Part 18

3.5K 258 4
                                    

Holaa..

I'm back again wkwk

Happy Reading guys..

◆◆◆


"Anjir anjirr gue ga salah denger kan. Tadi pak Revan bales sapaan gue sama senyumin gue. Oh astaga!!" Jerit Siska.

Renata masih terdiam, dia masih menormalkan detak jantungnya yang tidak karuan dengan kedua pipinya yang merona. Dia mengingat panggilan terakhir Revan padanya membuatnya menggigit bibir bawahnya menahan senyum dan pipi yang semakin merona.

"Cie yang blushing. Merah banget pipinya." Goda Gita yang membuat pipi Renata kembali memerah.

Mereka berlima tertawa melihat ekspresi Renata. Renata yang kesal ditertawakan oleh mereka pun berjalan cepat meninggalkan mereka yang masih sibuk tertawa.

Renata berjalan cepat dengan kepalanya yang menunduk membuatnya tak sadar bahwa dia menabrak seseorang. Renata meminta maaf dengan kepalanya yang masih menunduk.

"Renata ?" Panggil Aldy yang membuat Renata mendongakkan kepalanya.

"Aldy ?" Panggil Renata terkejut melihat orang yang dia tabrak ternyata Aldy.

"Lo gapapa ?" Tanya Aldy lembut.

"Gue gapapa. Maaf gue galiat ada Lo tadi jadi nabrak." Sesal Renata dengan senyuman diwajahnya dan kembali meminta maaf.

"Santai aja kali. Lo sakit ? Pipi Lo merah." Panik Aldy.

Renata semakin merona karena malu dengan pertanyaan Aldy.

"G- gue gapapa kok hehe." Jawab Renata dengan tertawa hambar.

"Pipi Lo makin merah loh, mau gue anterin ke UKS ?" Tanya Aldy lagi.

"E- ehh gausah, gue duluan yah bye." Renata langsung kembali melangkahkan kakinya setelah mendengar jawaban dari Aldy.

"Ciee abis dari suami langsung ketemuan sama selingkuhan." Renata menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat kelima temannya yang tadi dia tinggal tadi setelah mendengar perkataan dari Siska.

"Apaan sih ?" Tanya Renata kesal.

"Woess nyelo Bu." Ucap Siska dan langsung merangkul bahu Renata. Mereka terkekeh melihat tingkah kedua temannya itu.

Mereka pun kembali berjalan dengan pelan. Renata melepaskan rangkulan dari Siska.

"Gue masih marah ya sama Lo, kenapa Lo bawa-bawa nama gue pas nyapa pak Revan ?" Protes Renata.

"Hehehe, sorry deh. Soalnya gue tahu kalau enggak pake nama Lo pasti gue bakal di acuhin sama Pak Revan." Ucap Siska.

"Ya udah sih, kan Lo dapet bagian juga traktirannya." Lanjut Siska.

"Ahh Lo mah caranya licik. Gak adil itu." Protes Diani kepada Siska.

"Eehh jangan ingkar janji Lo. Yang penting pak Revan ngebales sapaan gue." Sewot Siska.

Diani terdiam dengan wajahnya yang ditekuk karena memikirkan dompetnya akan menipis karena kalah taruhan.

"Sekarang pulang sekolah, Lo harus traktir kita semua di cafe." Putus Siska.

"Ehh enggak-enggak, besok aja di kantin. Kalau dicafe abis duit bulanan gue." Protes Diani.

Siska pun mengalah dan menyetujui permintaan Diani.

●●●

"Ehh kita Nongki dulu yu, dirumah gue Gaada siapa-siapa nih. Bosen dirumah." Ajak Siska.

Acara pemilihan ketua OSIS sudah selesai dan sekarang Renata, Diani, Novi, Siska dan Gita sedang berada dikelas. Rina sudah pulang karena sang Ibu sudah menjemputnya.

"Ayo deh kebetulan gue lagi males dikostan." Jawab Diani.

"Gue ikut." Jawab Novi dan dibalas anggukan oleh Gita.

"Gue juga tapi bentar yah gue ijin dulu ke bunda gue dulu." Renata langsung mengeluarkan handphone nya.

Setelah mendapat ijin oleh Lani, mereka langsung keluar dari kelasnya. Di koridor hanya terdapat beberapa siswa yang sedang menjalankan piketnya.

"Bentar gue ambil mobil gue dulu." Ucap Diani dan pergi ke parkiran.

Renata tersentak saat seseorang menepuk bahunya. Diapun membalikkan badannya dan terkejut melihat keberadaan Revan. Begitupun dengan Siska, Novi dan Gita tak kalah terkejut dari Renata.

"Kalian akan pergi ?"

Mereka berempat terdiam mendengar pertanyaan dari Revan.

"I- iya pak, kami akan bermain sebentar." Jawab Novi sopan.

Renata mengangkat sebelah alisnya saat Revan menatapnya.

"Kalau pak Revan tidak mengijinkan Renata pergi. Tidak apa-apa kok kami pergi dulu pak permisi. Kita duluan ya Mel."

Renata hendak protes saat Siska berkata seperti itu dan pergi meninggalkannya dengan Revan.

"Bapak puas sekarang ? Aku ditinggal oleh teman-teman ku." Renata menatap Revan tajam.

"Aku tidak mengatakan apapun. Dia sendiri yang berkata seperti itu, jadi itu bukan salahku." Jawab Revan tenang.

Mendengar perkataan Revan, Renata berteriak jengkel dan langsung pergi meninggalkan Revan sendiri.

Melihat itu Revan terkekeh, dan pergi menyusul gadisnya. Saat jaraknya sudah dekat, Revan langsung menangkap pergelangan tangan Renata dan menariknya menuju parkiran.

Renata menatap teman-temannya yang masih berada diparkiran dengan tajam. Mereka masih berada disana karena mereka ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh pasangan itu.

Setibanya didepan mobil, Zack membukakan pintu mobil bagian belakang untuk tuannya. Revan menyuruh Renata untuk masuk terlebih dahulu. Awalnya Renata menolaknya dan hendak pergi, tapi Revan mengeratkan tangannya dan mendorong pelan bahu Renata agar masuk kedalam mobil.

Siska, Diani, Novi dan Gita tertawa pelan melihat ekspresi Renata yang menatapnya tajam, tatapan tajam itu tidak membuat mereka ketakutan malah membuat mereka tertawa puas.

Setelah mereka melihat mobil Revan sudah pergi, Diani mulai menjalankan mobilnya menuju tempat yang akan mereka kunjungi.

◆◆◆

Sampai sini aja dulu yah 😂

Dan mulai hari ini saya mau ngasih tau kalau saya akan update cerita setiap weekend aja tapi saya ga bisa janji takutnya ada sesuatu Yang mendesak buat saya update ga beraturan.

Okay thank you, don't forget to click vote and give me comment.

To Be Continue...

DESTROYED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang