Bab 47 - Pertempuran

39 6 2
                                    

Blaaar...

Serangkum energi panas melesak ke dalam ruangan tempat penyimpanan kristal semesta. Untung saja tidak mengenai Abha dan yang lainnya. Mereka terkejut setengah mati, lalu spontan berbalik badan dan mendapati gadis itu berdiri dekat pintu masuk. Matanya hitam legam.

"Jingga, apa yang kamu lakukan?" Tanya Astra setengah berteriak. Gadis itu tak menggubrisnya.

Abha yang menyadari bahwa gadis yang berdiri beberapa meter di depannya bukanlah Jingga yang asli.
"Siapa kamu sebenarnya?"

Pertanyaan yang meluncur dari bibir Abha sontak membuat Astra, Evan dan Peter terkejut. Sejurus kemudian mereka akhirnya ikut menyadari bahwa gadis itu bukanlah Jingga. Lantas, kalau gadis ini adalah sosok yang menyerupainya, Jingga yang asli sekarang ada di mana?

"Bukan urusanmu, Tua Bangka!" Sedetik kemudian dia melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah empat orang itu. Meskipun tak seimbang, rupanya gadis itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Tetapi bagi Abha, gadis yang menyerupai Jingga ini bukan levelnya. Namun tetap, sosok tersebut cukup berbahaya.

Lalu tiba-tiba Jingga, Quzhan dan Ta'lza segera menyerangnya dari arah belakang ketika mereka baru saja tiba. Gadis itu terpelanting membentur dinding keras. Rupanya sosok itu masih bisa bangkit dan membalas serangan Quzhan. Saat perhatian sosok itu teralihkan pada tiga orang yang baru tiba, Abha meluncurkan tombak-tombak yang jumlahnya ribuan. Tetapi, ada hal yang tak terduga. Serangannya ditepis oleh kekuatan lain di dalam ruangan itu.

Ada sekelebat bayangan hitam melesat melewati mereka dan mencuri kristal itu kemudian pergi. Meninggalkan gadis kloningnya seakan barang bekas yang tak dibutuhkan lagi. Memang dia hanya sebagai pengalih perhatian. Bukan hanya mengalihkan perhatian dari kedatangannya, tetapi juga karena Dorf-dorf itu kini tak berfungsi dan senjata-senjata pelontar telah lenyap bersama dengan runtuhnya kaki benua.

Mereka tak berhasrat untuk menghabisi sosok kloningan itu karena yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya merebut kristal semesta dari Hazares. Tanpa diduga, Abha melesat secepat kilat mengejar bayangan hitam tadi. Saat itu bumi berguncang hebat, seakan-akan gempa megathrust bersiap untuk melenyapkan setiap apa yang ada di atas permukaan bumi dalam sekejap. Suara ledakan semakin menambah kepanikan mereka, sehingga mereka segera pergi meninggalkan tempat itu beserta sosok gadis yang menyerupai Jingga di dalamnya.

------------------
Rupanya pulau telah dikepung dari berbagai sisi. Bangsa Ram di barat dan Bangsa Athlant di timur. Mereka mengelilingi pulau leluhur yang telah collapse karena sistem pertahanannya telah hancur. Juga bagian tepi pulau mulai runtuh ke dasar laut. Mereka bersiap untuk menyerang pulau itu, menghabisi setiap penduduknya lalu merampas apa pun yang mereka miliki.

Abha tahu, inilah saatnya. Mereka telah bersiap di sebuah tempat yang jauh berada di pedalaman. Namun, saat ini kristal semesta harus berhasil dia rebut sebelum semuanya terlambat.

Di sebuah gugusan pulau di tengah lautan luas yang memisahkan pulau leluhur dan pulau Athlant, Hazares mendarat diikuti Abha. Di sanalah mereka bertarung, memperebutkan kristal semesta. Sebuah pertarungan dahsyat karena dua orang itu memiliki kekuatan yang sangat hebat sehingga hampir tak dapat dipastikan siapa yang akan bisa ditaklukkan. Namun setelah beberapa saat akhirnya kristal itu berhasil direbut oleh Abha yang kemudian segera kembali ke pulau leluhur, meninggalkan Hazares yang terkapar lemah. Tetapi dendamnya kian memuncak, membuat hasratnya untuk menghancurkan orang-orang di pulau leluhur semakin besar. Dia pun kembali ke pulau leluhur dan menginstruksikan pada bangsanya dan bangsa Ram yang dipimpin oleh Luxor agar segera menghancur leburkan pulau itu.
------------------

Bangsa Ram dan Athlant telah merangsek ke seluruh pulau leluhur untuk membunuh siapapun yang mereka temui di sana. Tetapi penduduk pulau leluhur yang sebagian besar telah berkumpul di pedalaman pulau masih harus menunggu instruksi dari Abha sebagai orang yang paling dihormati di sana. Tetapi pria tua itu belum kembali. Sebagian kecil telah masuk ke dalam pintu rahasia di celah-celah gunung tinggi yang luput dari pengamatan para mutan bersayap. Tempat itu benar-benar tersembunyi.

4 ELEMENTS [Diterbitkan Oleh Jejak Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang