikut masuk ke mobil.

Arka segera melajukan mobilnya menuju rumah Riry. Tidak ada maksud lain, Arka menolong Riry sebagai bentuk rasa iba sesama manusia, tidak lebih. Sekali lagi, hanya sebagai sesama manusia. Beberapa kali Arka menoleh ke samping kirinya, menatap Riry yang masih mengeluarkan air mata.

"Lo kenapa sih?" tanya Arka sedikit kesal, ia melemparkan kotak tisu ke arah Riry.

Riry mengambil beberapa lembar tisu kemudian mengelap sisa air matanya.  "Gue dari club," ujarnya sambil sesegukkan.

"Ngapain lo ke sana? Bukan karena gue, kan?"

Riry menggeleng. "Gue udah ikhlasin lo sama Areva, kok. Gue cuma pengen ngehibur diri aja." Riry menjeda kalimatnya, "di sana gue ketemu cowok, dia ngasih gue minum sampe kepala gue pusing, gue ketiduran di meja bar. Pas gue bangun, semua uang gue hilang, mobil gue juga. Gue ngga tau kalau tuh cowok ternyata penipu," lanjutnya kemudian kembali menangis.

Arka menghela napas pelan, ia merasa kasihan mendengar cerita Riry, meskipun Riry sering menyakiti Areva dan berusaha memisahkannya dengan Areva, tetap saja, dia adalah seorang perempuan.

"Yaudah, besok lo lapor polisi. Semoga pelakunya cepet ketemu," ujar Arka.

Riry tersenyum. "Makasih, Arka."

"Ya."

◇◇◇

Arka menghentikan laju mobilnya tepat di hadapan gerbang putih di depannya, rumah mewah bercat abu-abu di dalamnya sudah bukan bangunan yang asing di mata Arka.

"Lo mau mampir dulu?" tawar Riry.

"Gak," balas Arka singkat.

Riry mengangguk mengerti, ia membuka pintu mobil dan keluar, baru beberapa langkah meninggalkan mobil Arka, ia terjatuh karena heels yang dipakainya.

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang