Part 21.

48.7K 2.6K 50
                                    

Happy reading,,,

"Semenjak saat itu, kita tidak pernah menetap di satu tempat supaya tidak terlacak oleh orang-orang yang sedang mengincar Areva," ucap Riko mangakhiri ceritanya.

Arin terisak, ia menutup mulutnya tidak percaya dengan masa kecil Areva yang diwarnai dengan tangis haru, bukan tawa bahagia bersama keluarga yang seharusnya.
Bagaimana bisa anak berusia enam tahun harus melihat pemandangan kedua orangtuanya terbunuh tepat di depan matanya.

Arin mengusap air matanya yang sedari tadi meluncur dengan deras. Membayangkannya saja Arin sudah tidak sanggup, apalagi Areva yang menyaksikannya langsung.

"Aku sama sekali ngga tau Om, Tante."

Areva ikut menangis, tanpa disadari luka masa lalunya kembali terbuka, namun semuanya sudah berlalu. Areva harus kuat, ia harus bisa berdamai dengan masa lalu.

Karena masa lalu yang menyakitkan membuat kita kuat untuk menghadapi masa depan.

"Kenapa lo ngga pernah cerita sama gue, Va?" Arin menatap Areva dengan mata sembab.

"Semenjak kejadian itu, gue jadi tertutup," ujar Areva.

Arin langsung memeluk Areva dengan erat. "Pasti sulit buat lo, Va."

"Terus Om, Arvin ada di mana?" tanya Arin sambil mengurai pelukannya.

Riko menghela napas. "Saat di Rusia, Om tidak pernah mendengar kabar tentang Arvin, Om sudah mencarinya, tapi nihil."

"Apa Om tau, siapa pelaku pembunuhan itu?"

Riko mengepalkan tangannya. "Victor," geramnya.

"Pasti dia nyuruh beberapa orang buat habisin keluarga Areva," lanjut Riko.

Arin mengangguk mengerti.
"Hidup lo kayak buronan ya, Va." Arin menoleh ke samping menatap sahabatnya.

Areva tersenyum kecil.

"Gue bakal jagain lo biar ngga ketemu sama anak buahnya Victor, mereka pasti ngga bakal nyerah," jelas Arin.

"Mereka bahkan nyuruh beberapa orang buat nyari gue di Indonesia," balas Areva.

Setelah mendengarkan cerita yang menyedihkan tentang masa lalu Areva. Malam semakin larut, Arin dan Areva memutuskan untuk tidur.

◇◇◇

Keesokan harinya, Arin mengajak Areva pergi ke mall untuk membeli beberapa barang keperluan studytour.

"Lo mau beli apa?" tanya Areva saat sudah memasuki mall.

"Baju, parfum, sling bag, kacamata, sepatu, skin care," jawab Arin cepat.

Areva berdecak, Arin memang tipe cewek yang tidak puas dengan apa yang dimilikinya.

Arin mengajak Areva ke tempat baju, mereka memilih dan mencoba baju yang mereka suka, mereka berfoto dengan memakai baju tersebut, setelah itu mereka menaruhnya lagi, tanpa niat membeli.

Lelah berjalan-jalan, Areva memutuskan untuk berhenti di salah satu restoran yang ada di mall, sedangkan Arin masih mencari sling bag.

Areva duduk di kursi restauran dan memesan es krim cokelat. Untuk menghindari rasa bosan, Areva memainkan ponselnya, dilihatnya ada banyak notifikasi yang belum ia lihat. Dari semua notifikasi yang masuk, hanya ada satu nama yang membuat Areva tertarik untuk membuka pesan tersebut.

Areva berdecak. "Dasar cowok gila ditambah narsis, ngapain coba ngasih nama alay kayak gitu," ucap Areva.

_________________________________________

Arka Gans😘❤(5) messages

Woy!

Cetus lo di mana?

Eh! Cetus?

Yuk buat boneka saljuuu,,,

Jangan direadnya aja dong, sakit tau🙁😭

rmh.

W mau bkin boneka santet buat lo!

Lo baik bgt sih, pke mau buatin gue boneka segala uunch😘

Bohong lo!

bohong apaan?

Lo lgi duduk di restoran mall sendirian kan.

NGAKU LO!!!😬

_________________________________________

Areva terdiam tanpa niat membalas pesan terakhir yang Arka kirim, mengapa Arka mengetahui posisinya. Jangan-jangan Arka ada di sini?

"Woy cetus! Malah bengong!" seru Arka.

Areva terkesiap karena kedatangan Arka diikuti dua sahabatnya.

Tidak lama kemudian, Arin datang dengan kedua tangannya yang penuh membawa paper bag. Areva merasa bersyukur karena Arin tiba tepat waktu.

"Sorry lama, nih Va." Arin menyodorkan satu botol air mineral di hadapan Areva. Air itu sudah Areva beli beberapa menit yang lalu dan isinya pun sudah tidak penuh.

Areva hendak mengambilnya namun Arka lebih dulu menyerobotnya.

"Tau aja gue lagi haus," ucap Arka dan langsung meminum air tersebut sampai tersisa setengah.

Arin melongo. "Kenapa lo minum Arka!" kesalnya.

"Namanya juga air minum, ya wajar lah gue minum," balas Arka dengan santainya.

"Itu bekas gue!" tegas Areva.

Arka melebarkan matanya, bagaimana bisa ia seceroboh ini, ia baru saja minum satu tempat dengan Areva, pertanda apakah ini?

Areva, Arin, Rendi dan Ragil hanya melongo. Ragil berdehem untuk mencairkan suasana.

"Mungkin bisa dibilang kecelakaan," papar Rendi.

"Pertanda apa ya?" tanya Ragil dengan wajah jahil.

Arin melirik Arka dan Areva bergantiam. "Itu tandanya mereka--" Arin menggantungkan ucapannya kemudian ia menyentuh bibirnya.

"Areva ... first kiss lo, udah diambil sama Arka," ucap Arin dengan suara pelan dan wajah terkejut.

"Gu--gue duluan, daah!" Areva berlalu pergi dengan langkah seribu.

Arka bingung dengan sikap Areva. Kenapa tuh cewek? Salting? Batin Arka heran.

Detik berikutnya, Arka tersenyum sambil menyentuh bibirnya, ini jauh dari harapannya.
Kedua sahabatnya langsung menepuk pundak Arka bangga sedangkan Arin segera menyusul Areva.

VOTE AND COMMENT!!!🤗

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang