35. Miracle

5.7K 707 111
                                    

(Listen to your favourite sad songs for better experience!>< Long chapter ahead!

Sedikit penjelasan:
- tulisan yang bercetak miring: yang terjadi di alam bawah sadar Seokjin.
- semuanya terjadi di waktu yang sama

Enjoy! Maaf kalo bikin bingung..)

Seokjin membuka mata. Ia mengerjapkan matanya karena ada cahaya yang menyinarinya tepat di wajah. Perlahan ia bangkit dan melihat ke sekelilingnya. Hampa, tidak ada apapun. Ia menunduk, melihat pakaiannya sendiri. Ia memakai baju lengan panjang berwarna putih dan celana panjang berwarna senada dengan bajunya. Tidak, ia tidak memakai alas kaki.

"Di mana aku? Tempat apa ini?"

Seokjin menengadah dan tiba-tiba ada pintu besar berwarna putih tak jauh dari tempat ia berdiri. Ia memiringkan kepalanya. Pintu apa itu? Perlahan ia menghampiri pintu itu dan mengangkat tangannya, hendak membukanya. Ketika ia memegang gagang pintu tersebut, tiba-tiba ia menjerit keras. Gagang pintu itu sangat panas hingga membuat ia langsung menjauh. Seokjin meringis kesakitan.

"Pintu apa ini sebenarnya?"

Seokjin masih penasaran dengan pintu tersebut. Perlahan ia kembali membuka pintu itu tanpa mempedulikan rasa terbakar di tangannya. Ia masuk ke dalam dan tiba-tiba ia melihat dirinya sendiri sedang duduk si cafetaria kampusnya dulu.

"Oh, ini sangat familiar."

Benar saja. Tiba-tiba Jackson, teman kampusnya dulu menghampirinya dan menggodanya. Seokjin melihat dirinya sendiri digoda oleh Jackson.

Kilas balik. Seokjin mengalami kilas balik.

Seketika tubuh Seokjin bergetar. Jika ia mengalami kilas balik, itu berarti Seokjin akan melihat dirinya sendiri digoda oleh Jackson, dijadikan bahan taruhan olehnya dan Namjoon, didekati olehnya, bercinta dengannya, diklaim dan dipasang knot olehnya. Benar saja. Semua kilas balik itu terjadi begitu cepat di hadapannya. Tentu saja ia melihatnya. Seokjin melihat semuanya.

"Tidak...tidak..."

Seokjin tidak menginginkannya. Ia tidak ingin melihat kilas balik ini. Perlahan ia melangkah mundur ketika adegan di club kala itu muncul. Ia melihat dirinya sendiri didorong oleh Namjoon hingga terhempas ke lantai dan ia diseret oleh keamanan keluar club. Seokjin tidak sanggup melihatnya.

"Hentikan.."

Seokjin membuka matanya dan kini adegan dirinya yang mengetahui bahwa ia mengandung sedang terjadi. Seokjin meremas dadanya yang terasa sesak. Ia melihat perjuangan dirinya sendiri yang tengah mengandung, menahan seluruh rasa sakit sendirian, terbangun tengah malam karena merasa mual, harus bekerja di tengah kandungannya yang kian membesar. Ia melihat perjuangan dirinya sendiri melahirkan anaknya, Soobin, ke dunia tanpa alphanya. Ia melihat perjuangan dirinya yang bekerja keras demi menafkahi dirinya dan Soobin sendirian. Pipi Seokjin sudah basah karena air mata. Seluruh kilas balik ini benar-benar membuatnya sedih.

Kemudian Seokjin melihat dirinya sendiri yang bertemu Namjoon di kantornya untuk pertama kalinya selama lima tahun. Ia melihat dirinya diperlakukan tidak baik oleh Namjoon. Seokjin melihat dirinya sendiri didorong ke dinding kemudian dicekik oleh Namjoon. Seokjin menangis sejadi-jadinya.

"Tidak..hentikan.."

Seokjin menutup telinganya ketika ia mendengar dirinya sendiri menjerit kesakitan karena dicekik oleh Namjoon. Seokjin berbalik dan berlari mencari pintu putih tersebut. Ia sudah tidak tahan lagi. Ia ingin segera keluar dari segala kenangan buruk ini.

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang