Bab 10 - Kompetisi

93 12 0
                                    

Hari itu masih pagi-pagi buta, semua penyihir di akademi dikumpulkan oleh para guru dan Master karena mereka akan menyampaikan suatu informasi yang sangat penting. Astra, Jingga dan Evan berada dalam barisan terdepan, sedangkan Peter berada di belakang Evan. Tampak Kepala Agung berdiri di semacam altar.

“Wahai para penyihir Sundapura. Saya mengumpulkan anda semua di sini karena ada sesuatu hal yang sangat penting. Sesuatu yang mengancam keamanan di negeri ini. Master Avkites mendapat sebuah penglihatan bahwa akan ada musuh yang menyerang Sundapura dari dua arah.

Mereka telah mengetahui bahwa kami, Sundapura telah mengetahui rencana busuk mereka namun, kekuatan kita tidak akan sebanding. Master Avkites juga mendapat penglihatan bahwa beberapa orang penyihir Sundapura yang memiliki kekuatan yang besar yang akan menjadi tameng kuat bagi Sundapura.

Maka kami adakan sebuah pengumuman kompetisi untuk mencari penyihir-penyihir terbaik yang akan ditugaskan menjadi tim pelindung Sundapura dan menerjunkan mereka ke lapangan. Dengan harapan nantinya, mereka akan menjadi tim solid utama yang akan melindungi Sundapura dan negeri ini dari kejahatan mereka. Siapapun boleh mengikuti kompetisi ini.

Namun, yang harus kalian ketahui, ujian yang harus ditempuh penyihir yang mengikuti kompetisi ini sangatlah berat. Tapi kalian masih ada waktu untuk berlatih karena kompetisi ini akan dilakukan dua minggu setelah kalian mendaftar. Jika kalian bersedia, silakan maju ke depan dan sentuhkan tongkat kalian ke Pyroglass ini,” Kepala Agung menunjuk ke sebuah benda berupa piramida kristal yang cukup besar di atas sebuah meja tinggi.
Semuanya saling pandang dan berbisik.

“Astra, Jingga, bagaimana? Kalian mau ikut tidak?” tanya Evan. Jingga menggelengkan kepalanya.

“Kurasa aku tidak akan ikut kompetisi ini,  terlalu berat. Sedangkan aku masih belum apa-apa,” kata Jingga.

“Hei, kan masih ada waktu untuk berlatih. Berarti kita bisa menggunakan waktu itu  dengan sebaik-baiknya,” Peter menambahkan. Astra masih terdiam.

“Bagaimana?” tanya Evan pada Astra.

“Ujian apa yang harus ditempuh? Kita belum tahu. Pasti berat.”
“Ini adalah kesempatan langka. Jika kita nanti kalah pun, bukan masalah. Come on, it’s just a competition,”  Evan berusaha meyakinkan mereka.

Ketika mereka masih berdiskusi, seseorang muncul dari barisan belakang. Remaja laki-laki yang berbadan besar menjadi peserta pertama yang mendaftarkan diri untuk mengikuti kompetisi ini.

Dia Daniel, penyihir asal Afrika Selatan yang memiliki bakat sihir kutuk. Lalu dia sentuhkan tongkat sihirnya ke Pyroglass yang kemudian mengeluarkan cahaya hijau yang menjalari tongkat sihirnya. Kemudian dia berdiri di samping barisan.

“Siapa lagi?” tanya Kepala Agung.

Remaja perempuan yang menjadi peserta kedua, Angela dari cabang sihir kutuk disusul Joan, gadis asal Papua. Lalu perwakilan dari sihir pertahanan, Lee, remaja laki-laki kurus asal Korea Selatan. Evan dan Peter mengajukan diri. Mereka mewakili sihir elemental. Tatapan Evan pada Astra dan Jingga seperti memohon agar mereka juga mendaftarkan diri. Mereka telah menyentuhkan tongkatnya ke Pyroglass.

Lalu Erick, satu-satunya perwakilan dari penyihir pengalih wujud. Dua orang dari cabang sihir penyembuh menyusul mereka, Julie dan Arnold. Akhirnya Astra mengikuti jejak kedua sahabatnya, Evan dan Peter. Dia maju ke depan dan menyentuhkan tongkatnya ke Pyroglass disusul Jingga.

Setelah melihat Julie, sahabatnya ikut kompetisi, terlebih ada Astra juga, akhirnya Natalie menjadi peserta terakhir yang mendaftar.

“Baiklah jika tidak ada lagi yang mendaftar, berarti ditetapkan ada dua belas peserta yang akan mengikuti kompetisi ini. Kompetisi ini dilakukan dalam beberapa tahap ujian. Nanti akan diberi tahukan ujian apa saja yang akan kalian tempuh. Samprazaan.” Kepala Agung menutup pengumuman hari itu dan membubarkan semuanya.

4 ELEMENTS [Diterbitkan Oleh Jejak Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang