Part 36

2.5K 176 1
                                    

◆◆◆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆◆◆



Seorang gadis sedang menatap keluar jendela dengan tatapan kosongnya. Dua hari ini dia hanya bisa melihat keadaan luar dari jendela itu, sesekali dia menangis mengingat perbuatan orang tua kandungnya yang menyebabkan dia seperti ini.

Ya kalian sudah tau siapa itu, Renata.

Seseorang memasuki kamarnya dengan membawa nampan berisikan makan siang untuk Renata.

Revan menghela nafasnya sedih melihat keadaan yang sama pada gadisnya, sudah dua hari ini dia hanya diam dan tak mengeluarkan suaranya. Pandangannya kosong tak ada mata berbinar yang sangat dia sukai.

"Sayang." Renata bergeming di tempatnya membuat Revan mendekati gadisnya setelah menyimpan nampan itu diatas meja.

"Sayang." Renata tersadar saat Revan menepuk pundaknya.

"Waktunya makan siang." Renata menganggukan kepalanya menjawab perkataan Revan dan mulai duduk di sofa yang berada didalam kamar.

"Buka mulutmu, aku akan menyuapimu." Renata menerima perintah Revan dan membuka mulutnya.

Mereka hanya diam dan hanya suara piring dan sendok yang terdengar diruangan itu, hingga makanan yang berada di piring habis.

Revan menatap gadisnya sendu melihat tatapan kosong dan kesedihan yang dikeluarkan oleh gadisnya.

Dia lebih memilih Renata yang pemarah dan cerewet daripada melihat gadisnya seperti ini.

Renata tersadar saat Revan menariknya kedalam pangkuannya dan memeluk tubuhnya erat.

"Keluarkan semuanya, jangan menahannya seperti itu aku tidak suka. Luapkan amarah dan rasa sedih yang kamu rasakan, hatiku sakit melihat keadaanmu yang seperti ini." Bisik Revan pada telinga Renata.

Renata yang mendengar itu mulai mengeluarkan air matanya dan melingkarkan tangannya pada tubuh Revan erat. Semakin lama tangis Renata pecah dan semakin mengeratkan pelukannya pada Revan.

"Vanoo." Lirih Renata dengan isakan.

"Iya sayang, keluarkan semua emosimu. Ada aku disini, aku akan selalu berada di sampingmu." Janji Revan masih memeluk tubuh Renata erat.

Renata melepaskan pelukannya karena jika terlalu lama itu akan membuatnya kembali tertidur, dia tidak mau itu. Revan menyeka air mata yang berada di pipi gadisnya lembut namun air mata itu tak berhenti mengalir.

Renata memejamkan matanya saat Revan mendekatkan tubuhnya padanya dan merasakan benda lembut dan hangat menempel pada keningnya, Revan mengecup keningnya lama. Hal itu membuat hati Renata sedikit tenang dan isakan nya berhenti setelah Revan mengecup kedua matanya.

DESTROYED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang