29. Dangerous

5.9K 657 36
                                    

Taehyung tersenyum mendengar tawa lepas Jungkook. Entah mengapa tawa Jungkook membuat hatinya hangat. Jungkook menutup mulutnya yang tak bisa berhenti tertawa.

"Sutradara Jung memang selalu begitu! Pernah suatu ketika ia lupa menyimpan kunci mobilnya. Wah, sampai gila kami mencari kunci mobil sialan itu. Ternyata, ada di saku jaketnya sendiri! Kami ingin marah tapi tidak berani.."

Taehyung terkikik geli melihat Jungkook yang mengerucutkan bibirnya seraya melipat tangannya di dada. Taehyung menopang kepalanya dengan tangan kanannya, membuat posisi wajahnya mendekati Jungkook yang kini sudah merah wajahnya karena malu.

"Tapi, Sutradara Jung adalah pria yang baik. Ia bisa mengayomi seluruh kru dengan baik. Aku nyaman berada di bawah kepemimpinannya."

Jungkook tersenyum dan mengangguk setuju. Taehyung menyesap air mineralnya sebelum berkata.

"Tidurlah, Jungkook. Besok kita harus berangkat pagi-pagi."

"Kau juga, Kak Taehyung."

Taehyung tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau duluan saja. Aku takkan tidur jika kau belum tidur."

Seketika pipi Jungkook kembali merah. Ia menunduk dan mengangguk pelan, kemudian mulai menyandarkan tubuhnya.

"Selamat malam, Kak Taehyung."

"Selamat malam, Jungkookie."

Jungkook tersenyum dan membalikkan badannya membelakangi Taehyung. Rasanya ia ingin menjerit saja. Barusan Taehyung memanggilnya Jungkookie! Ah, manis sekali! Jungkook jadi sulit tidur kini memikirkannya.

Taehyung menghela napas dan menatap langit-langit jet pribadi Namjoon. Ia melipat bibirnya dan melirik Jungkook yang tidur di sebelahnya. Taehyung merasa aneh dengan dirinya sendiri. Entah mengapa hatinya berdebar ketika melihat senyum dan tawa Jungkook. Ia akui bahwa Jungkook memang sangat manis dan baik, namun ia tidak dapat mengerti mengapa sejak tadi hatinya berdebar kencang.

Ia tidak mungkin move on secepat itu, bukan?

-

Jimin bersandar di kursi penumpang seraya menarik napas panjang. Matanya terbuka, memerhatikan Jungkook dan Taehyung yang sedang mengobrol akrab. Ia memiringkan kepalanya, berpikir.

Bagaimana bisa Jungkook benar-benar lupa akan Taehyung?

Apa Jimin harus menyadarkan Jungkook bahwa Taehyung yang ia kenal sekarang adalah Taehyung yang ia sukai dulu? Namun di satu sisi, Jimin tidak ingin membuat Jungkook terluka lagi seperti dulu.

Apa yang harus Jimin lakukan?

-

Namjoon menyimpan tasnya di sofa ruang tamu Seokjin dan menghela napas. Ia melihat ke sekeliling. Apartemen Seokjin memang sederhana namun sangat rapi dan bersih.

"Kami akan tidur di kamar itu. Kau dan Soobin bisa tidur di kamar satunya lagi."

Namjoon mengangguk pada Hoseok yang sedang memindahkan barang-barangnya ke kamar. Namjoon menunduk melihat Soobin yang tangannya masih ia genggam. Ia berlutut dan membelai rambut Soobin seraya tersenyum lembut.

"Soobin ingin mandi?"

"Tapi biasanya Soobin mandi dengan Papa.."

Namjoon sedih melihat Soobin yang merindukan papanya. Ia berusaha tersenyum dan memeluk Soobin erat.

"Sekarang, Daddy yang menggantikan Papa.

Soobin tersenyum kecil pada Namjoon dan mengangguk pelan. Namjoon terkekeh dan menggendong Soobin menuju kamar mandi.

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang