Selamat sore semua..
◆◆◆
Sudah tiga hari Renata merawat Vienna. Selama itu juga dia tinggal di villa itu, saat pagi hari dia diantarkan oleh Cris terkadang oleh Revan berangkat sekolah dan pulang sekolah dia akan kembali ke villa.
Renata heran dengan Vienna yang masih belum sembuh padahal dia sudah merawatnya dengan baik. Renata awalnya merasa ada yang salah tapi fikiran itu langsung dia tepis karena tidak mungkin jika orang tuanya berbohong padanya.
Saat ini Renata sedang berada diperjalanan pulang ke villa nya, dia dijemput oleh supir pribadi dari Cris, Sebenarnya dia bisa saja menggunakan angkutan umum tetapi orang tuanya dan Revan melarangnya.
"Kita sudah sampai Nona."
Renata tersadar dari lamunannya saat supir pribadi Daddy nya membukakan pintunya. Renata berjalan memasuki Villa setelah mengucapkan terima kasih kepada supir yang menjemputnya.
"Sampai kapan kalian akan terus berpura-pura? " Tanya seseorang yang terdengar Renata dari dalam yang membuatnya menghentikan langkahnya didepan pintu yang terbuka.
"Apa maksudmu? "
Renata mengernyit mendengar suara yang sangat dia kenal. Itu adalah suara Vienna, tapi yang membuatnya heran adalah suara Vienna yang terdengar sudah sehat padahal tadi pagi saat dia pamit untuk pergi kesekolah suara Vienna tidak seperti itu.
Renata menduduki kursi Villanya yang berada disamping pintu masuk sehingga dia masih bisa mendengar obrolan mereka.
"Apa kalian tidak puas melihat anak kandung kalian yang merawat ibunya dengan segenap hati, bagaimana perasaannya bahwa ibu yang dia rawat dengan kasih sayangnya agar sembuh tapi ternyata ibunya hanya pura pura sakit. " Tubuh Renata menegang mendengar suara yang dia tahu itu adalah Revan.
"Kamu tahu kan kami akan lakukan apapun sampai anak kami Thalia pulang bersama kami kerumah yang sebenarnya." Ucap Vienna.
"Aunty Uncle, aku memohon padamu. Kau tahu kan aku sangat tidak suka memohon pada seseorang bahkan kepada orang tuaku sekalipun. Aku mohon pada kalian untuk menurunkan ego kalian sedikit saja, biarkan Nata yang memilih. Dia sudah besar, dia sudah tahu mana yang benar dan mana yang buruk. " Mohon Revan dengan sendu.
Renata yang mendengar itu terharu karena Revan sedikit merendahkan dirinya Demi dirinya, Saat ini perasaan marah dan kecewa dirasakan oleh Renata.
Dia marah karena telah dibohongi oleh orang tuannya, dia kecewa karena orang tuanya hanya mementingkan ego mereka.
Renata sudah tidak sanggup untuk mendengarkan obrolan mereka, dia akan pergi dari villa ini dan tak akan pernah kembali lagi. Namun saat dia berdiri dari duduknya, tangannya tidak sengaja menyenggol vas bunga yang berada diatas meja dan vas tersebut jatuh kebawah dengan mengeluarkan suara nyaring membuat ketiga orang yang berada didalam ikut terkejut dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Wajah Cris dan Vienna memucat melihat anaknya yang menatap mereka dengan tatapan benci dan marah yang kental.
"Selamat acting kalian sukses, aku tidak tahu ternyata kalian melakukan hal serendah itu agar aku bisa tinggal bersama kalian. " Ucap Renata sinis dan tertawa hambar.
"Ho- honey apa maksudmu ? sejak kapan kamu berada disini ?" Tanya Vienna gugup.
"Saat Vano berkata bahwa Mommy ku hanya berpura-pura sakit dan saat Vano memohon pada kalian." Ucap Renata tajam.
"Dengan sifat kalian yang seperti ini, membuatku semakin ragu apakah kalian benar-benar menyayangiku. Dan aku semakin ragu untuk tinggal bersama kalian, bahkan keinginan itu hilang seketika." Lanjut Renata dengan mata yang berkaca-kaca.
"Thalia." Panggil Vienna dan mencoba mendekati Renata yang berada lima langkah didepannya namun Renata mengangkat tangannya agar Vienna tidak mendekat.
"Aku sangat kecewa pada kalian, padahal aku sudah menyayangi kalian dengan tulus. Aku tidak mau lagi berada disini." Ucap Renata menangis.
Renata langsung pergi meninggalkan ketiga orang itu kearah gerbang berniat untuk pulang kerumah Ayah dan Bundanya.
"Kamu mau kemana honey? " Tanya Vienna dengan air mata di pipinya.
Renata membalikkan tubuhnya.
"Ketempat seharusnya aku berada." Ucap Renata dingin.
"Tidak! tidak! rumahmu ada disini, kamu akan tinggal bersama kami. Kamu tidak boleh pergi dari tempat ini! Hiks." Teriak Vienna histeris.
"Pengawal tutup gerbangnya! Bawa Nathalia, jangan sampai dia meninggalkan villa ini! "
Renata membulatkan matanya mendengar ucapan Cris yang tegas dan melihat beberapa pengawal yang sedang menutup gerbangnya, Renata berlari kearah gerbang yang masih terbuka setengahnya agar dia bisa keluar dari tempat itu.
"Tidak! Jangan! buka gerbangnya!" Teriak Renata saat dia sudah berada didepan gerbang yang sudah tertutup rapat, tangannya mencoba untuk membuka gerbang namun tak bisa karena pintu gerbang itu sudah terkunci.
"Tolong aku." Teriak Renata dengan menggedor-gedor gerbang tinggi itu dia berharap ada yang mendengar teriakannya dan membantunya keluar dari tempat ini.
"Lepaskan aku! aku tidak mau disini! Lepaskan!" Teriak Renata saat dua pengawal memegang tangannya erat dan menyeretnya kearah orang tuanya berada.
"Vano tolong aku hiks... hiks... aku ingin pulang. Aku tidak ingin berada disini lagi hiks... hiks..." Ucap Renata kepada Revan yang berada dihadapannya.
Vano yang melihat gadisnya menangis dan meminta tolong padanya langsung mendekati gadisnya dan menyuruh pengawal itu untuk melepaskan cekalannya pada tangan gadisnya.
"Vanoo." Panggil Renata saat Revan sudah berada didepannya dan menghambur ke pelukannya.
Revan membalas pelukan Renata tak kalah erat saat gadisnya semakin terisak.
"Aku hiks.. aku ingin pulang Vano. Aku tidak ingin berada disini lagi, bantu aku pulang Vano hiks.. hiks..." Lirih Renata.
"Maafkan aku sayang." Ucap Revan pelan dengan terus mencium kepala gadisnya.
Cris dan Vienna yang melihat keadaan putrinya ikut sedih membuat Vienna menangis dipelukkan suaminya, mereka sedih karena anak mereka berniat untuk pergi dari rumah ini dan meninggalkannya.
Beberapa lama kemudian isakkan Renata terhenti dan Revan menahan tubuh Renata yang meluruh karena tertidur dipelukannya, oh jangan lupakan kebiasaan Renata yang akan tertidur dipelukannya. Revan mengangkat tubuh ringan gadisnya dan membawanya kedalam untuk membaringkan gadisnya dikamarnya.
◆◆◆
Sampai sini aja dulu yah..
Mau up? Kuy comment yg banyak.See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTROYED [END]
Teen FictionTubuhku menegang saat kurasakan seseorang pria bertubuh tegap memelukku erat. " Aku merindukanmu Nathalie. " ucap pria itu dan semakin memelukku erat. Apa katanya Nathalie? Heii Namaku Renata Tapi apa maksudnya? ↑↑↑ TERSEDIA DI DREAME & INNOVEL...