Part 29

3K 222 6
                                    

Selamat soreee

Semoga puasa kalian yg lagi puasa lancar yahh...

Cuss ahh

Cuss ahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆◆◆

"kami semua keluarganya, jadi dokter bisa langsung jelaskan saja kondisi Nata." Ucap Revan.

"Baiklah, kondisi anak kalian menurun karena tidak adanya asupan yang masuk kedalam tubuhnya membuatnya pingsan. Sepertinya dia tidak makan dalam waktu yang cukup lama. Kami akan memberikan obatnya agar dia cepat pulih dan pastikan agar dia tidak stres." Jelas dokter itu.

"Terakhir dia makan kemarin siang karena dia tertidur saat jam makan malam." Ucap Revan.

"Dia memiliki penyakit maag." Lirih Lani yang masih bisa didengar oleh semua orang.

"Itu alasannya kenapa dia pingsan. Dia harus di rawat beberapa hari dirumah sakit ini agar tubuhnya kembali sehat." Ucap dokter.

"Pindahkan dia diruangan VVIP." Pinta Cris.

"Baiklah, kami akan mengurusnya jika kalian sudah mengurus administrasinya. Kalau begitu saya permisi." Pamit dokter itu.

Pintu ruangan terbuka dan terlihat Renata yang masih terbaring diatas ranjang dengan mata yang masih tertutup rapat. Mereka semua mengikuti perawat yang mendorong ranjang Renata kedalam sebuah ruangan yang paling mewah di rumah sakit ini.

Perawat itu pamit setelah memindahkan tubuh Renata yang tertempel selang infus ditangan kanannya ke kasur empuk yang berada diruangan itu.

Mereka semua menatap Renata dengan pandangan yang sama yaitu sedih.

Lani dan Vienna mendudukkan tubuhnya dikursi yang berada di kanan kiri ranjang Renata. Mereka masih menatap Renata tanpa ada yang mengalihkan pandangannya berharap Renata membuka matanya.

"Bangunlah sayang, kami semua menunggumu." Lirih Lani dengan tangan yang mengusap lembut kepala putrinya.

"Kalian semua belum sarapan ?" Tanya Lani dan dibalas gelengan kecil oleh semuanya.

"Satya tolong belikan sarapan di kantin rumah sakit ini." Satya menganggukkan kepalanya menerima permintaan dari sang bunda.

Mereka semua hanya terdiam masih menatap kesumber yang sama, tidak ada yang mau memecahkan keheningan tersebut sampai kembalinya Satya dengan beberapa kantung plastik yang berada ditangannya.

"Baiklah sebaiknya kita makan saja terlebih dahulu." Ucap Lani.

Mereka semua pun mengikuti perkataan Lani kecuali Revan yang masih bergeming ditempatnya.

"Makan lah nak." Ucap Lani lembut.

"Aku tidak lapar." Jawab Revan dingin.

"Setidaknya sedikit, jangan sampai kau ikut jatuh sakit karena tidak mau makan. Jika kau sakit kau tidak akan bisa menjaga Nata." Ucapan Lina membuat Revan merubah fikirannya dan menuruti perkataan Lani.

DESTROYED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang