Part 8

7K 538 8
                                    

Happy Reading...

◆◆◆

Renata termenung didalam kamar, kamar dimana di tempat dia tidur. Renata marah mendengar seseorang sedang menjelekkan orang tuanya dihadapannya sendiri.

Tanpa Renata sadari, seseorang masuk kedalam kamarnya. Renata masih dalam posisi duduk di salah satu sofa. Seseorang menepuk pundaknya membuat dia terkejut. Tetapi raut wajahnya berubah ketika melihat siapa yang menepuk pundaknya.

"Kenapa kau ada disini ?" Tanya Renata datar.

Revan tidak menjawab pertanyaan Renata. Dia mendudukkan tubuhnya tepat disamping Renata. Renata menjauhkan tubuhnya hanya saja Revan langsung menarik kepalanya ke didada bidangnya, dan memeluk tubuhnya erat.

"Jadilah wanita kuat, seberapa besar masalahmu nanti tetaplah berdiri dan jangan pernah merasa sendirian. Aku akan berada disisi mu dan menggenggam tanganmu. Kumohon bertahanlah." Renata mencerna ucapan Revan. Dia tidak menolak pelukan Revan seperti biasanya.

"Aku membawamu kesini. Karena aku mau meminta maaf atas perlakuanku padamu, sungguh bukan maksudku untuk melakukan 'itu' kepadamu. Saat itu fikiranku kalut karena lelaki yang bernyanyi bersamamu itu memelukmu. Maafkan aku atas kelancanganku." Revan mengeratkan pelukannya pada pada Renata.

Renata hanya terdiam tanpa membalas permintaan maaf Revan kepadanya ataupun membalas pelukannya. Saat ini dia sedang menormalkan detak jantungnya yang sedang menggila saat ini.

"Kenapa kau lakukan semua ini padaku ?" Renata bertanya dengan suara yang sangat pelan dan masih bisa didengar oleh Revan.

"Kamu akan tahu alasanku nanti." Jawab Revan.

"Apa maksud perkataanmu tadi ?" Tanya Renata lagi.

"Kamu tidak usah fikirkan perkataanku. Kamu hanya harus mengingat jika kamu merasa jatuh datanglah padaku aku akan selalu ada untukmu." Ucap Revan dengan masih memeluk Renata.

Beberapa lama kemudian, Revan merasakan nafas teratur Renata. Revan tersenyum saat melihat gadisnya tertidur lelap. Revan merapikan rambut Renata yang nakal menghalangi wajah gadisnya, Revan terus memandang wajah Renata yang terlihat imut dan polos secara bersamaan saat tertidur.

"lukamu sudah menunggumu didepan sana, entah akan sesakit apa yang akan dirasakan olehmu. Aku berjanji untuk selalu melindungimu dari penderitaan. Senyummu adalah senyumku, bahagiamu adalah bahagiaku, tangismu adalah tangisku, dan lukamu adalah lukaku juga. I Will protect you, i promise to you." Revan mengucapkan janji itu dengan masih menatap Renata, dimatanya terlihat jelas menunjukkan bahwa yang dia ucapkan bukanlah main main.

Revan mengangkat tubuh ringan Renata dan membawanya ke ranjang hitam miliknya. Revan pun membaringkan tubuhnya disamping Renata dan membenarkan selimut yang membaluti tubuh mereka.

Revan menjadikan tangan kanannya sebagai bantalan Renata dan tangan kirinya yang melingkarkannya di pinggang Renata. Revan tersenyum saat merasakan Renata membalas pelukannya dan mendekatkan tubuhnya padanya.

※※※

Keesokan harinya

Renata mengerjapkan matanya dan saat sudah tersadar Renata merasakan sesuatu melilit pinggangnya erat. Renata pun menunduk untuk melihat apa yang ada di pinggangnya.

Renata membelakkan matanya saat tahu bahwa itu adalah tangan seorang pria terlihat dari otot yang kekar. Renata mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pria itu.

"Aaaaahhhhhhhh !!" Renata berteriak membuat pria yang memeluknya langsung terlonjak karena terkejut.

"Apa yg kau lakukan di kamarku !" Seru Renata dengan nada yang dinaikkan. Renata mencoba untuk melepas pelukan itu tapi Revan melakukan hal yang sebaliknya.

DESTROYED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang