Happy reading...
Riko segera memberi tahu Areva saat gadis itu sampai di rumah. Ia mengatakan bahwa keberadaan Areva saat ini mulai tidak aman karena Victor telah menyuruh beberapa orang untuk mencarinya.
Areva menangis mengingatnya, ia lelah harus berpindah tempat, ia berharap jika tangisannya ini dapat mengurangi rasa lelahnya.
Kenapa hidupku seperti buronan yang harus dimusnahkan dari bumi?
Kenapa Victor menginginkanku?
Kenapa dia merebut kebahagiaanku?
Semua pertanyaan itu seakan misteri yang harus Areva pecahkan, ia menangis tanpa suara, ia memukul dadanya yang terasa sesak.
Tiba-tiba Yugo datang dan menghentikan perbuatan konyol Areva. Yugo memeluk Areva, menepuk punggung rapuh gadis itu.
"Kakak ngerti gimana perasaan kamu," bisik Yugo.
Perlahan Areva menghentikan tangisannya.
"Kamu mau ngga, Kakak ceritain gimana pertemuan Kakak sama Arvin?" tawar Yugo sambil mengurai pelukannya.
Areva mengangguk dan Yugo mulai menceritakan awal pertemuannya dengan Arvin.
Flashback on.
Yugo sangat senang ketika Riko mengajaknya ke Amerika, tempat Riko bekerja.
Riko mengajak keponakannya itu ke rumah Bosnya.Di sana Yugo bertemu dengan anak kecil seusianya. Anak itu menghampiri Yugo yang sedang bersembunyi dibalik kaki Riko. "Hai, I'm Arvin," ucap anak kecil itu sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum lebar.
Yugo masih bersembunyi di balik kaki Riko, ia mengintip sedikit dan menatap pamannya bingung. "Dia bilang apa, Paman?"
"Dia pengen kenalan," jawab Riko sambil menuntun Yugo agar bertemu dengan anak sulung Bosnya.
"Aku Yugo," balas Yugo sambil membalas uluran tangan Arvin.
Anak kecil bernama Arvin itu mengangguk mengerti, ia mengerti bahasa Indonesia karena Riko yang mengajarinya.
Yugo melirik seorang anak perempuan yang berdiri di samping Arvin.
Arvin mengikuti arah pandang Yugo. "Oh iya, ini adikku, Cia. Dia sangat cantik bukan," kata Arvin memuji adiknya.
Yugo mengangguk. "Dia seperti princess."
"Hai Cia!" sapa Yugo sambil melambai ke arah Areva.
Senyuman Arvin pudar mendengar ucapan Yugo.
"Jangan panggil Cia, itu khusus untukku, panggil dia Areva!" peringat Arvin.Tidak lama setelahnya seorang wanita paruh baya menghampiri ketiga anak kecil tersebut.
"Arvin, semua orang berhak memanggilnya 'Cia', Yugo temen baru kamu, loh," jelas wanita tersebut."She is my sister and I'm the only one call her 'Cia' nothing someone else!" tegas Arvin.
Semua yang mendengar ucapan possesive Arvin tertawa. Sama halnya dengan Yugo. Ia tertawa melihat Arvin. Kulit putih khas penduduk USA itu berubah menjadi merah karena marah.
Setelah perkenalan singkat itu, Arvin dan Yugo menjadi sahabat. Meskipun persahabatan mereka terhalang oleh jarak yang memisahkan keduanya.
Flashback off.
Yugo masih mengingat wajah Arvin ketika berumur tujuh tahun.
Yugo menatap Areva. "Terus berdo'a, jangan putus asa. Kakak yakin, Arvin masih ada di suatu tempat, mungkin belum waktunya kita ketemu dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Cold Girl
Teen Fiction(SUDAH END) [CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD] ARKANA RADEYASA~ Seorang most wanted boy yang bergelimang mantan di sekolah, memiliki sifat petakilan dan rasa ingin tahu yang tinggi, ia dianugrahi paras tampan, namun ia justru menyalahgunakan ketampan...