21. He Found Out

5.4K 657 100
                                    

Seokjin menghela napas ketika teleponnya tidak diangkat oleh Taehyung. Ia menurunkan ponsel dari telinganya dan duduk bersandar di sofa. Tiba-tiba terdengar suara langkah kecil menghampirinya. Seokjin tahu persis siapa yang datang padanya.

"Papa!"

Soobin memanjat sofa dengan kaki mungilnya dan menghambur ke pelukan papanya. Seokjin tersenyum dan mengecup kepala Soobin sayang. Ia membiarkan Soobin duduk di pangkuannya dan bersandar di dadanya dengan nyaman. Seokjin mengelus rambut anaknya lembut.

"Apakah anak kesayangan Papa bersenang-senang hari ini?"

"Tentu saja, Papa!"

"Soobin tidak nakal hari ini di taman kanak-kanak, bukan?"

"Tidak, Papa!"

Seokjin terkekeh pelan dan kembali mengecup pucuk kepala Soobin. Soobin mendesah dan memejamkan matanya, menikmati belaian lembut papanya.

"Papa..bolehkah Soobin meminta satu permintaan?"

"Seribu permintaan pun boleh, Soobin."

Soobin terkekeh pelan dan memeluk papanya kian erat. Seokjin ikut tertawa dan penasaran dengan permintaan anaknya itu. Lagi pula, ini pertama kalinya Soobin berkata seperti itu.

"Apa permintaanmu itu, sayang?"

"Aku ingin dibuatkan kue cokelat lagi, Papa."

Seokjin sontak tertawa dan memeluk anak semata wayangnya itu kian erat. Astaga, anaknya itu sangat manis! Seokjin tidak tahan dengan keimutan Soobin. Lagi pula, siapa yang tahan dengan keimutan anaknya itu? Soobin is so precious.

"Kau ingin dibuatkan berapa potong kue cokelat, hm? Seribu? Dua ribu?"

Soobin tertawa riang dan berjingkrak-jingkrak di pangkuan papanya. Ia memukul-mukul pelan dada papanya seraya tersenyum lebar, menampilkan gigi mungilnya yang berderet rapi.

"Itu terlalu banyak, Papa!"

Seokjin kembali tertawa dan mendudukkan Soobin kembali di pangkuannya. Soobin memeluk papanya seraya menarik napas dalam, mencium aromanya. Entah mengapa ia sangat nyaman dan merasa terlindungi jika ia mencium aroma papanya dalam-dalam. Aroma papanya membuatnya tenang dan nyaman.

Namun Soobin bisa mencium aroma orang lain dalam aroma papanya. Aroma itu asing baginya.

Entahlah, Soobin tidak mengerti. Soobin belum mengerti.

-

Yoongi mengaduk kopi di hadapannya seraya melihat ke luar jendela, mencari seseorang yang sedang ditunggunya bersama suaminya. Suaminya, Hoseok, bergerak gelisah di kursinya. Ia tak sabar ingin bertemu dengan orang ini.

"Dasar orang sibuk, Jimin telah terlambat selama setengah jam!"

"Namanya juga dokter, tentu saja ia pasti sibuk, sayang."

Hoseok mengerucutkan bibirnya dan menghela napas. Ia hendak bersandar pada kursi sebelum tiba-tiba namanya dipanggil oleh suara yang tak asing baginya.

"Hoseok? Yoongi?"

Sontak Hoseok dan Yoongi mendongak dan mata mereka membulat begitu melihat siapa yang baru saja menyapa mereka. Mereka tidak percaya ini.

"Jackson?!"

-

"Wah, ternyata kalian sudah memiliki anak sekarang? Pasti anak kalian manis sekali! Berapa anak yang sudah kalian miliki? Tiga? Lima?"

Jackson, teman semasa kuliah mereka kini duduk di hadapan mereka seraya mengaduk kopinya. Ia pun tak menyangka akan bertemu dengan teman-teman lamanya di coffee shop ini.

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang