Bab 32 - Di Kota Pesisir

40 6 4
                                    

Zabheena, Origom 432.

Kesan pertama ketika mereka membuka mata adalah takjub. Ini benar-benar luar biasa. Sebuah mahakarya peradaban maju yang memesona di luar ekspektasi Jingga dan teman-temannya. Semua kecanggihan teknologi di masa mereka sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kecanggihan teknologi peradaban ini. Mereka berdiri di atas sebidang lahan berupa pelataran yang berkilau, entah itu terbuat dari logam, kaca atau berlian.

Pelataran itu dikelilingi pepohonan menjulang yang berderet rapi di ketiga sisinya sementara di sisi yang terakhir membentang sebuah jalan lebar yang mengarah ke kerumunan bangunan-bangunan tinggi yang terlihat seperti kristal-kristal dengan model bangunan yang sangat modern dengan deretan panel-panel kotak hitam di bagian atapnya. Jingga dan yang lainnya tak bisa berkata-kata. Bangunan-bangunan itu terlihat transparan karena pantulan cahaya.

"Wow, luar biasa. Apakah sekarang kita berada di masa lalu?" Suara Astra membuyarkan imajinasi yang sedang dibangun dalam benak mereka masing-masing setelah menyaksikan pemandangan yang benar-benar menakjubkan.

"Aku tiba-tiba merasa tidak yakin. Jangan-jangan kita tersesat lagi, sepertinya kita tersesat di masa depan," sela Evan seakan masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Peter juga ikut-ikutan menyangsikan semua yang dia lihat merupakan keadaan masa lalu.

Kemudian mereka menyaksikan lalu lalang wahana terbang yang bagi mereka terlihat aneh: bentuknya seperti cakram yang mengilat. Sepertinya terbuat dari semacam logam, wahana terbang tersebut tidak terlihat ada sambungan las. Wahana terbang tersebut melesat secepat kilat menembus gerombolan awan lalu menghilang.

"Guys, apakah itu yang dinamakan UFO?" Tanya Peter tak lepas memandangi benda terbang yang melesat dengan kecepatan tinggi membumbung hingga lenyap ditelan awan-awan putih.

"Sepertinya begitu. Apakah masa lalu semodern ini? Bahkan masa di mana kita hidup tidak ada apa-apanya. Jika memang benar ini di masa lalu, rupanya benar kata guru, bahwa masa lalu tak seprimitif dugaan orang-orang," sahut Astra menambahkan.

"Bukan hanya tidak primitif, tetapi memang benar-benar modern dan canggih!" Seru Peter bersemangat.

Udara kota itu sangat bersih dan menyegarkan seperti udara pegunungan. Rasanya mereka belum pernah merasa sedamai itu berada dalam suasana perkotaan. Mungkin jika kota ini ada di masa mereka hidup akan dinobatkan menjadi kota terbaik di seluruh dunia.

Tidak ada kesemrawutan, semua benar-benar tertata dengan sangat rapi. Jangan harap mereka akan menemukan secuil sampah pun berserakan. Bahkan mereka juga tak menemukan tong sampah di sepanjang jalan.

Namun, satu kejanggalan yang mereka sadari: mereka tak melihat satu orang manusia pun berjalan atau terlihat berseliweran seperti benda-benda terbang tadi. Ada di manakah para penduduk kota ini?

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang berjalan di belakang mereka. Melihat empat orang asing yang pendek dan berpakaian aneh, orang tersebut menghentikan Astra dan yang lainnya dengan memanggil mereka. Ketika empat remaja tersebut berbalik tampaklah sesosok manusia yang sangat tinggi, mungkin tingginya sekitar dua meter dengan warna kulit antara merah dan putih, atau warna sawo matang cerah. Rambutnya hitam legam dengan pakaian yang dikenakannya seperti pakaian para penjelajah waktu dengan aksen geometri tegas dan warnanya keperakan. Selain itu tubuhnya yang kekar seperti dilapisi semacam energi atau aura berwarna biru langit. Sosok itu seorang pria.

"Traviestama?"

Mereka yang masih terkejut berpapasan dengan sosok tinggi tersebut terdiam tak berkutik. Mereka lupa dengan ramuan khusus yang diberikan Grand Master Surya untuk mereka minum ketika telah sampai di masa ini. Ramuan itu bermaksud agar mereka bisa memahami percakapan bangsa lemuria. Ketika akhirnya mereka tersadar setelah sosok itu bertanya beberapa kali, barulah mereka meraih ramuan dalam botol kecil lalu meminumnya.

4 ELEMENTS [Diterbitkan Oleh Jejak Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang