Selamat malam semua..
◆◆◆Renata membuka matanya dan menghembuskan nafasnya kasar. Dia berada ditempat ini, Tempat dimana sudah ditempatinya beberapa hari belakangan ini.
Dia melihat jam yang berada diatas nakas menunjukkan waktu lima pagi. Waktu yang tepat untuk melarikan diri pikirnya.
Renata mulai bersiap untuk melarikan diri, setelah dirinya siap dia mulai memasukan ponsel dan dompetnya kedalam tas.
Renata membuka pintu kamarnya perlahan, kepalanya melirik ke kanan dan ke kiri waspada jika ada Revan ataupun anak buahnya.
Renata menghela nafas lega melihat apartemen yang kosong tak ada satupun orang. Renata berjalan dengan cepat namun tidak mengeluarkan suara.
Renata terus waspada saat melewati ruang tengah dan ruang tamu, Renata tersenyum melihat pintu keluar sudah dekat. Renata mengalihkan pandangannya kebelakang untuk memastikan bahwa tidak ada yang memergokinya.
Renata membuka pintu apartemen nya perlahan dan menutupnya tanpa menimbulkan suara. Setelah pintu tertutup, Renata langsung berlari ke arah lift.
Keberuntungan sedang berpihak padanya karena lift yang langsung terbuka. Setelah pintu terbuka Renata berjalan cepat di lobby agar tidak menimbulkan kecurigaan pada orang-orang.
Renata menghela nafas lega saat sudah berada diluar, dia langsung memasuki taksi online yang sudah dia pesan sebelumnya.
●●●
"Tuan." Panggil Zack.
"Dia sudah bangun ?" Zack menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Revan.
"Maaf Tuan, dia tidak ada dikamar." Revan menolehkan kepalanya dari iPad kepada Zack.
"Apa maksudmu ?" Tanya Revan dan menatap Zack tajam.
"Dia tidak ada dikamar tuan, sepertinya dia kabur." Ucap Zack takut.
"Sepertinya ?" Revan berdiri dari duduknya dan mendekati asistennya.
"Berapa pengawal yang berjaga di pintu depan ?" Tanya Revan dingin.
"Maaf tuan saya lalai dalam tugas, saya tidak memerintahkan pengawal untuk berjaga didepan apartemen. Membuat Nona bisa kabur dari apartemen." Ucap Zack dengan kepala yang masih menunduk.
"Kenapa kau ceroboh ??!!" Teriak Revan kepada Zack.
Zack masih menundukkan kepalanya tak mau menatap tuannya. Disini dia yang salah, dan dia mengakuinya.
"Sekarang cari dia sampai dapat dan bawa dia kepadaku. Aku ingin dia kembali padaku !" Perintah Revan mutlak.
"Baik tuan saya akan mencari dan menemukan nona Natha secepatnya. Sekali lagi maafkan atas kecerobohan saya tuan. Permisi." Zack langsung pergi meninggalkan Revan yang masih diselimuti amarahnya.
Revan mengambil ponselnya yang berada diatas meja dan menempelkannya ke telinganya.
"Dia kabur." Revan langsung menutup telponnya tanpa menunggu balasan dari seberang.
◆◆◆
Renata turun dari taksi setelah membayarnya. Dia menatap rumah yang sudah dia tempati selama delapan belas tahun dan juga beberapa hari ini dia tinggalkan. Renata melangkahkan kakinya kearah pintu.
Tok tok tok
Pintu terbuka setelah Renata mengetuk pintu. Renata langsung memeluk Satya erat saat dia melihat Satya yang membuka pintu. Awalnya Satya terkejut melihat adiknya berada didepan rumahnya sepagi ini namun saat Renata memeluknya dia tersadar dan membalas pelukan itu tak kalah erat.
"Siapa yang datang Bang ?" Tanya Lani dari dalam.
Merekapun melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang berada di pipi Renata dengan tangannya.
"Ayo masuk." Ucap Satya.
"Nata ?" Panggil Lani terkejut melihat anak kesayangannya yang berada dirangkulan Satya.
Renata langsung berlari kearah Garry dan Lani yang sudah berdiri berdampingan, Renata memeluk Ayah dan bundanya erat dengan isakannya yang semakin menjadi.
"Kami merindukanmu sayang." Ucap Garry dan mengeratkan pelukannya.
Satya yang melihat keluarga utuhnya sedang berpelukan menjadi terharu dan ikut kedalam pelukan. Beberapa menit kemudian, pelukan mereka terlepas, Garry yang melihat anaknya menangis pun mengusap air mata yang berada di pipi anaknya.
"Ada apa sayang ? Kenapa Nata menangis ?" Tanya Garry lembut.
"A-ayahh hiks hiks." Renata kembali menangis dan kembali memeluk Ayahnya.
"Kenapa hmm ?" Tanya Garry dan membawa Renata untuk duduk ke sofa.
"Na- Nata tidak mau hiks Nata tidak mau ikut mereka ayah hiks Nata ingin bersama kalian hiks hiks." Ucap Renata tanpa melepas pelukannya.
"Me-mereka akan membawa Nata pergi dari kalian hiks hiks, mereka akan membawa Nata pergi jauh dari kalian. Nata tidak ingin itu Ayah, Nata ingin bersama kalian hiks hiks hiks." Lanjut Renata.
Garry mengeratkan pelukannya mendengar tangisan anak kesayangannya semakin kencang. Lani yang mendengar ucapan Renata ikut menangis, Satya yang melihat Bundanya menangis pun dia langsung membawa Lani kedalam pelukannya.
"Nata dengarkan ayah." Garry melepaskan pelukannya dan membawa wajah Renata untuk menatapnya.
" Nata jangan nangis, Nata akan bersama kami. Apapun yang akan terjadi." Ucap Garry.
"Janji ?" Tanya Renata pelan.
Garry menganggukkan kepalanya dan kembali memeluk tubuh anaknya.
"Apa ada yang terjadi hmm ?" Tanya Garry.
"Nata mendengar perkataan mereka yang mengatakan bahwa mereka akan membawa Nata pulang kerumah mereka sekarang. Mereka juga mengatakan mau tidaknya Nata, mereka akan tetap membawa Nata sekarang. Nata tidak mau itu Ayah, Nata tidak ingin berpisah dengan kalian Nata juga tidak mau berpisah dengan teman-teman Nata. Nata tidak mau." Lirih Renata.
Garry yang mendengar itu mengencangkan rahangnya menahan amarah, sama halnya dengan Satya. Mereka marah dengan perlakuan orang tua kandung Renata, mereka egois. Fikir mereka.
Sedangkan Lani dia semakin terisak dipelukan Satya mendengar perkataan anak kesayangannya yang akan dipisahkan oleh orang tua kandungnya.
Tok tok tok
Mereka semua langsung mengalihkan tatapannya kearah pintu. Mereka semua mengeluarkan ekspresi yang berbeda, ada yang marah, takut, dan kalut.
◆◆◆
Sampai sini dulu aja yah..
Jangan lupa vote sama comments.See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTROYED [END]
Teen FictionTubuhku menegang saat kurasakan seseorang pria bertubuh tegap memelukku erat. " Aku merindukanmu Nathalie. " ucap pria itu dan semakin memelukku erat. Apa katanya Nathalie? Heii Namaku Renata Tapi apa maksudnya? ↑↑↑ TERSEDIA DI DREAME & INNOVEL...