Hallo guys, how are you today?
Terima kasih Yang masih nunggu cerita ini, stay tone terus yahh...
Happy Reading...
◆◆◆
Sudah dua Minggu setelah kejadian yang sudah membuat para siswi maupun guru perempuan muda patah hati. Dan tak jauh beda dengan para siswa yang mengagumi Renata juga merasakan patah hati.
Setelah kejadian diruang UKS itu, Revan tidak mengganggu Renata kembali dan Renata merasakan kehidupannya seperti dulu lagi.
Saat ini Renata sedang berdiri dibarisan kelasnya, semua murid menghela nafas karena mendengar pidato dari seorang murid yang sangat lama.
Saat ini disekolah Renata sedang mengadakan upacara, namun saat upacara sudah selesai Aldy selaku ketua OSIS menyuruh mereka untuk mendengarkan pidato dari kandidat calon ketua OSIS. Tapi ada berita baiknya yaitu tidak adanya KBM untuk hari ini, seluruh murid diharuskan berada di lapangan seharian ini untuk memilih kandidat calon ketua OSIS. Pemilihan itu akan dilakukan setelah pidato dari semua kandidat selesai.
"Anjir itu pidato kaya yang mau nyalonin jadi presiden aja deh, Panjang amat perasaan." Celoteh salah satu teman sekelas Renata membuat murid yang mendengarnya tertawa pelan.
Renata terkekeh mendengar perkataan itu. Dia memfokuskan pandangannya kedepan, Renata bukanlah melihat para anggota OSIS ataupun mendengarkan pidato adik kelasnya itu melainkan sedang menatap kearah sosok lelaki tampan dengan wajah datarnya, Dia terlihat paling bersinar dari yang lainnya.
Revan. Dia menatap Revan.
Yang ditatap hanya fokus melihat dan mendengar pidato dari kandidat calon ketua OSIS itu. Dia tidak menyadari banyak pasang mata yang melihat kearahnya secara terang-terangan seperti Renata.
Pandangan mereka bertemu membuat jantung Renata berdetak kencang. Mereka masih saling bertatapan tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya.
Renata tidak tahu dengan fikirannya, bukankah seharusnya dia marah karena perlakuan seenak jidatnya. Tapi kenapa dia malah membalas tatapan lembut kepada Revan ? Sepertinya Renata sudah gila. Begitu fikir Renata.
Beberapa siswi memekik pelan saat melihat Revan tersenyum tipis, namun suara pekikan itu membuat senyumnya luntur dan mengalihkan tatapannya dari Renata lalu kembali mendengar pidato dari salah satu calon.
Renata merasakan perasaan kecewa saat Revan mengalihkan tatapannya. Tapi mengapa ?
Renata memfokuskan penglihatannya kepada adik kelasnya yang sedang berpidato.
Setelah pidato dari calon terakhir selesai, sekarang akan diadakannya sesi tanya jawab dari warga murid dan guru sekolah dan dijawab oleh masing masing kandidat.
Pemilihan ketua OSIS di sekolah ini memanglah sangat ketat dan banyak diuji. Karena sekolah ini akan sukses oleh campur tangan ketua OSIS sehingga membutuhkan ketua yang tegas, pintar, percaya diri.
Tahun ini ada empat kandidat yang menyalonkan sebagai ketua. Tiga lelaki dan satu perempuan.
Renata merutuki dirinya sendiri karena tadi dia terlambat bangun sehingga dia tidak sarapan. Lani sudah membuat bekal untuknya tapi Renata tak sempat untuk memakannya, dia kira bahwa sekarang tidak ada acara pemilihan ketua OSIS.
Renata meringis pelan merasa maag nya kambuh. Renata sangat mudah untuk kambuh jika makannya terlambat.
Renata menundukkan kepalanya dan menyentuh perutnya yang terlapisi seragamnya.
"Lo gapapa Mel ? Wajah Lo pucet banget anjir. Gue panggilin PMR yah? ." Panik Diani melihat wajah Renata pucat dan menggigit bibirnya menahan sakit. Diani berkata seperti itu dengan sedikit keras sehingga mereka menjadi pusat perhatian dan keadaan menjadi hening seketika.
Renata tidak menjawab pertanyaan Diani karena rasa sakit yang semakin menjadi.
"Maag Lo kambuh ya Mel."
Renata merasakan pandangannya memburam dan jatuh kegelapan saat merasakan seseorang menahan tubuhnya.
■■■
"Lo gapapa Mel ? Wajah Lo pucet banget anjir. Gue panggilin PMR yah? ."
Revan menolehkan kepalanya ke sumber suara. Dia bisa melihat seorang siswi yang berdiri disamping Renata tengah menatap gadisnya panik.
Revan melihat Renata sedang menundukkan kepalanya. Namun dia panik bukan main saat melihat wajah pucat dari gadisnya.
Aldy yang mendengar suara berisik pun ikut menoleh dan dia terkejut melihat gadis yang disukainya sedang menahan sakit.
Revan dan Aldy berlari kearah Renata berbarengan. Namun Aldy terlambat dan hanya mengepalkan tangannya melihat gadis yang disukainya sudah berada di pelukkan Revan.
Revan panik melihat wajah pucat Renata dia mengusap dan menepuk pelan pipi Renata.
"Nata, bangun sayang hey Nata bangun." Bisik Revan yang masih dapat didengar oleh semua orang yang melihatnya.
Namun Renata tidak membuka matanya, membuat Revan mengangkat tubuh mungil Renata dan berjalan cepat kearah UKS.
Semua murid maupun guru melongo melihat adegan yang baru terjadi terlebih melihat wajah panik pada raut wajah Revan yang belum pernah mereka lihat.
Setibanya di ruang UKS, Revan membaringkan tubuh Renata pelan dan memanggil dokter yang berada disekolah ini.
Beruntung disekolah ini dokternya seorang wanita kalau tidak, maka Revan akan langsung pergi ke rumah sakit.
Dia tidak akan mengizinkan lelaki manapun untuk menyentuh gadisnya pengecualian untuk keluarganya.
"Sebaiknya pak Revan keluar sebentar karena saya akan menyingkapkan pakaiannya." Revan tidak menuruti perintah dokter.
"Lakukan saja." Ucap Revan dingin dengan membalikkan tubuhnya ke belakang.
Dokter wanita itu hanya dapat menahan amarahnya karena dia tidak berani untuk memarahi pemilik sekolah ini, Bisa dipecat yang ada.
Dokter itupun melakukan tugasnya dengan baik.
"Sudah selesai, anda sudah boleh membalikkan tubuh anda pak." Ucap Dokter itu dan dituruti oleh Revan.
"Kenapa dia ?" Tanya Revan.
"Maag nya kambuh, sepertinya tadi dia lupa tidak sarapan sehingga menjadi seperti ini. Jika dia sudah sadar berilah dia makan tapi sebelum itu makan obat ini terlebih dahulu. Saya permisi." Dokter itu pun pergi meninggalkan Revan dan Renata setelah memberikan obat kepada Revan.
●●●
Huft...
Maaf yah saya jarang banget update, tapi saya udah kasih tau yahh kalau part paling awal atau part PROJECT HOLIDAY itu gak berlaku yahh karena saya juga punya alasan tertentu.
Dan alasan saya jarang banget update adalah karena saya lagi sibuk disekolah buat persiapan UN Dan UJIKOM, resiko anak SMK hiks..
See you again..
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTROYED [END]
Teen FictionTubuhku menegang saat kurasakan seseorang pria bertubuh tegap memelukku erat. " Aku merindukanmu Nathalie. " ucap pria itu dan semakin memelukku erat. Apa katanya Nathalie? Heii Namaku Renata Tapi apa maksudnya? ↑↑↑ TERSEDIA DI DREAME & INNOVEL...