Part 13

4.5K 341 3
                                    

Happy Reading...

◆◆◆

Seseorang mengeraskan rahangnya menahan amarahnya yang sudah berada diatas ambang. Sedari dari dia melihat kejadian di lapangan, awalnya dia hanya diam melihat gadisnya namun saat lelaki itu mulai berbicara dan meminta gadisnya untuk menjadi kekasihnya.

Dia langsung berjalan cepat kearah mereka dan langsung menarik tangan Renata sehingga genggaman mereka terlepas. Melihat itu Aldy langsung berdiri hendak protes, tapi hal itu Aldy menahan amarahnya setelah melihat yang menarik Renata adalah pemilik sekolah ini.

Ya Revan.

"Ada apa pak ?" Tanya Aldy sopan. Tapi menatapnya datar.

Revan masih mengeraskan rahangnya dan menatap siswa itu dengan tajam. Para siswi yang berada di lapangan langsung menundukkan kepalanya melihat raut wajah yang tidak bersahabat dari Revan.

Beberapa detik mereka masih memandang satu sama lain Revan yang menatapnya tajam dan dingin sedangkan Aldy yang menatapnya datar. Hingga perkataan Revan membuat semua siswi termasuk Renata di lapangan mendongakkan kepalanya terkejut begitu pun Aldy wajah datarnya digantikan dengan raut tak kalah terkejut.

"Kamu selingkuh sayang ?"

Renata membulatkan matanya mendengar pertanyaan dari Revan yang sekarang sedang menatapnya.

"A-apa maksud bapak ?" Jawab Renata

"Kamu tidak melupakan kekasih mu inikan." Ucapan Revan membuat Renata semakin terkejut begitupun dengan murid yang berada di lapangan.

"Kekasih ?" Cicit Renata dengan mata yang menatap tanya kepada Revan.

"Oh ya aku salah." Renata menghela nafas lega mendengar perkataan Revan.

Namun hal itu tidak berlangsung lama saat Revan mengatakan perkataan yang membuat semua siswi patah hati. Sedangkan Renata dan Aldy terkejut bukan main.

"Sebulan lalu kan kita sudah bertunangan. Kamu bukan lagi kekasih ku tapi kamu adalah calon istriku." Ucap Revan tenang.

Semua mata memandang tanya kearah Renata yg sedang menatap terkejut kearah Revan.

"Apa itu benar Renata ?" Tanya Aldy dengan suara pelan dan memandang penuh luka kepada Renata.

Renata yg melihat itupun merasa bersalah, tapi lidah Renata kelu tak bisa berkata apa apa. Dia masih sangat terkejut dengan perkataan Revan.

"Kau tidak percaya kepadaku ?" Sinis Revan kepada Aldy.

Mendengar itu Aldy menyerahkan bunga dan boneka itu kepada Renata.

"Baiklah kalau begitu, Ambilah ini. Ini hadiah untukmu tolong terimalah." Revan terdiam melihat perlakuan lelaki dihadapannya.

Renata mengambil bunga dan boneka tersebut dengan tangan yg gemetar. Bibirnya masih kelu dan tidak bisa mengucapkan apapun.

"Sudah ? Baiklah sekarang kembalilah ke kelas masing masing, KBM akan segera dimulai. " Ucapan Revan tegas dan lantang mengintruksikan semua murid yang berada diluar kelas dan sedari tadi menonton kejadian itu.

Semua murid pun memasuki kelasnya masing-masing kecuali Renata yang masih digenggam oleh Revan. Renata masih bergeming ditempatnya dengan tatapan kosongnya.

Melihat semua murid sudah kembali kekelas, Revan menolehkan kepalanya dan memandang Renata intens. Dia melihat Renata dengan pandangan kosongnya.

Revan berfikir bahwa tadi dia keterlaluan tapi dia tidak akan menyesali perbuatannya karena dengan begini gadisnya aman.

Revan melepaskan genggaman tangannya kepada Renata dan melingkarkan tangan kekarnya dibahu Renata. Renata masih belum tersadar dari lamunannya saat mereka berjalan ke ruangan Revan.

"Kenapa bapak lakukan ini kepadaku ?"

Pertanyaan itu terlontar saat mereka sudah berada di ruangan Revan. Renata menatap Revan dengan mata yang berkaca kaca.

"Apa bapak belum puas dengan perlakuan bapak saat itu dan menambah masalah baru kepadaku ?" Air mata mengalir Dimata Renata.

"Sebenarnya apa mau bapak ?!" Tanya Renata dengan menaikkan nada bicaranya dan berdiri dari duduknya. Air mata Renata semakin mengalir deras.

Revan merasakan hatinya sakit melihat air mata Renata dan tatapan terluka Di mata gadisnya.

Revan menarik tangan Renata membuat Renata jatuh di pangkuan Revan.

Revan langsung memeluk tubuh Renata. Renata yg diperlakukan seperti itu pun tidak menolak dan semakin mengeraskan tangisnya dengan memukul dada bidang Revan berkali kali.

Revan membiarkan perlakuan Renata kepadanya karena disini dia yang salah. Revan semakin mengeratkan pelukannya kepada Renata dan semakin memasukkan kepalanya diceruk leher Renata.

Pukulan dari tangan Renata pun semakin melemah dengan surutnya isakkan tangis Renata.

Isakkan Renata terhenti dan tergantikan dengan nafas teratur Renata. Revan tersenyum melihat gadisnya tertidur di pelukannya. Entah mengapa jika dia memeluk tubuh Renata, gadis itu selalu tertidur.

Revan mengangkat tubuh Renata dan keluar dari ruangannya. Revan melangkahkan kakinya menuju UKS, dia berniat untuk menidurkan gadisnya di ranjang UKS.

Revan menyusuri koridor yg sepi karena KBM sedang berjalan. Tiba diruang UKS Revan melihat dua orang siswa dan siswi yg menatapnya terkejut.

Revan hanya memandang mereka datar dan menidurkan Renata disalah satu ranjang UKS.

"Apa terjadi sesuatu pak, kami menjadi petugas hari ini. Kami akan memerik-." Ucapan siswi itu terhenti karena Revan menatapnya tajam.

"Tidak perlu, kalian tunggulah dimeja kalian dan jangan hiraukan saya disini." Revan langsung menutup tirai tanpa menunggu jawaban dari kedua muridnya.

UKS disekolah ini memang lah sangat elit. Ruangan ini dibuat seperti rumah sakit pada umumnya membuat banyak siswa menjadikan alasan sakit untuk bolos pelajaran tapi niatnya hanya untuk tidur.

"Bawakan pekerjaanku ke UKS." Ucap Revan kepada orang yang berada di telpon.

"..."

"Tidak, aku tidak apa apa. Cepat lakukan tugasmu." Revan langsung menutup telponnya tanpa menunggu jawaban.

"Maafkan aku karena melanggar janjiku untuk tidak membuatmu terluka sayang." Revan mengecup kening Renata pelan.

◆◆◆

Dont forget to Vote and Coment...

To Be Continue...

DESTROYED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang