Part 32.

43.7K 2.3K 121
                                    

Ada yg RINDU? Maaf ya lama update.

Aku sibuk bangunin orang sahur sama ngingetin orang lain buat berbuka puasa hehe😁

Selamat membaca,,,

Hari Senin kali ini, SMA Xavier tidak mengadakan upacara bendera seperti biasanya, karena tengah mengadakan ujian kenaikan kelas.

Begitu bel masuk berbunyi, para siswa-siswi memasuki ruang kelas, sesuai dengan aturan yang ditetapkan sekolah, kelas XI akan dipasangkan dengan kelas X agar tidak saling mencontek. Meskipun sebenarnya, hal itu tidak menjamin para murid untuk tidak saling mencontek.

Arka melirik sinis seorang siswa lebih muda darinya yang duduk di samping Areva. "Awas kalo lo modus sama nih cewek, habis lo di tangan gue!" ancam Arka dengan wajah menakutkan bak preman.

Seorang siswa kelas X yang berkaca mata tebal itu mengangguk patuh dengan wajah takut.

Ragil dan Rendi ikut menakut-nakuti siswa tersebut dengan memperlihatkan gaya preman. Ragil mengepalkan tangan kanannya kemudian memukulnya di telapak tangan kirinya, sedangkan Rendi berlagak seperti memotong lehernya dengan jari telunjuk.

Areva menatap datar ketiga laki-laki famous di depannya. "Dasar cowok-cowok aneh!"

"Tau tuh, dasar trio ubur-ubur," imbuh Arin.

"Diem lo lampir!" ucap Ragil sambil menatap Arin tajam.

Arin mengembuskan napas kasar, tanpa niat membalas ucapan Ragil, ia segera duduk di tempatnya, di samping Arka. "Bentar deh, kayak ada yang ganjil, harusnya gue duduk di samping lo, kan Va?"

Areva menoleh dan ikut memikirkan ucapan Arin, ia pun sama bingungnya. Jika sesuai abjad, Arin harusnya duduk di sampingnya, dan Arka duduk di samping Arin, ini malah terbalik.

"Ini pasti ada yang jahilin," ucap Arin sambil menatap Arka penuh selidik.

"Pasti lo yang nuker nomor peserta gue!" tuduh Arin sambil menunjuk Arka.

"Heh! Jangan nuduh orang sembarangan, mungkin udah takdirnya gue yang ada di samping Areva," ucap Arka membela diri.

"Ngga mungkin!" kukuh Arin.

"Yaudah Rin, lo terima aja kenapa sih? Urusan bangku aja ribet, apa perlu bangku lo gue pindahin di depan, biar duduk sama pengawas?" ucap Rendi menengahi.

Wajah Arin merah padam, namun segera ia mengumpulkan rasa sabarnya meski ia ingin sekali menampar wajah Arka dan antek-anteknya. "Harusnya cowok ngalah sama cewek," ucap Arin mengadu kepada Areva.

Areva mengangguk mengerti, ia menenangkan Arin. "Sabar, sekarang kita lagi UKK. Semoga kelas 12 nanti kita dijauhkan dari gangguan trio pengganggu itu."

Arin mengangguk setuju dengan lengkungan bibir tipis di wajah cantiknya, Areva ikut tersenyum.

Arka kembali menatap sinis Adik kelas laki-laki yang duduk di samping Areva. "Inget kata-kata gue!" peringatnya.

Adik kelas itu menundukkan kepalanya karena takut.

"Arka cukup! Duduk di kursi lo sana!" usir Areva kepada Arka yang duduk di depannya.

"Nanti aja, lagian pengawas belum masuk, jadi gue punya waktu buat ngeliatin wajah cantik lo," ucap Arka dengan senyum manisnya.

Areva tidak menghiraukan ucapan Arka, ia memilih fokus dengan buku pelajaran yang tengah dibacanya.

"Lo tau ngga, kenapa gue betah liatin muka lo," ucap Arka sambil menopang dagu menatap Areva yang tidak menatapnya.

"Ngga tau dan ngga mau tau," balas Areva.

"Gue anggap jawaban lo mau tau. Jadi, wajah lo itu seperti narkotika."

Semua orang menunggu kelanjutan ucapan Arka, sama halnya dengan Areva, ia mengangkat wajahnya menatap Arka.

"Kenapa gitu? Karena ... lo itu candu buat gue, gue ngga bisa hidup tanpa ngeliat wajah lo. Lo udah penuhin hati dan otak gue, tanpa memberi celah buat gue mikirin orang lain selain lo."

Semua orang bersorak mendengar kalimat Arka yang dianggapnya seperti hiburan untuk mengisi waktu senggang. Tetapi bagi Arka, itu semua adalah murni ungkapan isi hatinya.

Areva tersenyum remeh. "Lo udah mulai gila? Nanya sendiri dijawab sendiri." Areva kembali membaca buku pelajarannya.

Banyak yang tertawa mendengar respons Areva, ada juga yang kurang setuju, menurut mereka respons Areva terlalu biasa, padahal Arka tengah menunjukkan cintanya.

Areva sebenarnya tahu jika Arka tengah menunjukkan rasa cintanya, dan Areva juga tahu tentang perasaannya kepada Arka, hanya saja ... menurut Areva perasaan tidak harus diumbar agar orang lain mengetahuinya.

Arka tersenyum. "Gue emang udah gila, gila karena terlalu sayang dan cinta sama lo," ucap Arka dan kembali mendapat sorakan dan tepuk tangan.

"Selamat pagi semuanya, maaf Bapak terlambat," ucap Pak Wawan saat memasuki kelas dan duduk di kursi pengawas.

Ragil dan Rendi segera turun dari posisi mereka yang sebelumnya duduk di atas meja.

"Arka, duduk di mana kamu?" ucap Pak Wawan.

"Di kursi, Pak," jawab Arka dengan polosnya.

Pak Wawan menghela napas pelan. "Duduk di tempat kamu!" perintahnya.

"Siap, Pak!" balas Arka dengan suara tegas.

Saat semua murid telah tertib, Pak Wawan membagikan lembar soal dan jawaban kepada semua peserta ujian.

"Bapak udah ngga mabuk perjalanan lagi?" tanya Ragil begitu Pak Wawan sampai di bangkunya.

"Kamu ini, studytour udah beberapa bulan yang lalu, masa saya harus mabuk perjalanan tiap hari," balas Pak Wawan yang sukses mengundang tawa para siswa-siswinya.

Mata pelajaran yang diujiankan hari ini adalah Sejarah, bukan hal yang sulit bukan? Karena hanya membahas masa lalu tentang negara Indonesia, bukan masa lalu tentang seseorang yang pernah hadir menjadi bagian dari hidup kita.

VOTE AND COMMENT!!!🤗

Maaf author yg buchien😆

Selamat menunaikan ibadah puasa, ehh bentar lagi sahur, up jam segini ada yg masih melek gak ya🤔

Kalo ada typo, bilang! Atau ada bagian ngga nyambung, harap bilang yaak😁😚

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang