Part 40

3.1K 210 0
                                    

◆◆◆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆◆◆

"Dia bukan Ibuku."

Tubuh Vienna menegang mendengar lirihan dari putrinya.

"Ti-tidak maafkan Mommy sayang, Mommy tidak sengaja menamparmu. Mommy terbawa emosi." Renata memundurkan langkahnya saat Vienna yang akan menyentuh wajahnya.

"Selama aku hidup, Bunda tidak pernah manamparku bahkan memukulku begitupun dengan Ayah dan kakakku tapi sekarang lihatlah seseorang yang mengatakan bahwa dia adalah ibu kandungku menamparku yang aku baru tahu rasanya akan sesakit ini. Pipiku memang tidak terlalu sakit tapi tidak dengan hatiku, hatiku sakit karena pertama kalinya aku ditampar oleh seseorang dan orang itu adalah ibu kandungku sendiri." Lirih Renata dengan air mata yang keluar setelah dia menahannya sedari tadi.

Tangis Renata pecah saat Revan menariknya kedalam pelukannya, hati Revan ikut sakit melihat gadisnya yang menangis pilu.

Begitupun dengan Vienna yang ikut menangis, dia menyesali semua perbuatannya. Perbuatannya itu akan membuat putrinya semakin menjauh darinya.

Cris yang sedari tadi sudah berada dibelakang tubuh istrinya langsung memeluk tubuh istrinya.

"Aku ingin pulang hiks.. hiks..." isak Renata masih didalam pelukan Revan.

"Aku ingin bertemu Ayah dan Bunda, aku ingin bertemu mereka dan tinggal bersama mereka hiks... hiks.. hiks..." Lanjut Renata dengan suaranya yang semakin pelan.

"Revan bawa dia ke mobil." Perintah Cris tegas.

"Tidaakk! aku ingin kerumah Ayah dan Bunda, aku tidak mau ikut bersama kalian. Kalian jahat hiks.. hiks..." Renata mengeratkan pelukannya dan menahan tubuh Revan agar tidak membawanya.

"Vanoo, aku tidak ingin bersama mereka hiks... hiks..." Bisik Renata dan menatap wajah Revan sendu.

Revan tidak menjawab bisikan Renata dan memeluk erat tubuh rapuh gadisnya.

Tenaga Renata terkuras habis karena terus menangis sehingga dia hanya diam saja saat Revan yang menggendongnya ala bridal style, air matanya masih mengalir tanpa bisa dihentikan.

Renata makin terisak karena Revan yang tidak mengabulkan keinginannya, mobil pun bergerak dengan Cris yang berada dibalik kemudi dan Vienna yang berada dikursi samping Cris.

Revan mengeratkan pelukan Renata yang berada di pangkuannya saat mendengar isakan gadisnya yang semakin kencang.

Setelah beberapa menit menangis Renata tertidur karena kelelahan ditambah hari yang semakin larut dan sekarang hanya keheningan yang terdengar di mobil.

•••

Sementara itu sekarang Diani dan Novi sedang duduk di salah satu cafe menunggu kehadiran dari Satya, tadi setelah mereka meninggalkan Renata. Mereka langsung menelpon Satya dan mbuat janji akan bertemu didalam Cafe.

"Maaf lama." Ucap Satya sambil menduduki bangku didepan kedua sahabat adiknya.

"Gak papa, bang." Jawab Novi.

"Kalian mau ngomongin apa ?" Tanya Satya memulai pembicaraan.

"Abang udah tau kalau Renata hilang ?" Tanya Diani memastikan.

"Ya, tadi pagi orang tua kandung Renata ke rumah dan menanyakan dimana Renata. Kami tidak tahu, dan mereka bilang kami berbohong dan menyembunyikan Renata dan setelah anak buahnya mencari disegala sudut rumah kami, baru mereka percaya bahwa Renata tidak dirumah kami. Mereka bilang kalau Renata kabur dari rumah membuat Bunda langsung menangis dan Ayah langsung marah kepada mereka. Apa kalian tahu dimana dia ?" Jelas Satya.

"Ya semalam Renata berada ditempatku." Satya terkejut sekaligus senang mendengar pernyataan dari Diani.

"Lalu dimana dia sekarang ?" Tanya Satya senang.

"Saat kami berada di Cafe, salah satu anak buah mereka datang dan saat itu Renata langsung bersembunyi di toilet sampai anak buah itu pergi meninggalkan cafe. Kami kira mereka tidak mencurigai kami, tapi ternyata tidak mereka mengikuti kami sampai mereka tahu dimana Renata tinggal. Kami baru menyadarinya saat mereka sudah berada didepan gedung kost-an Diani, kamipun berniat pergi menggunakan mobil untuk ketempat lain namun saat diperjalanan mobil kami dicegat oleh mereka dan Renata menyuruh kami untuk pergi dan memberi tahu Abang." Jelas Novi dengan menahan air mata yang sudah berada diujung matanya.

Satya yang mendengar penjelasan itu langsung menjambak rambutnya frustasi, matanya memerah karena adiknya sekarang semakin jauh darinya.

"Makasih buat penjelasannya, gue balik dulu." Pamit Satya dan pergi meninggalkan Cafe setelah mereka menganggukan kepalanya.

Tangis Novi dan Diani pecah saat Satya meninggalkan mereka, mereka merasa gagal untuk menjaga sahabatnya dan sekarang mereka tidak bisa bertemu lagi bersama sahabatnya.

◆◆◆

Don't forget to vote & comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Don't forget to vote & comment....



Follow ig :

@lemamelia.story01
@krist.Amelia19

DESTROYED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang