Part 19.

49.6K 2.6K 23
                                    

Happy reading...

Areva tengah serius memeriksa presentase perusahaannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya, dengan rasa malas dan enggan Areva menuju pintu kamar dan membukanya.

"Haii, Areva ku sayang!" seru Arin sambil melambaikan tangannya.

Areva menampilkan wajah datar. "Ayo masuk."

Sebelumnya Arin sudah mengabari Areva jika ia ingin menginap untuk mempersiapkan studytour.
Arin segera berlari dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang Areva. Areva hanya diam dan kembali berkutat dengan laptop, tidak memperdulikan Arin.

"Kasur lo nyaman banget sih," ucap Arin.

"Tumben lo muji kasur gue?"

Arin terkekeh kemudian merentangkan tangannya di tempat tidur sembari menatap langit kamar Areva. "Va," panggilnya.

"Hmm."

"Lo bawa baju berapa?"

"Secukupnya aja," jawab Areva tanpa menoleh.

"Gue tau, maksudnya berapa stel baju yang lo bawa?"

"Kita studytour cuma satu minggu kali, ngga usah lebay."

"Ya ampun Va, kita studytour di Bali, penting banget kita jaga penampilan, jangan kalah sama turis," tegas Arin.

"Lo udah nerima kenyataan kalau kita bakal wisata di Bali?" tanya Areva, ia bingung dengan kelabilan sifat Arin.

Arin terkekeh. "Pokonya gue harus selalu cantik saat studytour nanti."

"Beli banyak oleh-oleh, tapi sayang kalau buat bagi-bagi, ngga usah dibagi deh."

"Pokoknya lusa nanti, gue bawa baju tujuh stel, biar tiap hari ganti." Arin kemudian terkekeh sendirian.

Merasa tidak diperhatikan Arin langsung merubah posisinya.
"Lo demen banget ngeliatin laptop."

"Perasaan, tadi pagi sampe sore, guru ngga ada yang masuk, ngga ada yang ngasih tugas juga," bingung Arin.

"Ngecek presentasi perusahaan," jawab Areva kemudian menghela napas panjang. "Selesai."

Arin membelalakkan matanya tidak percaya, apa Areva baru saja menipunya atau mengajaknya bergurau? Untuk apa Areva mengecek presentasi perusahaan, apakah dia mengerti tentang saham-saham?
Untuk memastikannya Arin menghampiri Areva.

"Bercandaan lo garing tau ngga," ledek Arin sambil tertawa renyah.

Arin mulai mendekati laptop Areva dan membaca apa yang ada di layar laptop. Ternyata benar, ada nama salah satu perusahaan besar yang saat ini namanya tengah melejit di dunia perbisnisan.

Saat ini Arin sulit untuk mendeskripsikan apa yang terjadi, antara terkejut, bingung dan juga kagum. "Kok lo bisa ngerti bisnis, kita 'kan SMA."

Areva menampilkan smirknya. "Gue belajar bisnis semenjak SMP. Sekarang gue udah bangun perusahaan sendiri," ucapnya dengan senang.

"Hah? Bangun perusahaan sendiri?" ucap Arin dengan wajah cengo, ia kembali berucap, "Ngga mungkin!"

"Ngga ada yang ngga mungkin, segala hal bisa terjadi. Orang yang meninggal aja bisa hidup lagi," balas Areva enteng.

"Terus, apa Bokap sama Nyokap lo tau?"

"Sebenarnya mereka bukan orangtua kandung gue," ucap Areva pelan.

Arin menutup mulutnya tidak percaya. "Gue harus tanya kebenarannya." Arin bergegas keluar dari kamar Areva.

Areva segera menyusul Arin, ia yakin jika Arin pasti akan menemui Anne dan Riko.

Saat menuruni anak tangga, Arin melihat keberadaan Anne dan Riko yang sedang menonton televisi.

"Om, Tante," panggil Arin saat sudah sampai di ruang keluarga.

Areva berdiri di belakang Arin.

"Aku pengen tanya sesuatu, apa benar kalian bukan orangtua kandung Areva? Dan apa benar Areva mempunyai perusahaan sendiri? Lalu, siapa orangtua kandung Areva?" cerca Arin.

Anne dan Riko saling pandang, mereka yakin, sesuatu sudah terjadi. Arin pasti sangat terkejut.

"Areva belum cerita sama kamu?"

"Cerita apa?" balik tanya Arin.

"Tentang masa lalunya."

Arin menggeleng, ia menoleh ke belakang menatap Areva, seolah menuntut penjelasan melalui tatapan matanya, tetapi Areva hanya menunduk.

Arin balik menatap Riko dan Anne bergantian, ia ingin menemukan jawaban atas semua pertanyaannya.

"Kami akan menceritakan semuanya," ucap Riko.

VOTE AND COMMENT!!!🤗

Maaf nih ngegantung ceritanya kayak doi, biar kalian penasaran gituu😁

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang