Part 7.

71.8K 3.8K 358
                                    

Happy reading,,,

Arka dengan cepat menangkap tubuh Areva, wajah gadis itu sangat pucat.
Arka segera menggendong Areva ala brydal menuju UKS, padahal PMR sudah membawakan tandu untuk Areva.

Ia menidurkan Areva di brankar UKS.
Wajah tenang Areva terlihat sangat polos dan tetap cantik.

"Cantik. Tapi sayang, lo cetus!" gumam Arka pelan.

Arka dengan setia menunggu Areva sadar dari pingsannya, ia juga sudah menyuruh kedua babunya, ralat kedua sahabatnya untuk membelikan makanan dan minuman.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Rendi dan Ragil.

"Nih pesanan lo," ucap Ragil sambil memberikan semangkuk bubur ayam yang ia beli di kantin.

"Minumnya mana?"

"Ini, Tuan." Rendi memberikan segelas teh manis kepada Arka dengan penuh hormat.

Arka tersenyum puas. "Taruh di meja!"

Ragil mengembuskan napas kasar. "Jahat lo, memperlakukan sahabat lo sendiri kayak babu!"

"Ini semua karena Areva, Arka jadi seenak jidat nyuruh kita," tambah Rendi.

"Kita bunuh aja nih cewek," ucap Ragil asal.

"Sebelum kalian bunuh Areva, kalian berdua tewas di tangan gue!" tegas Arka membuat Ragil dan Rendi menatapnya ngeri.

"Bercanda mas bro," ucap Ragil sambil nyengir.

Mata Areva perlahan terbuka, ia sedikit terganggu dengan percakapan orang di sekitarnya.

Merasakan pergerakan Areva, Arka langsung menempelkan punggung tangannya di kening Areva. "Masih panas," gumamnya pelan.

Areva sendiri hanya diam, dalam hati ia bingung, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Arka dan kedua temannya.

"Tadi lo pingsan waktu upacara," ujar Arka.

"Lo yang bawa gue ke sini?"

Arka mengangguk.

"Makasih." Areva berusaha bangkit.

"Lo istirahat aja, nanti biar gue yang ijinin lo berdua," larang Ragil.

"Betul tuh, suruh Arka aja buat nganterin lo pulang, gue yakin dia pasti mau," imbuh Rendi sambil melirik Arka.

Arka melotot tidak terima, lewat isyarat mulutnya ia sudah menyupah serapahi perkataan temannya. Tetapi dalam hatinya, Arka sangat berharap Areva mau pulang dengannya.

"Gue bisa pulang sendiri," tolak Areva.

Arka menatap Areva tidak percaya, masih ada saja cewek sakit yang keras kepala, pikir Arka.

"Gue ngga yakin lo bisa pulang sendiri."

"Gue bisa, kalau kalian ngga cegah gue," balas Areva.

Saat Areva hendak turun dari brankar UKS ternyata kakinya belum bisa menopang tubuhnya, Areva kehilangan keseimbangan dan Arka langsung menangkap tubuh Areva sebelum terjatuh.

"Yakin bisa pulang sendiri?" tanya Arka.

Areva hanya diam, benar yang dikatakan Arka.
kalau dijalan ia pingsan terus ada yang nyulik bagaimana?
Bagaimana kalau organ dalam Areva dijual sama penculik tersebut atau bagaimana kalau penculik itu ternyata Victor, lebih buruk.

Arka menggendong Areva ala brydal sampai parkiran dan membuka pintu mobilnya, ia mendudukkan Areva di kursi samping kemudi.

"Lo tunggu di sini, gue ambil tas lo dulu." Arka pergi menuju kelas setelah mendapat respon anggukan kepala dati Areva.

Secret of Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang