27. Don't Worry

6.1K 680 63
                                    

(Listen to your favourite sad songs for better experience!><)

Namjoon menatap kosong koper berisi uang di hadapannya. Ia menghela napas dan memejamkan matanya.

"Aku harus bagaimana sekarang?"

Seokjin mengembalikan seluruh uang yang Namjoon bayarkan untuk biaya apartemennya dan biaya taman kanak-kanak Soobin. Hoseok yang memberikannya pada Namjoon. Namjoon mengutuk dirinya sendiri mengapa ia harus datang ke rapat bodoh itu. Jika ia tahu Seokjin akan datang hari ini, tentu saja ia akan membatalkan seluruh kegiatannya dan menunggu Seokjin di kantornya. Atau bahkan, ia akan menyuruh Seokjin untuk tidak mendatanginya, namun ia sendiri yang mendatangi Seokjin. Namjoon tidak ingin merepotkan omeganya.

Sayangnya, Namjoon tidak tahu.

Namjoon menutup koper tersebut dan menyimpannya di lantai, berencana akan memasukkan uang itu ke dalam tabungannya. Atau mungkin ia akan membuat deposito dengan uang tersebut. Atau mungkin ia akan berinvestasi pada perusahaan yang menjanjikan. Jika meraih keuntungan, tentu saja uang itu akan ia simpan baik-baik untuk Seokjin. Pokoknya, ia takkan menggunakan uang itu untuk dirinya sendiri. Uang itu sudah Namjoon putuskan untuk menjadi milik Seokjin seutuhnya, meskipun Seokjin sudah menolaknya. Ya, Namjoon memang keras kepala.

Tiba-tiba alpha dalam diri Namjoon melolong sedih. Namjoon tersentak kaget dan tiba-tiba badannya kaku. Ia jatuh tersungkur ke lantai dan seluruh tubuhnya terasa sakit. Kepalanya berdenyut hebat, sakit sekali, begitu pun dengan sekujur tubuhnya. Ia berusaha mengambil napas sebanyak-banyaknya, namun entah kenapa ia tidak bisa. Dadanya terasa sesak, lehernya seperti tercekat oleh sesuatu.

Ada apa ini?

Begitu pun dengan alpha dalan dirinya. Alphanya juga merasakan sakit yang luar biasa seperti ini. Alphanya melolong sedih dan meringis kesakitan.

Satu hal yang Namjoon tahu, ini pasti karena ikatan dengan omeganya. Tidak mungkin ia tiba-tiba merasa seperti ini jika bukan karena ikatan antara alpha dalam dirinya dan omeganya. Omeganya, Seokjin.

Itu berarti Seokjin sedang merasa kesakitan. Seokjin dalam bahaya.

Namjoon berusaha bangkit, namun ia tidak bisa. Ia berusaha mengumpulkan kekuatannya, namun tetap ia tidak bisa bangkit. Tak terasa air mata turun membasahi pipinya.

Namjoon menangis bukan karena rasa sakit tubuhnya. Hell, tubuhnya memang sakit luar biasa namun ia bisa menahan rasa sakit ini. Namjoon menangis karena ia khawatir dengan Seokjin. Seokjin sedang dalam bahaya, ia sedang tertimpa sesuatu. Itu pasti. Namun Namjoon tidak tahu apa yang sedang menimpa Seokjin.

Namjoon khawatir, benar-benar khawatir.

-

Taehyung memarkirkan mobilnya secara kasar. Ia menyambar tasnya dan menggendong Soobin yang sedari tadi menangis. Dengan cepat ia keluar dari mobilnya dan berlari menuju unit gawat darurat sebuah rumah sakit. Taehyung tak peduli dengan pandangan orang-orang yang melihatnya dengan tatapan aneh. Taehyung terus berlari hingga ia berhenti di depan meja informasi.

"Kim...S-Seok.."

Taehyung terengah-engah, mencoba mengambil napas dalam-dalam. Suster yang berjaga di situ menatapnya heran sekaligus prihatin.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa mendengar Anda dengan jelas-"

"Kim Seokjin! Kecelakaan..baru saja dibawa ke unit gawat darurat.."

Suster tersebut langsung mengerti dan dengan cepat ia segera mencari nama Kim Seokjin di daftar nama pasien. Ia memanggil seorang suster lagi untuk mengantarkan Taehyung dan Soobin menuju tempat di mana Seokjin berada sekarang.

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang