45. Plan

4.7K 563 52
                                    

(Slightly 🔞🔞 scene in the end of the chapter! For underage readers please skip that part, thank you so much!🥰)

Seokjin menatap ketiga passport yang ada di tangannya. Ia tersenyum dan menengok ke belakang, melihat Namjoon yang sedang menggendong Soobin. Sedari tadi Soobin tak berhenti berceloteh dan bertanya banyak hal pada kedua orangtuanya itu.

"Daddy, mengapa semua orang yang ada di sini membawa koper besar?"

"Karena mereka hendak bepergian, sayang."

"Bepergian? Ke mana? Mengapa mereka tidak memberitahu Soobin?"

Namjoon terkekeh pelan mendengar pertanyaan Soobin. Ia mengecup pipi Soobin gemas. Soobin menjerit pelan dan kembali melihat ke sekelilingnya.

"Daddy, siapa orang-orang itu?"

"Hm? Orang-orang berseragam rapi itu? Mereka itu pilot, sayang. Mereka nanti yang akan mengantar kita ke Hawaii."

Soobin menatap segerombolan pilot itu dengan takjub. Matanya membulat sempurna.

"Soobin ingin menjadi pilot!"

"Benarkah itu, sayang? Daddy sangat bangga padamu."

Soobin mendengkur pelan mendengar pujian Namjoon itu. Ia menenggelamkan wajahnya di bahu Namjoon sambil sesekali mengintip malu-malu pada segerombolan pilot yang perlahan menghilang dari pandangan.

"Sudah selesai jalan-jalannya?"

Namjoon tersenyum dan mengecup bibir Seokjin singkat. Ya, Namjoon tadi mengajak Soobin jalan-jalan di sekitar bandara karena Soobin bosan dan rewel, sedangkan Seokjin duduk di ruang tunggu sambil menjaga barang-barang mereka. Namjoon duduk di sebelah Seokjin dan membiarkan Soobin turun. Soobin memanjat naik ke pangkuan Seokjin dan menatapnya dengan mata yang berbinar-binar.

"Soobin ingin menjadi pilot!"

"Ah, benarkah itu? Soobin ingin menjadi pilot?"

Soobin mengangguk mantap sambil terus menatap Seokjin, memberikan keyakinan untuknya. Seokjin tersenyum dan memeluk anak semata wayangnya itu dengan erat.

"Papa sangat bangga padamu, Soobin. Soobin pasti bisa menjadi pilot."

Soobin tertawa seraya mengeratkan pelukannya pada papanya itu. Ia memposisikan duduknya di atas pangkuan Seokjin dan kembali bermain dengan Mr. Bunny, boneka kelincinya.

"Kapan kita akan berangkat, Seokjin?"

"Kita akan dipanggil lima belas menit lagi, sayang."

Namjoon menghela napas dan mengerucutkan bibirnya. Seokjin tak bisa menahan tawanya pada Namjoon yang merajuk seperti anak kecil itu.

"Sayang, sudah kubilang kita naik jet pribadi saja.. Jadi kita tak perlu menunggu seperti ini."

"Tema bulan madu kita adalah family trip, bukan? Maka dari itu kita tidak naik jet pribadi, sayang."

"Tapi tetap saja-"

Dengan segera Seokjin mengecup bibir Namjoon singkat agar Namjoon berhenti mengeluh. Ketika Seokjin menjauhkan bibirnya, Namjoon masih mematung. Namun sedetik kemudian ia mengerucutkan bibirnya lagi dan kembali merajuk. Seokjin terheran-heran dibuatnya.

"Ada apa lagi, sayang?"

"Ciumannya kurang lama!"

-

"Daddy! Papa! Di sini!"

Dengan segera Namjoon berlari mengejar Soobin dan mengangkatnya tinggi ke udara. Soobin menjerit-jerit senang ketika Namjoon memutarnya di udara. Ia segera menenggelamkan wajahnya ketika Namjoon memeluknya. Soobin mengulurkan tangannya pada Seokjin yang berada di belakang Namjoon.

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang