8. ⚠ He Doesn't Want It ⚠

5.4K 614 31
                                    

(Listen to your favourite sad songs for better experience!>< warning: suicide attempt. Feel free to skip the part if you are uncomfortable with it.)

Namjoon menghela napas dan menolehkan kepalanya ke luar jendela. Jam menunjukkan pukul delapan malam dan ia mengemudikan mobilnya entah ke mana. Serigala dalam tubuhnya tak berhenti melolong sedih dan Namjoon tak tahu mengapa. Serigala dalam tubuhnya sedang merasa sedih dan kehilangan, namun diri Namjoon sendiri tak merasakan hal itu. Serigala dalam tubuhnya memaksa Namjoon untuk mencari apa sebabnya ia menjadi begini. Maka dari itu ia berkendara tanpa tahu arah seperti ini.

Namjoon berusaha menenangkan serigala dalam dirinya dan meyakinkannya bahwa itu hanya perasaannya saja. Namjoon baik-baik saja dan serigalanya tak perlu mencemaskan apapun. Namjoon melipat bibirnya dan membanting stir, kembali ke rumahnya.

Serigala dalam dirinya kembali melolong sedih.

-

Namjoon menatap makan siangnya dengan enggan. Sejak malam itu perasaannya jadi tidak enak. Ia jadi sulit tidur dan tidak bernafsu makan.

Yoongi dan Hoseok saling tatap. Mereka mengangkat kedua alisnya ketika melihat Namjoon yang menjadi murung seperti itu.

"Namjoon? Ada apa?"

Namjoon menghela napas dan menopang kepalanya dengan tangan kanannya. Ia menatap serius pada kedua sahabatnya itu.

"Entahlah, aku merasa tidak enak akhir-akhir ini. Serigala dalam tubuhku terus melolong sedih tanpa aku tahu penyebabnya. Aku jadi sulit tidur karenanya, memikirkan apa yang terjadi pada serigala dalam diriku ini. Aku benar-benar tak merasakan apapun, tidak seperti serigalaku ini."

Yoongi memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak. Ia memutar-mutar sendok di tangan kanannya.

"Serigalamu itu sedang sedih akan sesuatu. Apa sesuatu telah terjadi padamu akhir-akhir ini, Namjoon?"

Namjoon mengernyitkan dahi, berusaha mengingat kejadian yang berarti baginya dan serigalanya akhir-akhir ini. Ia menggeleng pelan.

"Kurasa, tidak ada hal penting yang terjadi padaku dan serigalaku akhir-akhir ini, Yoongi."

"Kau yakin?"

"Aku benar-benar yakin."

-

Seokjin membuka matanya dan langsung disambut oleh sorot cahaya lampu yang terang. Ia mengerang dan melindungi matanya dari cahaya tersebut.

"Seokjin?"

Seokjin menoleh dan melihat Taehyung menatapnya dengan cemas. Taehyung menghela napas lega.

"Akhirnya kau siuman. Sebentar, kupanggilkan suster.."

"Tidak usah, Taehyung."

Taehyung yang sudah berdiri hendak memanggil suster pun mengangguk pelan dan kembali duduk. Ia mengelus poni Seokjin dan tersenyum lembut.

"Bagaimana kondisimu? Sudah lebih baik?"

"Apa yang terjadi, Taehyung? Apakah ini rumah sakit?"

"Ya, ini rumah sakit. Kau tiba-tiba pingsan saat bekerja dan rekanmu membawamu ke sini. Ia pulang begitu aku sampai di sini."

Seokjin menghela napas dan kembali memejamkan matanya. Taehyung berdiri dan mengambil segelas air minum untuk Seokjin. Seokjin segera meminumnya sampai habis. Tiba-tiba pintu di belakang mereka terbuka.

"Ah, kau sudah siuman rupanya."

"Seokjin baru saja siuman, dokter."

"Baru siuman? Berarti, kau belum memberi tahunya?"

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang