12. Should I?

4.9K 618 27
                                    

Namjoon mengerang dan memijit kepalanya. Semalam ia bermimpi aneh. Dalam mimpinya, ia bertemu dengan seseorang yang sedang berjalan bersama anaknya. Ia sangat ingin mengejar mereka namun entah kenapa ada yang menahannya. Ia hanya bisa menatap mereka dari jauh dan entah mengapa ia merasa sedih, sedih sekali.

Namjoon menghela napas dan mengusap pipinya yang basah karena air mata. Ia tak sadar jika ia menangis. Namjoon kembali menghela napas dan menyambar handuknya. Ia berharap mandi dapat membawa pergi segala kegalauannya.

-

"Aku bisa menjemput Soobin nanti siang."

Seokjin yang sedang memotong apel itu langsung menoleh pada Taehyung yang sedang menopang dagunya dengan cengiran lebar. Seokjin tersenyum.

"Benarkah? Kau tidak sibuk?"

"Tidak. Lagi pula, aku akan membatalkan seluruh janji dan jadwalku jika itu berhubungan denganmu dan Soobin, Seokjin."

Pipi Seokjin bersemu merah mendengar pernyataan Taehyung. Seokjin terkekeh pelan dan kembali fokus memotong apel.

"Baiklah kalau begitu. Tolong jemput Soobin, ya?"

"Baik, sayang."

Lagi-lagi pipi Seokjin bersemu merah. Taehyung terkikik geli dan berdiri menghampiri Seokjin. Perlahan Taehyung memeluk pinggang ramping Seokjin dan menenggelamkan wajahnya di bahu lebar Seokjin. Ia mencium aroma Seokjin dalam-dalam. Seokjin menghela napas dan tersenyum kecil.

"Seokjin?"

"Hm?"

"Kau belum memakai parfum?"

Seokjin menepuk jidatnya. Ia lupa belum memakai parfumnya hari ini. Seokjin selalu memakai parfum untuk meredam aroma Namjoon yang menempel di tubuhnya. Ia memakai parfum vanilla, yang merupakan aroma asli tubuhnya. Seokjin melakukan hal itu untuk menutupi dirinya yang sudah memiliki alpha. Ia juga menutup tanda bekas gigitan Namjoon dengan concealer agar tidak terlihat.

"Ah, aku lupa.."

Taehyung mencium leher Seokjin sejenak dan melepas pelukannya. Taehyung menunduk dan menghela napas. Taehyung sadar dan kembali pada kecemasannya selama ini.

Sebesar apapun cinta Taehyung pada Seokjin, Seokjin tidak akan pernah bisa menjadi miliknya. Seokjin telah menjadi milik Namjoon.

Tapi, tidak ada yang tidak mungkin, bukan?

-

"Paman Taehyung?"

Soobin menatap Taehyung dengan mata bulatnya. Taehyung tersenyum lebar dan melambaikan tangan pada Soobin. Soobin berlari kecil menghampiri Taehyung dan Taehyung langsung menggendongnya.

"Aigoo, Soobin! Bagaimana harimu di taman kanak-kanak? Apa kau bersenang-senang?"

"Ya, Paman!"

"Baguslah kalau begitu. Ayo, kita pulang. Sebelum pulang, Soobin ingin makan siang apa?"

"Soobin ingin makan siang dengan Papa.."

Taehyung terdiam sejenak. Ia mencium kepala Soobin dan tersenyum lebar.

"Papa akan bergabung dengan kita saat makan malam! Sekarang Soobin makan siang dengan Paman Taehyung dulu, ya? Soobin mau 'kan makan siang dengan Paman Taehyung?"

Soobin mengangguk pelan seraya membulatkan matanya. Taehyung terkekeh dan menjawil pipi tembam Soobin dengan gemas.

"Ah, Soobin baik sekali! Sebagai hadiahnya, Soobin boleh makan es krim nanti!"

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang