Part 36.

40.6K 2.1K 84
                                    

Hola semua🙌 malam ini aku kombek, silahkan baca dan jangan lupa VOTE and COMMENT🤗

_________________________________________

Selamat membaca,,,

Senin pagi yang cerah, Areva sudah rapi dengan seragam sekolahnya, dengan sabar ia menunggu Arka untuk menjemputnya.
Penantiannya tidak sia-sia, sebuah motor sport merah berhenti tepat di depannya, sang pengendara membuka helm fullface-nya dan menatap Areva. "Maaf nunggu lama," ucapnya.

Areva membalasnya dengan senyuman.

"Pake helm dulu ya, utamakan keselamatan," peringat Arka sambil memberikan helm yang ia bawa untuk Areva.

Areva menerima dan memakainya, setelah itu menaiki motor dengan bantuan Arka.

"Pegangan, nanti jatuh," ucap Arka dari balik helmnya.

"Ngga bakal jatuh kalau kamu bener ngendarainnya," balas Areva.

Arka terkekeh, ia meraih kedua tangan Areva dan melingkarkannya di perut rampingnya, Areva ingin menolak, namun rasanya terlalu nyaman. Tidak, ia tidak ingin melepas lingkaran tangannya di perut Arka. Setelah itu, Arka melajukan motornya menuju sekolah.

◇◇◇

Sampai di parkiran sekolah, Areva turun dan melepas helm yang ada di kepalanya, menaruhnya di atas jok motor Arka.

Arka menyisir rambutnya dengan jari, membuatnya semakin terlihat tampan. Semua itu tidak luput dari perhatian Areva.

Merasa diperhatikan, Arka lantas berucap, "Jangan terlalu terpesona gitu, aku ngga tanggung jawab loh kalau kamu semakin cinta sama aku."

Areva berdecih, tangannya terulur untuk merapikan seragam Arka. Laki-laki itu menunjukkan sisi nakalnya dengan membuka semua kancing bajunya, memperlihatkan kaos hitam polos yang dikenakannya. Areva mengaitkan semua kancing yang ada di seragam Arka, dan hanya menyisakan satu kancing di bagian leher, setelah itu merapikan kerah seragam Arka.

Tiba-tiba Areva menautkan alisnya tanda bingung. "Dasinya mana?" tanyanya.

Arka terkekeh melihat raut wajah Areva. Apakah gadisnya baru menyadari jika ia tidak pernah sama sekali memakai dasi ketika berangkat sekolah. "Sayang, aku ini bad boy," jawab Arka enteng.

"Emang bad boy ngga boleh pakai dasi?"

Arka tergelak, ia baru mengetahui jika Areva adalah gadis yang cukup polos. "Ngga boleh, sayang. Nanti aku diketawain sama temen-temen, terutama dua kampret itu," jelas Arka.

"Ke sekolah niat belajar apa jadi preman?" gumam Areva kemudian berlalu pergi meninggalkan Arka.

Arka memasang wajah cengo, ia tidak menyangka jika sifat dingin Areva masih berlaku untuknya, padahal ia adalah kekasihnya. Arka segera menyusul Areva kemudian menggandeng tangannya seolah tidak ingin Areva hilang dari pengawasannya.

Melihat tautan tangan Arka dan Areva yang tidak putus disepanjang koridor menuju kelas, bukan hal yang langka, seantero sekolah pastinya sudah mendengar kabar tentang status Arka dan Areva yang menjadi sepasang kekasih.

Begitu sampai di dalam kelas, Arka tetap menggandeng tangan Areva menuju tempatnya, tanpa menghiraukan tatapan berbagai arti dari teman-temannya.

"Cie, cie, yang udah jadian," celetuk Arin.

Areva tersenyum tipis, nyaris tidak terlihat jika ia tengah tersenyum. Ia tidak tahu respons apa yang pantas ia tunjukkan. Celetukan Arin berhasil membuat para siswi lain ikut menyorakinya. Areva harus tahan, ini salah satu resiko karena menjadi kekasih dari seorang idola sekolah.

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang